Pasar Papringan di Temanggung, Jawa Tengah Sukses Membawa Kita ke Dunia Lain

Pasar Papringan di Temanggung, Jawa Tengah Sukses Membawa Kita ke Dunia Lain
info gambar utama

Melihat dunia yang sekarang serba canggih, apapun bisa kita lakukan dengan mudah. Banyak hal yang mungkin tidak terbayangkan oleh generasi sebelum kita terdahulu tentang keajaiban-keajaiban yang terjadi di masa kini.

Beberapa hal diantaranya seperti melakukan berbagai transaksi secara cashless, memesan makanan secara online menggunakan aplikasi, banyak tersedia makanan siap saji dan kemasan dari pabrik, dan banyak hal lainnya yang tentu sangat berbeda dengan kebiasaan generasi terdahulu sebelum kita. Banyak hal yang mereka lakukan dengan cara konvensional.

Namun, kita dapat kembali merasakan nuansa masa lampau itu di Pasar Papringan. Adalah sebuah pasar yang berada di bawah rimbunnya rumpun pohon bambu, atau yang disebut pring dalam Bahasa Jawa. Pasar Papringan ini terdapat di daerah Dusun Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Menggunakan Daging Bebek, Cicipilah Nikmatnya Soto Khas Klaten Ini

Dilansir dari website Jatengprov, Pasar Papringan ini dikelola oleh sekelompok pemuda yang tergabung dalam Komunitas Mata Air di Dusun Ngadiprono, yakni komunitas yang peduli terhadap upaya konservasi lingkungan. Mereka didampingi dan berkonsultasi dengan Singgih Kartono Susilo bersama timnya dari Komunitas Spedagi. Pada mulanya, Pasar Papringan ini dibuat dan dilaksanakan oleh Singgih dan timnya di daerah Kandangan namun hal tersebut hanya berlangsung selama sekitar satu tahun saja.

Kita dapat menikmati Pasar Papringan hanya pada hari Minggu Wage dan Minggu Pon saja. Meskipun demikian, setiap gelaran selalu dibanjiri oleh masyarakat luas yang tidak terbatas pada masyarakat sekitar saja. Memang apa istimewanya Pasar Papringan ini?

Di Pasar Papringan kita bertransaksi menggunakan alat tukar berupa kepingan bambu. Uang tunai kita tukarkan dengan keping bambu sebelum memasuki area pasar dengan kelipatan Rp 2000, Rp 20.000, dan Rp 50.000. Beberapa gelaran terakhir bahkan kita sudah bisa menukar keping bambu secara cashless menggunakan QRIS. Wah, semakin mudah dan praktis!

Dengan keping bambu ini kita bisa merasakan sensasi jual beli yang berbeda tanpa menggunakan alat tukar uang yang sudah biasa kita gunakan. Kepingan-kepingan bambu yang mungkin biasanya tidak sengaja kita temukan itu tidak ada artinya, akan menjadi penting di sini.

Keping bambu | Foto: discoveryourindonesia
info gambar

Apa yang dapat kita beli dengan kepingan bambu? Banyak yang tersedia di Pasar Pasar Papringan ini. Kita dapat berbelanja banyak barang kerajinan bambu dan kuliner khas tempo dulu yang beberapa masih kita jumpai. Kita dapat menikmati sego gono, jajanan pasar dan makanan lainnya menggunakan alas dari daun pisang.

Indonesia Optimis Bisa Kuasai Pasar Kelapa dan Lada Dunia

Kemudian bisa dilanjutkan dengan dawet, jamu, atau minuman lain yang disajikan dengan gelas bambu atau tempurung/batok kelapa. Sungguh nikmat rasanya menikmati kuliner tersebut ketika dilengkapi dengan duduk di bawah rimbunnya kebun bambu dan diiringi dengan syahdunya suara daun bergesekan tersapu angin.

Soto batok | Foto: discoveryourindonesia.com
info gambar

Selain kuliner dan hasil kerajinan, kita dapat membeli hasil bumi masyarakat sekitar. Di antaranya ada cabai, sayuran, tomat, dan buah-buahan yang diperoleh dari lahan warga. Namun untuk menikmati semua itu, ada satu hal yang harus kita perhatikan di Pasar Papringan.

Kita tidak diperkenankan menggunakan kemasan sekali pakai yang tidak mudah terurai seperti plastik. Jika tidak membawa tas belanja dari rumah, kita dapat membeli keranjang di lapak kerajinan. Wadah berupa keranjang tersebut dapat kita gunakan kembali.

Legenda Sumur Upas: Pintu Rahasia Majapahit Menuju Pantai Selatan

Melihat Pasar Papringan yang sangat menarik ini, kita seperti masuk ke dunia lain. Bukan dunia yang sehari-hari kita tempati. Dunia tanpa sampah, kuliner tradisional, alat tukar berupa keping bambu, dan hal unik lainnya. Sehingga tidak hanya warga sekitar yang berkunjung ke sana. Public figure seperti Najwa Shihab dan Mas Menteri Sandiaga Uno pernah mengunjungi langsung pasar ini. Kawan GNFI tertarik mencoba ke sana?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini