Situs Kumitir: Titik Strategis untuk Melacak Posisi Istana Utama Majapahit

Situs Kumitir: Titik Strategis untuk Melacak Posisi Istana Utama Majapahit
info gambar utama

Ikhtiar untuk menguak tabir istana utama atau Wilwatikta Pura Majapahit yang dilakukan para arkeolog masih terus berlanjut. Salah satunya melalui penuntasan ekskavasi Situs Kumitir yang diyakini sebagai istana timur Majapahit milik paman Raja Hayam Wuruk.

Dimuat dari Tribunews, Situs Kumitir ditemukan oleh para arkeolog di area persawahan dan kawasan pembuatan bata merah milik warga, di Dusun Bendo, Desa Kumitir. Awalnya benda purbakala ini ditemukan terdiri dari tumpukan bata kuno.

Tetapi setelah dilakukan ekskavasi (penggalian) awal, terungkap adanya struktur talud atau tembok penahan. Situs purbakala itu kemudian dikenal sebagai Situs Kumitir dan disebut sebagai penemuan terbesar benda purbakala pada 2019.

Mengungkap Isi Prasasti Ampeldento dan Sosok Mahapatih Bernama Mpu Glen

Pada ekskavasi tahap pertama ini menemukan struktur bata sepanjang 21 meter, pada 20 Juni 2019. Bangunan itu melintang di tanah galian di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo.

Sementara itu ekskavasi tahap kedua dilakukan pada 2020 dan eksvasi tahap ketiga dilakukan pada Maret 2021. Adapun ekskavasi tahap keempat diselesaikan September 2021 dan menghasilkan berbagai temuan signifikan.

“Dari ekskavasi diperoleh gambaran tentang dinding pada struktur bangunan seluas sekitar 6 hektare (ha). Dinding itu memiliki panjang 316 meter dengan lebar 203 meter yang pada bagian tengah terdapat bangunan utama yang dinamakan sektor A,B,C, dan D,” ujar arkeolog BPCB Jatm Wicaksono Dwi Nugroho yang dimuat Kompas.

Istana milik paman Hayam Wuruk

Dirinya menjelaskan berdasarkan analisis dari para arkeolog BPCB Jatim, struktur bangunan tersebut diduga merupakan istana Bhre Wengker, paman sekaligus mertua Raja Majapahit, Hayam Wuruk.

Bangunan istana bangsawan tersebut menghadap ke barat yang ditandai dengan temuan gerbang utama yang berada persis di tengah-tengah. Kemegahan banguan ini bisa ditandai dengan adanya pilar setinggi 2,95 meter.

Dirinya kemudian menuturkan bahwa di sudut barat laut ditemukan bastion atau pojok benteng. Temuan-temuan itu memperkuat hipotesis bahwa bangunan itu merupakan istana timur Majapahit.

Situs Wura-Wari: Memori Ketika Pulau Jawa Menjelma Lautan Darah

Kumitir, katanya digambarkan sebagai batas sisi timur dari Kotapraja Majapahit. Karena itu bila dugaan tersebut membuktikan bahwa talud kuno di Kumitir sebagai batas timur Kotaraja Majapahit, maka lokasi keraton akan mudah ditemukan.

“Ibarat main puzzle, kan lebih mudah dari pinggir dari pada memulainya dari tengah,” jelasnya.

Situs Kumitir tidak berada jauh dari Candi Tikus dan Candi Bajang Ratu di Trowulan. Kedua candi itu berada di sebelah barat Situs Kumitir, berjarak sekitar 3 kilometer. Hal ini membuat tempat ini cukup strategis.

Kumitir dalam catatan sejarah

Penamaan Kumitir diambil dari nama desa itu ditemukan. Tetapi hal yang menarik adalah dalam catatan sejarah, Kumitir telah disebut. Misalnya dalam Negarakertagama menyebutkan Kumitir sebagai istana ajaib Bhre Wengker dan Rani Dhaha.

Sementara itu Kitab Pararaton menyebut Kumitir sebagai kumeper, tempat pendharmaan Mahesa Cempaka, putra Raja pertama Raden Wijaya yang juga paman dari Bhre Wengker, Tetapi tidak dijelaskan bahwa Kumitir ada di Trowulan.

Sekelumit Kisah Candi untuk Peribadatan Nenek Moyang di Halimun Salak

Adapun dalam Kidung Wargasari dikisahkan seorang tokoh bernama Wargasari yang melewati Kumitir dalam perjalanan menuju Wilwatikta Pura. Dari kidung inilah muncul kecurigaan bahwa Kumitir merupakan bagian dari ibu kota Majapahit.

Wicaksono menyatakan tidak mudah menyelesaikan ekskavasi Situs Kumitir karena berbagai tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan pendanaan. Namun hal ini disiasati dengan berbagai bantuan pendanaan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini