Prinsip Pasompe: Budaya Kerja Keras Para Perantau Bugis di Tanah Rantau

Prinsip Pasompe: Budaya Kerja Keras Para Perantau Bugis di Tanah Rantau
info gambar utama

Para tetua Bugis-Makassar mengutarakan Resopa temmangingi, matinulu, namalomo naletei pammase Dewata sewwa-E. Hal ini memiliki arti yakni Rahmat berupa kesejahteraan dari Tuhan Yang Maha Esa hanya bisa diraih melalui kerja keras, gigih, dan ulet.

Masyarakat Bugis-Makassar memiliki semangat kerja keras yang kerap dilafalkan sebagai makkareso. Semangat ini tak hanya diwujudkan dalam bentuk kerja keras di kampung halaman tetapi juga di mana saja.

Dimuat dari Kompas, istilah Sompe diambil dari bahasa Bugis yang memiliki arti berlayar. Hal ini memang lazim digunakan oleh masyarakat Bugis yang kerap berpergian jauh dengan menggunakan kapal layar.

Jatuhnya Kerajaan Gowa dalam Kronik Diaspora Orang Bugis ke Seluruh Nusantara

“Maka orang yang berlayar untuk berpergian jauh meninggalkan kampung halaman demi mencari penghidupan yang lebih baik disebut sompe,” tulis dalam buku tersebut.

Abu Hamid, antropolog dari Universitas Hasanuddin dalam buku Pasompe: Pengembaraan Orang Bugis memaknai pasompe sebagai pelaut-pedagang yang yang berlayar dari pulau ke pulau dan dari negeri ke negeri lain.

Menurutnya Orang Bugis sangat lekat dengan budaya migrasi, hal ini karena ketangkasan mereka dalam berlayar. Ini juga erat dengan hukum pelayaran dan perdagangan, seperti kontrak kerja, perkongsian, upah muatan/penumpang dan utang piutang.

Tercatat dalam sejarah

Hamid mengungkapkan bahwa nenek moyang orang Bugis-Makassar tidak hanya menjelajah di wilayah Nusantara, mereka bisa mencapai Malaysia, Filipina, China hingga mencapai Australia.

Dalam kepustakaan misalnya, terkisahkan beberapa sultan dan pembesar Malaysia adalah keturunan Bugis-Makassar, seperti Sultan Johor, Selangor, Terengganu, dan Pahang. Beberapa dari mereka juga menjadi pembantu raja di wilayah masing-masing

Dirinya juga mengaitkan itu semua dengan epos La Galigo, yakni soal episode pengembaraan dan pelayaran Sawerigading di Kepulauan Nusantara dan China. Muhammad Darwis, sosiolog dari Unhas menyebut semangat ini merupakan naluri.

Tenun Sutra yang Berharga bagi Masyarakat Bugis dalam Pergumulan Kehidupan

“Adrenalin orang Bugis-Makassar untuk hidup lebih baik terlecut ketika dirinya dihadapkan pada tantangan. Kondisi hidup berpahit-pahit dan bersusah-susah sedapat mungkin dikondisikan untuk memacu diri meraih kehidupan lebih baik,” ujar Darwis.

Selain itu, bagi Darwis, semangat survival orang Bugis-Makassar di rantau tidak lepas dari sistem sosial-budaya yang lekat dengan hierarki (kasta), yakni arung (bangsawan/juragan) dan ata (hamba/orang kebanyakan).

Bagi orang kebanyakan yang ingin bebas dari sistem itu, atau setidaknya naik kelas sosial, merantau adalah salah satu pilihan. Kondisi hubungan sebab akibat ini, membuat banyak orang ingin naik.

“Peningkatan taraf hidup seseorang berbanding lurus dengan strata sosial yang disandangnya,” kata ekonom dari Unhas Prof Halide.

Cerita sukses

Haji Syamsudin Tumpa merupakan contoh sukses putra Bugis-Makassar yang sukses sebagai perantau. Di Jayapura, usaha ekspedisi muatan kapal laut yang dirintisnya telah mempekerjakan sekitar 200 warga setempat.

“Kalau saja saya tak merantau ke Papua tahun 1969, mungkin hidup saya tidak berubah, masih tetap bolak-balik naik turun kapal memikul barang,” kenangnya.

Kini di kediamannya di Jalan Gajah Putih, Jayapura secara periodik menjadi tempat berkumpul tokoh masyarakat Asal Sulsel. Tetapi kesuksesannya menjadi orang terpandang tak lah mudah.

Menengok 5 Jenis Gender dalam Masyarakat Bugis yang Eksis Sejak Abad 17

Dirinya harus memulainya dari buruh pelabuhan yang akrab dengan premanisme. Tetapi tekadnya mengubah nasib, membuatnya pada usia 25 tahun meninggalkan Makassar menuju Jayapura.

Di wilayah timur Indonesia, Papua hanyalah satu di antara daerah tujuan orang Bugis Makassar. Di wilayah tengah dan barat, tak sedikit perantau Bugis-Makassar yang bisa ditemukan di kota-kota pesisir Kalimantan dan Sumatra.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini