Kabar Harimau Sumatra Mati Tercekik, Ironi Konflik dengan Manusia di Aceh?

Kabar Harimau Sumatra Mati Tercekik, Ironi Konflik dengan Manusia di Aceh?
info gambar utama

Seekor harimau sumatra ditemukan mati di area perkebunan warga di Desa Bukit Meueh, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh pada Sabtu, (11/3/2023) sekitar pukul 09.00 WIB.

“Harimau itu mati dalam kondisi terjerat. Tapi untuk kepastian penyebabnya, tim dokter hewan BKSDA Aceh masih melakukan nekropsi,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Gunawan Alza yang dimuat Merdeka.

Dirinya menyatakan pihak BKSDA belum bisa memberikan keterangan soal berapa usia dan jenis kelamin harimau itu. Dia juga belum bisa memberi keterangan apakah satwa dilindungi tersebut mati akibat masuk dalam jerat pemburu.

Menengok Pelepasliaran Putri Singgulung, Harimau Sumatra dari Solok

Gunawan menjelaskan setelah mendapatkan informasi kematian harimau, petugas BKSDA Aceh Wilayah II, Kesatuan Pengelolaan Hutan 6, Forum Konservasi Leuser (FKL), dan Wildlife Conservation Society (WCS), langsung merespons dengan mendatangi lokasi.

“Juga dibantu TNI dan kepolisian melakukan pengamanan tim dokter BKSDA melakukan nekropsi,” ujarnya.

Dia kemudian mengimbau warga tetap tenang namun perlu berhati-hati, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar lokasi kejadian, sebab dikhawatirkan masih ada harimau lainnya yang berkeliaran di sana.

Masih diselidiki

Kasubbag Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Erwan Candra Jaya mengatakan, TIM BKSDA Seksi Wilayah II, Resor, KPH 6, Polsek, dan Koramil didukung oleh Wildlife Conservation Society (WCS) telah merespon kabar itu.

“Tim BKSDA Telah melakukan pengamanan di lokasi kejadian sambil menunggu kedatangan tim dokter hewan BKSDA untuk melakukan nekropsi dan menentukan penyebab kematian harimau tersebut,” kata Erwan.

Erwan menjelaskan masih melakukan penyelidikan terkait kasus kematian satwa langka tersebut. BKSDA Aceh menyerukan kepada masyarakat untuk tidak melakukan perburuan liar dan turut serta dalam upaya konservasi hewan liar yang dilindungi.

Upaya Selamatkan Harimau Sumatera dari Kepunahan oleh Berbak Sembilang

“Kami akan terus memantau kondisi alam sekitar dan mengambil tindakan preventif untuk melindungi keanekaragaman hayati di daerah ini. Karena Harimau Sumatra, yang merupakan spesies yang dilindungi, terancam kepunahan akibat perburuan ilegal dan hilangnya habitat alaminya,” katanya.

Konflik harimau

Sebelumnya pada Februari lalu, harimau sumatra juga ditemukan mati di kebun warga di Desa Peunaron Lama, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh. Tidak jauh dari bangkai harimau itu ditemukan tiga bangkai kambing.

“Ada serbuk dalam kemasan di lokasi kematian,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Kamaruzzaman yang dinukil dari Kompas.

Meski belum terkonfirmasi jenis serbuk, pada kemasan serbuk itu tertulis racun insektisida merk Curater. Kuat dugaan harimau itu mati setelah memangsa kambing dan racun. Tetapi kasus ini sedang ditengahi oleh kepolisian.

Lanskap Sembilang: Mangrove, Harimau, dan Harapan Nyata Masyarakat

“Saat ini tim dokter hewan sedang menuju lokasi untuk melakukan nekropsi,” katanya.

Dua kasus tersebut memperpanjang daftar kematian harimau di Aceh. Pada catatan Lembaga Suar Galang Keadilan (LSGK) mencatat ada 19 harimau sumatra mati sejak 2019-2022, mayoritas karena perburuan.

International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) memasukkan harimau dalam kelompok satwa yang kritis atau selangkah lagi menuju kepunahan. Populasinya diperkirakan 500-60 ekor yang tersebar di hutan Pulau Sumatra.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini