Gua Gembyang, Tempat Bertapa Raden Wijaya yang Dikeramatkan

Gua Gembyang, Tempat Bertapa Raden Wijaya yang Dikeramatkan
info gambar utama

Gua Gembyang yang berada di Lereng Gunung Welirang dan Gunung Penanggungan menyimpan panorama yang berbalut misteri. Aura mistis yang kental akan pengunjung rasakan ketika memasuki gua tersebut.

Gua eksotis ini berada di kawasan Desa Kuripansari, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto ini memang memiliki daya pikat tersendiri. Nuansa mistisnya yang kental membuat tempat ini tidak pernah sepi dari pelaku ritual.

Tetapi gua yang terletak di ketinggian 600 mdpl ini membuatnya menjadi salah satu spot petualangan di Mojokerto. Penjaga Gua Gembyang, Sabar Supardi menjelaskan nuansa mistis itu.

Gua Lowo, Gua Terpanjang se-Asia Tenggara

Dirinya menyatakan Gua Gembyang telah dijaga oleh keluarganya secara turun temurun. Padahal gua tersebut jelasnya awalnya digunakan sebagai tempat berteduh oleh masyarakat pada masa silam.

“Gua ini memang sudah dijaga turun temurun. Saya generasi ke 12 yang sekarang menjaganya. Tidak ada apa-apa di sini,” katanya yang dinukil dari Tugu Jatim.

Sejarah Gua Gembyang

Dia menjelaskan bahwa asal mula nama Gua Gembyang diambil dari nama Dusun Gembyang, Desa Kuripansari, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Dia menyebut kawasan gua secara administratif masuk dalam kawasan Dusun Gembyang.

Sabar menyatakan para pengunjung bisa melihat adanya tiga lubang gua. Untuk gua di tengah akan menembus sisi kanan gua yang lebih kecil. Lalu di sebelah kiri, ada gua kecil yang tidak sedalam gua-gua lainnya.

“Yang tengah besar itu gua utama. Untuk yang lainnya ada yang tembus, di sisi kiri tidak tembus,” tambahnya.

Dengan Bangga Penampil dari 6 Negara Menarikan Tarian Indonesia

Irvian, seorang warga sekitar menyatakan bahwa gua tersebut adalah tempat pertapaan Raden Wijaya, sebelum menjadi Raja Majapahit. Selain itu, gua ini juga dipercaya sebagai tempat turunya wangsit kepada Raden Wijaya.

Legenda dan cerita lainnya adalah Gua Gembyang menjadi salah satu tempat berlindungnya Erlangga, putra dari Raja Udayana dari Kerajaan Bedahul, Bali. Karena itu ketika pernikahannya terjadi serangan dari Raja Dharmawangsa.

Banyaknya cerita legenda dan mistis di sana membuat para pertapa selalu mendatanginya. Tidak heran banyak yang percaya bahwa bila pertapa meminta secara sembarangan, malah akan mendapatkan petaka di gua tersebut.

Tidak terkait hal mistik

Sabar mengaku tidak pernah mendengar bahwa Gua Gembyang merupakan lokasi pertapaan dari raja di masa lalu. Tetapi dirinya tidak menampik bahwa banyak orang yang melakukan pertapaan di tempat tersebut.

Sabar mengaku sering memarahi pengunjung yang kerap melakukan ritual gaib di tempat itu. Dirinya menyatakan bahwa gua itu perlu dijaga kelestariannya dan tidak perlu melakukan hal-hal di luar nalar manusia.

“Semua bebas ke sini asal tidak membuat keonaran. Mau berkunjung, monggo, mau bakar dupa atau menyan, ya silahkan,” sambung Sabar.

Menjamah Keeksotisan Pantai Sawarna dari Sisi yang Berbeda

Tetapi dirinya menghimbau agar para pengunjung berlaku sopan saat masuk ke gua. Karena ada kepercayaan bahwa bila masuk gua dengan gaduh, orang tersebut bisa gila setelah keluar atau rezekinya akan dibuat seret.

“Saya hanya mengingatkan, jangan membuat gaduh, jadi dijaga betul-betul. Karena kalau buat ramai-ramai tidak jelas, bila sudah keluar dari gua kalau tidak gila, ya rezekinya seret,” tegasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini