Biografi Raden Wijaya: Sejarah Raja dan Pendiri Kerajaan Majapahit

Biografi Raden Wijaya: Sejarah Raja dan Pendiri Kerajaan Majapahit
info gambar utama

Sejarah kegemilangan kerajaan Majapahit masih bisa ditemukan jejaknya melalui berbagai macam peninggalan yang tersebar di Pulau Jawa. Membahas kerajaan yang terkenal dengan sumpah palapanya ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah kehidupan Raden Wijaya yang merupakan sosok raja pertama sekaligus pendiri kerajaan tersebut.

Raden Wijaya sendiri mendapat gelar Sri Kertajasa Jayawardhana dan memerintah kerajaan selama kurun waktu 16 tahun mulai dari 1293 hingga 1309. Sebagai seorang pendiri kerajaan yang begitu melegenda, kisah hidupnya tentu saja layak untuk dipelajari dan diambil sisi positifnya. Mari mengenal sosok penting kerajaan Majapahit ini mulai dari asal-usul hingga akhir kehidupannya.

Asal Usul

Berdasarkan keterangan yang didapat dari naskah Negarakertagama, Raden Wijaya atau yang juga dikenal dengan Sri Kertajasa Jayawardhana merupakan putra dari Dyah Lembu Tal. Jika ditelusuri ke atas lagi, ia ternyata masih memiliki garis keturunan dengan Ken Arok, sang penguasa Kerajaan Singasari.

Jika dituliskan secara detail, kakek dari Sri Kertajasa Jayawardhana ini merupakan anak dari Mahisa Wonga Teleng, yang merupakan putra dari Ken Dedes dan Ken Arok. Jadi, bisa dikatakan bahwa dinasti yang dibangun oleh Ken Arok di Singasari telah berhasil melahirkan keturunan yang nantinya menjadi raja-raja di kerajaan Majapahit dan Singasari itu sendiri.

Sebelum mendirikan kerajaan Majapahit, ia sebenarnya merupakan seorang menantu dari raja terakhir Singasari yaitu Kertanegara yang memimpin dari tahun 1268 hingga 1292. Bahkan, selama di kerajaan tersebut, ia diberi tugas sebagai salah seorang panglima perang atau senopati.

Sementara itu, menurut naskah Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara, Raden Wijaya sebenarnya memiliki nama asli yaitu Sang Nararya Sanggramawijaya. Sang ayah sebenarnya adalah seorang raja dari Kerajaan Sunda Galuh. Sementara itu, seperti yang telah disinggung sebelumnya, ibunya Dyah Lembu Tal merupakan putri Mahisa Campaka dari Singasari.

Pada waktu itu, sang Ibu membawa Raden Wijaya muda kembali ke wilayah Singasari dikarenakan di wilayah Galuh Sunda terjadi pemberontakan. Kisah ini sejalan dengan apa yang tertulis dalam naskah Babad Tanah Jawi. Dalam karangan tersebut, disebutkan bahwa pendiri Majapahit merupakan keturunan Sunda.

Namun, sejarah asal usul pendiri Kerajaan Majapahit ini sampai sekarang masih simpang siur. Beberapa referensi lain seperti Kitab Negarakertagama menyebutkan bahwa Lembu Tal justru adalah seorang laki-laki dan sekaligus cicit dari Ken Arok penguasa Singasari.

Awal Mendirikan Kerajaan Majapahit dan Masa Pemerintahan

Dalam kitab Pararaton, diceritakan bahwa proses pendirian Kerajaan bernama Majapahit ini diawali dari kisah pemberontakan yang terjadi di wilayah Singasari. Pada saat itu, Jayakatwang bersama pasukannya menyerbu wilayah Singasari dengan menggunakan taktik pengalihan.

Kertanegara mengutus panglima perang Singasari yang tidak lain adalah menantunya sendiri untuk menangani pasukan Jayakatwang. Namun, siapa sangka, perintah tersebut justru menjadi awal mula kehancuran Kerajaan Singasari. Kertanegara terbunuh di ibu kota dan tahta jatuh ke tangan Jayakatwang.

Mendengar berita terbunuhnya raja Kertanegara, Raden Wijaya dan pasukannya memutuskan untuk melarikan diri. Demi menghindari kejaran pasukan Jayakatwang, ia dan pasukannya menuju ke arah timur dan bertemu dengan penguasa wilayah Sumenep, yaitu Arya Wiraraja.

Pertemuan tersebut dimanfaatkan oleh keduanya untuk membuat sebuah kesepakatan. Jika mereka berhasil menjatuhkan Jayakatwang, maka masing-masing akan mendapatkan daerah kekuasaan baru.

Setelah membuat kesepakatan, penguasa Sumenep kala itu langsung menyampaikan kepada Jayakatwang bahwa Raden Wijaya telah menyerah dan ingin mengabdikan dirinya untuk membantu pemerintahan Jayakatwang. Tentu saja, itu hanyalah taktik keduanya untuk mengelabui Jayakatwang.

Demi ambisinya untuk balas dendam kepada Jayakatwang, menantu dari Kertanegara tersebut meminta untuk dibangunkan suatu wilayah perburuan di Hutan Tarik. Daerah tersebut sebenarnya berdekatan dengan aliran sungai brantas.
Karena pada waktu itu kawasan tersebut masih berbentuk hutan dan banyak pepohonan di sana sini, Raden Wijaya membuka wilayah tersebut dan menjadikannya sebagai sebuah desa yang layak untuk dihuni.

Menurut cerita, nama “Majapahit” sendiri diambil dari nama buah yang ia temukan di hutan tersebut. Orang-orang disana menamainya dengan buah “maja”. Buah tersebut memiliki rasa yang pahit. Dari situlah kemudian muncul ide untuk menamai daerah tersebut dengan nama “Majapahit”.

Entah bagaimana cara yang dilakukan oleh menantu Kertanegara tersebut sehingga membuat kawasan yang dulunya hutan tersebut menjadi wilayah yang menarik perhatian dari banyak orang.

Setelah sekian lama menunggu kesempatan untuk melakukan balas dendam, akhirnya kesempatan tersebut datang juga. Pada waktu itu, Raden Wijaya berhasil membuat kesepakatan dengan utusan kekaisaran Mongolia. Jika ia berhasil menumpas Jayakatwang dan pasukannya, maka kedepannya ia akan tunduk kepada kekaisaran Mongolia.

Setelah kesepakatan berhasil dibuat, Raden Wijaya dan pasukannya berhasil menjatuhan Jayakatwang dengan bantuan pasukan Kekaisaran Mongolia. Singkat cerita, setelah berhasil membalas dendam, Wijaya justru menyerang balik pasukan Mongol dan berhasil mengusirnya dari tanah Jawa.

Berkat pencapaiannya tersebut, ia memutuskan untuk mendirikan kerajaannya sendiri pada tahun 1293. Kerajaan inilah yang kemudian dikenal sebagai Majapahit yang dikemudian hari mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh wilayah Nusantara melalui Sumpah Palapa.

Keturunan Raden Wijaya

Selama masa hidupnya, pendiri kerajaan Majapahit ini memiliki 5 orang istri. Dimana 4 orang istrinya berasal dari penguasa Singasari yakni Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari, Sri Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Jayendra Dyah Dewi Prajña Paramita, dan Sri Rajendradewi Dyah Dewi Gayatri.

Sedangkan istri terakhir atau kelimanya berasal dari putri raja Melayu yang sebenarnya diberikan sebagai hadiah ke Kerajaan Singasari. Ia bernama Dara Petak atau Indreswari.

Dari Indreswari, Raden Wijaya mendapat seorang putra yang kemudian menjadi anak angkat permaisuri Tribhuwaneswari. Anak ini kemudian diberi nama Jayanegara. Anak inilah yang dikemudian hari nantinya akan mewarisi tahta sang ayah sebagai raja Majapahit kedua.

Sementara itu, dari hubungannya dengan Dewi Gayatri, Wijaya mendapatkan dua orang putri bernama Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Rajadewi Maharajasa.

Akhir Kehidupan Raden Wijaya

Walaupun Raden Wijaya merupakan raja pertama dan memegang kekuasaan tertinggi di wilayahnya, masa pemerintahannya tidak lepas dari pihak-pihak yang ingin menjatuhkannya dari singgasana.

Salah seorang yang sangat bernafsu untuk menjatuhkannya adalah Mahapati. Ia bermain di belakang layar dengan menggunakan taktik adu domba. Berkat taktik tersebut, Raden Wijaya harus berhadapan dengan sahabatnya sendiri yaitu Ranggalawe dan Lembu Sora. Namun, pada akhirnya pendiri Majapahit tersebut berhasil menjatuhkan kedua sahabatnya itu.

Singkat cerita, setelah berhasil memimpin kerajaan Majapahit selama kurang lebih 16 tahun, raja yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana tersebut meninggal dunia pada tahun 1309. Arca Jina di candi Antahpura menjadi saksi sejarah atas kehidupan sang raja pertama kerajaan Majapahit tersebut.

Setelah kepergiannya, tahta kerajaan pun jatuh kepada sang putra yakni Jayanegara yang melanjutkan kepemimpinan sebagai raja Majapahit selama 19 tahun yakni dari tahun 1309 hingga 1328.

Sumber :
https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/19/150000279/raden-wijaya-pendiri-kerajaan-majapahit
https://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Wijaya
https://daerah.sindonews.com/read/1196477/29/sejarah-raden-wijaya-sosok-raja-pertama-kerajaan-majapahit-1694153395
https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/mengenal-raden-wijaya-sebagai-pendiri-kerajaan-majapahit-20fbrmJqWTq
https://tirto.id/siapa-pendiri-majapahit-ini-sejarah-raden-wijaya-sang-raja-pertama-gabP

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Raras Wenny lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Raras Wenny. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

RW
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini