Memori Kota Lama Semarang: Little Netherland yang Tenggelam oleh Zaman

Memori Kota Lama Semarang: Little Netherland yang Tenggelam oleh Zaman
info gambar utama

Pada pertengahan abad ke 18, nama Semarang tersohor sebagai kota modern yang menguasai perdagangan dunia. Kota ini dikendalikan dari sebuah kawasan kecil di pesisir Pantai Utara Jawa yang dijuluki Little Netherland.

Tetapi setelah Belanda pergi, kemegahan kota yang dibangun dari hasil bumi, seperti gula, kapuk, karet, kopra, dan rempah-rempah itu pudar dan nyaris hilang dari ingatan masyarakat Kota Semarang.

Nasi Koyor, Kuliner Lezat Legendaris dari Semarang

John Joseph Stockdale dalam buku Island of Java menjelaskan kawasan ini pernah dijuluki sebagai Venesia dari Timur. Hal ini karena mempunyai kanal dan kail yang menjadi sarana transportasi dari laut menuju perkotaaan.

Pada zaman kolonial di sekitar Jembatan Mberok, dipenuhi oleh kapal pedagang dari Eropa, Tiongkok, India, dan pulau lain di Nusantara, Tetapi kini kali tersebut sudah dipenuhi sedimen, airnya berwarna kehitaman dan menebarkan bau tak sedap.

“Wajah sungai pun tertutup bangunan liar,” ucapnya yang dimuat Kompas.

Bangunan yang hilang

Banjir rob dari waktu ke waktu juga terus memakan semua bangunan peninggalan bersejarah. Padahal dahulu di Jalan Letjen Suprapto dahulunya berjejer gedung bertingkat yang berfungsi sebagai perkantoran, pertokoan, dan rumah tinggal orang kaya.

Hal yang sama juga ada di Jalan Kepodang yang dipenuhi gedung bertingkat untuk kantor perbankan dan perusahaan besar, seperti perusahaan milik raja gula Oei Tiong Ham. Namun kini beberapa bangunan dengan balkon itu sudah lapuk.

Kota Lama Semarang: Sejarah dan Kompleks Bangunan Tua ala Eropa

Remy Sylado dalam novelnya Namaku Mata Hari menuturkan sosok penari keturunan Jawa-Belanda, Mata Hari yang pernah berjalan-jalan di kawasan Kota Semarang. Mata-mata Prancis ini juga konon pernah menari di salah satu gedung pertunjukan.

“Namun lokasi itu kini dikelilingi semak belukar,” jelas Sonya Hellen dan Amanda Putri.

Komitmen

Anggota BP2KL Semarang saat itu, Albertus Kriswandhono mengatakan dari sekitar 250 bangunan di kota lama, sebanyak 105 bangunan masuk dalam daftar cagar budaya yang harus dilestarikan.

“Memprihatinkan, di antara bangunan tua itu banyak yang tinggal legenda,” ucapnya.

Menyusuri Kota Lama Semarang, Little Netherland dengan Beragam Bangunan Khas Eropa

Wali Kota Semarang saat itu, Hendrar Prihadi menegaskan komitmen Pemkot untuk menyelamatkan kota tua dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Rencana dan Tata Bangunan Kota Lama.

Bagi Pemkot Semarang, Kota Tua memiliki arti penting seperti dalam buku Senarai Bangunan dan Kawasan Pusaka Budaya Kota Semarang, ibarat sebuah buku, Kota Lama Semarang mengandung informasi sejarah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini