Mengenal Burung Manguni, si Pembawa Kabar Baik Kebanggaan Masyarakat Minahasa

Mengenal Burung Manguni, si Pembawa Kabar Baik Kebanggaan Masyarakat Minahasa
info gambar utama

Burung Manguni bukan sekadar burung biasa. Masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara sangat menghormati burung ini. Manguni memiliki peran penting dalam kepercayaan dan budaya masyarakat Minahasa, baik pada masa lampau maupun masa kini.

Burung Manguni, dikenal juga dengan celepuk Sulawesi, bernama latin Otus manadensis. Burung ini berwarna cokelat dengan mata kuning dan rumbai telinga berbulu. Bentuk kepalanya persegi. Seluruh tubuhnya ditutupi pola gelap.

Burung Manguni membangun habitat di tepi hutan, baik dataran rendah maupun pegunungan bawah. Mereka tersebar di Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya.

Kawan bisa menemukan burung Manguni di beberapa tempat, seperti Cagar Alam Tangkoko (Bitung), Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (Gorontalo dan Bolaang Mongondow), dan Taman Nasional Lore Lindu (Sulawesi Tengah).

Baca juga: Misteri Burung Mandar Gendang yang Suka Bersembunyi di Pulau Halmahera

Mengapa Burung Manguni Disakralkan?

Burung Manguni
info gambar

Burung Manguni dianggap sakral karena menjadi penghubung manusia dengan leluhur atau para dewa untuk membawa isyarat dan kabar baik.

Burung ini bahkan dijadikan motif pada penutup waruga, kuburan batu leluhur orang Minahasa. Waruga digunakan khusus untuk memakamkan tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh di Minahasa.

Makam kuno ini tidak tersebar rata di semua daerah di Minahasa. Hal ini karena tidak sembarang tokoh bisa dimakamkan dengan waruga.

Waruga memiliki motif bermacam-macam sesuai tingkatan orang yang dikuburkan. Waruga bermotif burung Manguni menandakan orang tersebut adalah pemimpin adat.

Keunikan dari pemakaman ini adalah jasad dalam waruga diposisikan meringkuk dengan kaki melipat bak bayi dalam kandungan. Maknanya adalah posisi manusia saat lahir sama dengan saat meninggal dunia.

Masyarakat Minahasa sangat membanggakan burung Manguni. Burung ini ada di setiap aspek kehidupan masyarakat Minahasa. Manguni dijadikan lambang Kabupaten Minahasa, klub sepak bola Persmin Minahasa, gereja, hingga organisasi adat.

Baca juga: 11 Jenis Burung Cenderawasih yang Dilindungi di Indonesia, Cantiknya Beragam!

Ancaman Kepunahan Burung Manguni

Penelitian berjudul Distribusi dan Populasi Burung Manguni (Otus manadensis) di Gunung Kosibak, Taman Nasional Bogani Nani Wartaboneyang ditulis Fransisca Solang, Johny S. Tasirin, dan Wawan Nurmawan, menuturkan bahwa burung Manguni memiliki nilai budaya yang sangat kuat di antara suku-suku asli di Sulawesi Utara. Burung ini dapat menjadi pertanda alam dan memengaruhi kehidupan sosial masyarakat.

Namun, burung Manguni menghadapi ancaman kepunahan karena perubahan habitat akibat deforestasi dan perambahan lahan untuk pertanian dan pemukiman manusia. Habitat burung ini semakin terfragmentasi dan menyusut, yang berdampak negatif pada populasi mereka. Meskipun burung Manguni memiliki nilai budaya yang kuat bagi masyarakat Minahasa, keberadaannya semakin langka.

Perlu adanya upaya pelestarian burung Manguni. Langkah-langkah konkret dibutuhkan untuk melindungi habitat mereka dan mengurangi ancaman yang dihadapi.

Langkah-langkah tersebut dapat meliputi pembentukan kawasan konservasi yang melindungi habitat alami burung Manguni, pengendalian pembukaan lahan untuk pertanian dan pemukiman yang memperhatikan dampak terhadap burung Manguni, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem tempat hidup burung ini.

Selain itu, kerja sama antara pemerintah, komunitas lokal, dan para ahli di bidang konservasi burung juga sangat penting. Pemantauan populasi burung Manguni, penelitian tentang kebutuhan dan perilaku hidup mereka, serta penanganan kasus perburuan ilegal dan perdagangan burung liar harus menjadi fokus utama dalam upaya pelestarian.

Baca juga: Kenali 7 Burung yang Ada di Kawasan Ranca Upas, Sudah Pernah Lihat?

Pendidikan dan kesadaran masyarakat juga merupakan faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan populasi burung Manguni. Dengan meningkatkan pemahaman tentang nilai budaya dan ekologis burung ini, serta dampak positif yang timbul dari keberadaannya, diharapkan masyarakat Minahasa akan semakin terlibat dalam upaya pelestarian dan melindungi burung Manguni.

Burung Manguni adalah warisan budaya yang tak ternilai bagi masyarakat Minahasa. Keberadaannya bukan hanya sebagai burung hantu biasa, tetapi sebagai simbol hubungan antara manusia dan leluhur serta perantara dengan para dewa.

Melalui langkah-langkah pelestarian yang konkret dan upaya kesadaran masyarakat, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya berharga ini tetap ada bagi generasi yang akan datang, sambil menjaga keberlanjutan alam dan keanekaragaman hayati yang kaya di Sulawesi Utara.

Referensi: Mongabay.co.id | Jurnal Unsrat

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

F
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini