Hara Hachi Bun Me, Pola Makan Sehat ala Jepang

Hara Hachi Bun Me, Pola Makan Sehat ala Jepang
info gambar utama

Hara Hachi Bun Me, berdasarakan referensi dari laman Bluezones, bermakna berhenti makan saat perut dalam kadar 80% kenyang. Konsep ini diyakini lahir di prefektur (setara provinsi) Okinawa di Jepang. Keberhasilan budaya hara hachi bun me ini terlihat dari narasi yang dilaporkan oleh Visit Okinawa Japan bahwa Okinawa merupakan zona biru dunia yang identik dengan usia harapan hidup yang tinggi. Salah satu yang mendukung hal tersebut adalah habit makan yang sehat.

Sistem Kerja Hara Hachi Bun Me dalam Tubuh

Individu yang menyisakan 20% ruang kosong dalam perutnya (setelah 80% terisi), maka akan membantu proses mixing makanan dengan asam lambung secara efisien dibanding ketika perut terisi penuh 100%. Selain itu, mengutip dari Nusa Research, saat makanan yang masuk dalam perut sesuai dengan porsinya, maka kualitas penyerapan nutrisi oleh tubuh menjadi baik.

Baca juga: Indonesia Serahkan Bantuan 15.900 Paket Makanan untuk Korban Banjir Pakistan

Asupan Kalori Hara Hachi Bun Me

Ilustrasi Kalori
info gambar

Hal yang menjadikan hara hachi bun me memiliki andil dalam pola makan yang sehat adalah taat dan detail terhadap asupan kalori yang dibutuhkan tubuh. Melansir laman Detik.com, penduduk Okinawa sendiri sebagai pelopor hara hachi bun me memiliki aturan “semua makanan boleh disantap dengan ketentuan rendah kalori”.

Masyarakat Okinawa menginput makanan rata-rata 1.800 hingga 1.900 kilokalori per hari. Kepatuhan terhadap prinsip ini menjadikan indeks masa tubuh di angka rata-rata 18-22. WHO sebagai organisasi kesehatan dunia menerangkan BMI normal manusia berada di kisaran 18,5 -24,9. Kualitas angka harapan hidup penduduk Okinawa mampu mencapai usia lebih dari 100 tahun.

Baca juga: Ada Nasi Padang-Klepon, Makanan Indonesia Laris Manis di Pameran Budaya San Fransisco

Praktik Hara Hachi Bun Me

Praktik konsep hara hachi bun me dapat dilakukan dengan:

1. Makan dengan Perlahan

Makan secara perlahan mengantisipasi banyaknya suapan yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu mengunyah makanan dengan perlahan memiliki manfaat di antaranya adalah memecah makanan menjadi lunak yang membantu kualitas proses pencerhaan. Beberapa manfaat dari mengunyah makanan dengan baik disampaikan oleh FKM UI , antara lain membantu penyerapan nutrisi dengan baik, membantu memecah lemak, hingga megontrol berat badan.

2. Fokus pada Makanan

Fokus pada makanan dan jangan menyambi dengan aktivitas lain seperti menonton film atau bermain game, dan lainnya. Seringkali menyambi makan dengan aktivitas lain menjadikan diri lalai terhadap porsi asupan makan.

3. Menggunakan Wadah Kecil

Wadah Kecil Foto: Pixabay/qimono
info gambar

Penggunaan wadah dalam makan memotivasi diri untuk mengambil menu menyesuaikan dengan wadah yang dibawa. Wadah yang kecil akan memuat makanan dengan porsi sedikit, begitu pula sebaliknya.

Baca juga: Go Internasional! List Warung Kopi yang Sukses di Luar Negeri

Ragam Makanan yang Dikonsumsi

Buah Foto: Pixabay/autnmasako
info gambar

Beberapa ragam makanan yang dikonsumsi dalam konsep hara hachi bun me antara lain buah, sayuran, dan kacang-kacangan. Masyarakat Okinawa disebutkan memiliki konsumsi terhadap sayuran sebanyak 300 gram per hari dengan bentuk kudapan sebagai salad, lauk makan, hingga selingan. Makanan orang Jepang memiliki dominasi kandungan kedelai dan rami yang merupakan sumber dari fitoestrogen dengan manfaat memperlambat pengeroposan tulang saat menopause.

Masyarakat Okinawa sangat memperhatikan konsep hidup yang mereka langgengkan untuk menjaga kesehatan. Mereka menganggap bahwa makanan bukan hanya sekedar rezeki, melainkan cara memelihara jiwa dan tubuh.

Selain Hara Hachi Bun Me, mereka juga memiliki kultur bernama nuchigusui berarti “obat kehidupan”, sebuah konsep filosofis yang digunakan untuk merujuk pada masakan dan aspek kehidupan lainnya di Okinawa. “Kusuimun” yang bermakna obat, hingga konsep “kusunaibitan” sebagai ungkapan terima kasih yang diungkapkan setiap sebelum dan setelah makan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini