Mengenal "Kelekak", Agroforestri Berbasis Kearifan Lokal

Mengenal "Kelekak", Agroforestri Berbasis Kearifan Lokal
info gambar utama

Halo Kawan! Lingkungan merupakan tempat tinggal, lingkungan yang baik mendukung kualitas hidup makhluk hidup. Nah, berbicara lingkungan, mari kita safari menuju wilayah dengan julukan Negeri Laskar Pelangi, Bangka Belitung. Sebagai wujud kepedulian lingkungan, Bangka Belitung memiliki sebuah kearifan lokal agroforestri yang bernama “kelekak”.

Apakah itu kelekak, agroforestri, dan kearifan lokal? Simak penjelasannya dalam paragraf berikut!

Kelekak

Melansir dari laman Mongabay Indonesia, kelekak merupakan sebuah tradisi yang dilanggengkan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung. Secara harfiah kelekak belum memiliki makna paten sehingga dimaknai general sebagai pengelolaan atau konservasi hutan dengan menanam berbagai tanaman (buah, sayur, pohon, dan lain-lainnya) untuk dapat dimanfaatkan dalam keseharian.

Agroforestri

Mengutip definisi dari laman Lindungi Hutan, agroforestri adalah kombinasi manajemen lahan sebagai penanganan perubahan lahan dengan skema budidaya tanaman kehutanan, pertanian, dan peternakan secara bersamaan. Laman IPB (Institut Pertanian Bogor) menginformasikan pendapat tokoh Figyanta (2020) mengenai agroforestri yang bermakna suatu sistem pengelolaan lahan yang mengkombinasikan tanaman pertanian dan tanaman kehutanan dengan suatu pengaturan jarak tanam dengan tujuan mengurangi persaingan antar tanaman.

Dari dua jajak pendapat ini dapat dipahami bahwa agroforestri merupakan kegiatan atau usaha manajemen lahan dengan memadukan unsur budidaya pertanian dan kehutanan.

Kearifan Lokal

Kearifan lokal merupakan ciri khas budaya masyarakat lokal di suatu daerah yang kemudian dilestarikan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Pemerintah Indonesia meletakkan kearifan lokal dalam sebuah regulasi Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Definisinya, kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.

Baca juga: Singapura Mengambil Langkah Berani: MAS Mendorong Inisiatif Penghapusan Batu Bara

Kelekak menjadi sebuah kearifan lokal khas Kepulauan Bangka Belitung. Kearifan lokal ini berbasis agroforestri sebab mengoptimalkan pengelolaan lahan yang ramah lingkungan dengan treatment penanaman berbagai jenis tanaman di dekat hutan.

Pada umumnya, satu kelekak memiliki luas berkisar dua hektar dengan wilayah berbatasan dengan hutan. Kelekak dimiliki oleh satu keluarga dan diwariskan turun temurun. Adapun jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu sejenis tanaman obat atau buah seperti duku, binjai, cempedak, bambu, durian, dan manggis. Konon, durian dan manggis menjadi tanaman wajib yang harus ditanam dalam sistem kelekak.

Value

Animal Foto: Pixabay/ Amitkrsocial
info gambar

Kerennya sistem ini adalah juga menerapkan value berbagi. Hasil tanaman tidak hanya dimanfaatkan oleh manusia, melainkan berbagi dengan berbagai jenis binatang seperti: kelalawar, tupai, monyet, mentilin, kukang bangka, dan burung.

Baca juga: Alarming! Deforestasi di Asia Tenggara Semakin Mengkhawatirkan

Manfaat Kelekak

Kelekak memiliki manfaat dalam bidang lingkungan yaitu menahan erosi dan menata air. Kekuatan ini didapat dari tanaman yang ditanam. Hal ini menjadikan kelekak mampu berkontribusi sebagai penyangga pada dua daerah, yaitu kawasan bukit di atas dan kawasan pertanian dan pemukiman di bawah.

Tidak untuk Diperjualbelikan

Kelekak yang sudah turun temurun di lestarikan oleh suatu generasi tidak boleh diperjual belikan (meskipun ada satu dua oknum yang melanggar), atau bahkan di tebang. Mengutip laman Mongabay Indonesia, kelekak merupakan sebuah sistem pertahanan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung terhadap segala upaya ekonomi yang merusak alam, seperti: tambang timah, pembukaan lahan besar-besaran, perkebunan sawit dan karet, dan aktivitas yang mengganggu alam dengan AMDAL (analisis dampak alam dan lingkungan) rendah lain.

Itulah kelekak, Kawan! Perlu bagi kita menanamkan sikap cinta lingkungan minimal dengan buang limbah sampah tepat pada tempatnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini