Haji Agus Salim Kuasai 7 Bahasa, Teladan Pejuang Diplomasi Kemerdekaan

Haji Agus Salim Kuasai 7 Bahasa, Teladan Pejuang Diplomasi Kemerdekaan
info gambar utama

Haji Agus Salim merupakan satu dari banyak pahlawan kemerdekaan Indonesia. Kiprahnya harum sepanjang masa berkat karya, jasa, dan pengorbanannya. Ia pun dikenal sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia yang menguasai berbagai bahasa. Berikut adalah riwayatnya.

Biodata Singkat Agus Salim

Haji Agus Salim lahir pada 8 Oktober 1884 di Kota Gadang, Minangkabau. Agus Salim lahir dengan nama kecil yaitu Mashudul Haq yang disinyalir memiliki makna pembela kebenaran. Agus Salim kecil menempuh pendiidkan di sekolah khusus anak-anak Eropa yaitu di Europeesche Lagere School (ELS). Elite pendidikannya berlanjut ke Hoogere Burger School (HBS) di Batavia hingga berhasil meraih lulusa terbaik HBS satu Hinda Belanda.

Dalam proses panjang, pada tahun 1915 Agus Salim kemudian mendalami dunia jurnalistik. Awal karir di bidang Jurnalistik yaitu menjabat sebagai redaktur di Harian Neratja. Kiprahnya berangsur melejit dengan naik menjadi Ketua Redaksi dan hingga dipercaya menjadi pimpinan Harian Hindia Baroe di Jakarta. Tidak berhenti, Agus Salim pun menggagas berdirinya surat kabar yang diberi nama Fadjar Asia.

Baca juga:Muhammad Al Fatih, Cermin Ideal Mengoptimalkan Masa Muda

Perjuangan Kemerdekaan Agus Salim

Haji Agus Salim dan kawan Foto: INSIST
info gambar

Agus Salim kemudian terjun dalam kancah politik. Jejak pertama kontribusinya adalah dengan bergabung di Sarekat Islam (SI) tahun 1915. Ia menjadi pemimpin Sarekat Islam setelah H.O.S Tjokroaminoto turun.

Beberapa kiprahnya dalam kontestasi politik perjuangan antara lain: anggota Volksraad (1921-1924), anggota panitia 9 BPUPKI yang menyiapkan UUD 1945, Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet II 1947, pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, Menteri Luar Negeri pada Kabinet Amir Sjarifuddin (1947) dan Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta (1948 - 1949).

The Grand Old Man

Haji Agus Salim dan Soekarno Foto: Kompas.com
info gambar

Dalam kiprahnya di masa perjuangan, bapak pahlawan nasional ini dijuga tenar dengan julukan The Grand Old Man. Julukan ini konon diberikan oleh Ir Soekarno kepada Haji Agus Salim sebab kepiawaiannya dalam menguasai panggung podium (public speaking) dengan berbagai bahasa asing.

Baca juga: Orhan Ghazi, Penggagas Kekaisaran Ottoman Turki yang Berkarisma

Melansir dari Repositori Kemdikbud , Haji Agus Salim diyakini memang memiliki otak yang jenius. Ia istimewa dengan bakat kemampuan berbagai bahasanya, tekun belajar berbagai pengetahuan dengan pengantar bahasa asing. Hal ini membuahkan hasil yang menjadikan dirinya mahir dalam berbahasa Belanda, lnggris, Jerman, Perancis, Jepang, Arab, Turki di samping bahasa daerah yang ia kuasai antara lain Jawa, Sunda, dll.

Kemahirannya dalam menguasai bahasa terlihat pada acara Delegasi Konferensi Buruh Internasionl di Jenewa tahun 1929. Agus Salim mendapatkan mandate untuk mewakili Belanda dan berpidato dalam bahasa Perancis. Konon, audiens dibuat kagum oleh public speaking Haji Agus Salim hingga membuatnya mendapat julukan singa podium.

Diplomasinya juga terlihat dalam peristiwa Perundingan Linggarjati pada tahun 1946. Dalam perundingan ini, Haji Agus Salim berhadapan dengan Lord Killearn, yaitu diplomat asal Inggris. Pada saat proses meyakinkan beberapa negara untuk mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara yang merdeka, Haji Agus Salim pun bertindak sebagai speaker untuk meyakinkan Mesir.

Usaha meyakinkan Mesir pun membuahkan hasil pengakuan kedaulatan. Selain itu siasat perjuangannya pun terpakai dengan bergabung ke organisasi bentukan Jepang sebagai seorang penerjemah dan juga berperan dalam menentukan sila pertama hasil Jakarta Charter (Piagam Jakarta).

Karya Haji Agus Salim

Sebagai seorang yang berkiprah di dunia jurnalistik dan juga politik, Haji Agus Salim juga memiliki beberapa karya tulis yang melegenda. Berdasarkan informasi dari Repository UMY, sebagai seorang pemikir agama dan politikus, Haji Agus Salim juga berbakat dalam mengarang. Ia pun gencar mendistribusikan karyanya melalui tulisan yang kemudian dimuat dalam berbagai majalah dan surat kabar kala itu. Diantara karya Haji Agus Salim yaitu:

  • Riwayat Kedatangan Islam di Indonesia
  • Dari Hal Ilmu Quran
  • Muhammad voor en na de Hijrah
  • Gods Laatste Boodschap
  • Jejak Langkah Haji Agus Salim
Baca juga: Manfaat Muesli, Makanan Sehat Tinggi Nutrisi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini