Sosok Hakim Belanda dengan Lukisan Wajah Pangeran Diponegoro yang Abadi

Sosok Hakim Belanda dengan Lukisan Wajah Pangeran Diponegoro yang Abadi
info gambar utama

Pada tahun 1898, J.F Bik menghadiahkan kepada Rijksmuseum di Amsterdam sebuah album bersampul kain linnen merah, terdiri dari 98 lembar yang bertempelkan 74 gambar dan beberapa litografi.

Lembar yang paling penting dalam album ini adalah sketsa pensil dari seorang pria yang digambarkan hanya separuh badan, sosok ini duduk di atas kursi, kepalanya ditutup sorban, dengan ujungnya tergantung di atas bahu kirinya.

Duta Sheila On 7 sebagai Keturunan Kiai Modjo, Ulama Sekaligus Pahlawan Nasional

Dia mengenakan kebaya yang ditutup dengan kancing, dan jas yang longgar disampirkan di bahunya. Kerisnya diselipkan pada selempang yang dihiasi sulaman. Sebelah kiri bawah dan di tengah ada dua buah judul.

“A.J Bik digambar dari model hidup, Batavia 1830 dan Diponegoro, kepala para pemberontak di Jawa,” tulis Harm Stevens dalam Yang Silam Yang Pedas Indonesia dan Belanda Sejak Tahun 1600.

Lukisan muka Diponegoro

Pangeran Diponegoro/Flickr
info gambar

Adrianus Johannes Bik sudah menghabiskan satu setengah dasawarsa di daerah tropis. Dirinya ditunjuk sebagai penanggung jawab juru gambar resmi untuk membuat gambar dari tanaman dan hal lain.

Setelah tugasnya sebagai juru gambar selesai, pada 1828 dia ditunjuk sebagai baljuw (hakim daerah pada zaman dahulu). Karena momen itu, dia bertanggung jawab selama masa kurungan di Batavia atas Pangeran Diponegoro.

Suatu saat di antara tanggal 8 April dan 4 Mei, Bik rupanya memanfaatkan kesempatan untuk mengabadikan tahanan yang dipercayakan kepadanya dengan pensil di atas selembar kertas tersebut.

Tembok Jebol, Saksi Sejarah Perjuangan Pangeran Diponegoro

Bila sebelumnya sebagai juru gambar, dia harus menempuh perjalanan yang berbahaya dan panjang untuk mengabadikan di atas keindahan alam di pedalaman Pulau Jawa. Tetapi kini pangeran yang ditawan itu, tersedia sepenuhnya bagi Bik.

“Selama lima tahun Diponegoro merupakan musuh negara nomor 1 dan Bik tidak dapat menahan dirinya setelah lukisan itu selesai. Untuk menyebutnya demikian: Kepala Para Pemberontak di Jawa,” papar Hans.

Digunakan untuk uang nasional

Pangeran Diponegoro/Flickr
info gambar

Gambar pensil Diponegoro memang dibuat oleh seorang pegawai pemerintah kolonial. Tetapi itu bukan merupakan dokumen resmi, karena dibuat berdasarkan prakarsa pribadi Bik karena merupakan saksi sejarah Pulau Jawa.

“Dengan lukisan pensil itu Bik telah menciptakan dokumen, yang berbicara kepada imajinasi yang menandai awal dari keberadaan Diponegoro sebagai tawanan negara di tangan penguasa kolonial,” jelasnya.

Bakat menggambar dari pegawai tinggi itu telah memastikan bahwa Diponegoro memperoleh wajah manusiawi: Pangeran Jawa itu telah digariskan dengan pensil sebagai seorang yang tetap berwibawa dalam sehari-hari saat diancam pembuangan.

Peristiwa Penjebakkan Pangeran Diponegoro ketika Silaturahmi di Hari Lebaran

“Hasilnya adalah wajah berparas halus, dengan dua bola mata yang menatap kita dengan tajam dari sudut mata itu. Ini adalah wajah yang cenderung kita sebut memancarkan martabat,” tandas Harm.

Lembar dengan lukisan Diponegoro, yang sejak saat dihadiahkan kepada Rijksmuseum disimpan oleh seorang keponakan Bik menjadi bagian litografi yang sangat penting. Apalagi saat Diponegoro dicanangkan sebagai Pahlawan Nasional.

“Status yang pada tahun 1952 menyebabkan gambarnya dipilih oleh Bank Indonesia untuk tercetak pada lembaran uang kertas seratus Rupiah,” paparnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini