Peristiwa Penjebakkan Pangeran Diponegoro ketika Silaturahmi di Hari Lebaran

Peristiwa Penjebakkan Pangeran Diponegoro ketika Silaturahmi di Hari Lebaran
info gambar utama

Lebaran yang seharusnya berbalut sukacita, tetapi berubah menjadi dukacita bagi Pangeran Diponegoro. Pasalnya pada hari kedua Lebaran yakni tanggal 2 Syawal 1245 Hijriyah atau 28 Maret 1830 Masehi Belanda menangkap sang Pangeran dengan siasat licik.

“Penangkapan di Magelang ini dilakukan secara licik dan curang, karena Belanda membungkus jebakan penangkapan itu sebagai pertemuan silaturahmi dan perundingan, sehingga Diponegoro tidak siap,” tulis Muhammad Subarkah dalam Penangkapan Diponegoro: Jebakan Silaturahim di Hari Lebaran yang dimuat Republika.

Cerita Kamar Pangeran Diponegoro ketika Jadi Tahanan di Batavia

Dikatakan oleh Subarkah, Pangeran Diponegoro tidak menduga Belanda akan menangkapnya ketika Lebaran. Pasalnya saat bulan Puasa, terjadi gencatan senjata dan Belanda tidak mengganggu Diponegoro dan pasukannya.

Pada momen bulan suci, Pangeran Diponegoro bisa istirahat untuk membahas peperangan. Jenderal Hendrik Markus de Kock pun bermanis muka kepada Diponegoro dengan memberinya seekor kuda yang bagus dan uang 10.000 gulden bagi para pengikutnya.

“Dia juga mengizinkan anggota keluarga Diponegoro yang ditawan di Yogyakarta dan Semarang untuk bergabung dengan sang pangeran di Magelang,” kata Sejarawan Peter Carey.

Detik penangkapan Diponegoro

Pada bulan Ramadan, Diponegoro bertemu sebanyak tiga kali dengan de Kock. Pertemuan itu berlangsung dalam suasana menyenangkan dan santai. Keduanya bertukar canda dan merasa senang bertemu.

Keduanya pun masih berkabung atas kematian istri masing-masing yang sangat mereka kasihi. Karena kesamaan nasib tersebut, tampak telah membuat mereka merasa saling dekat satu dengan lainnya.

Karena itulah ketika de Kock mengundang Diponegoro untuk bersilaturahmi. Sang Pangeran pun tidak ragu untuk datang walau saat itu tak membawa pasukan yang besar. Dirinya hanya membawa orang kepercayaan dan pengikut ala kadarnya.

Peringati Hari Pahlawan Nasional, Ingat 4 Pahlawan Berjasa Ini?

Sementara itu de Kock, malah telah mengatur jebakan dan strategi penangkapan detail dengan pasukan yang lengkap. Termasuk kereta dan penangkapan Diponegoro ke Batavia dan pengasingannya di Sulawesi.

“Padahal jika tahu akan dijebak, tidak akan semudah itu Belanda menangkapnya karena pengikutnya selalu bertambah setiap dia melewati daerah yang jadi rute gerilyanya,” jelasnya.

Akhiri Perang Jawa

Maka dengan jebakan di hari Lebaran itu mengakhiri Perang Jawa yang telah berkobar lima tahun. Perang yang menyatukan orang ningrat, masyarakat jelata, kriminal dan santri itu telah membuat keuangan pemerintah Kolonial tiris dan nyaris bangkrut.

Karena begitu pentingnya peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro membuat seorang pelukis Belanda Nicolaas Pieneman melukiskan kejadian itu. Dirinya memberikan judul “Penyerahan Pangeran Diponegoro”.

Tetapi lukisan itu mengusik jiwa Raden Saleh. Karenanya, dia membuat lukisan perlawanan atas Pieneman dengan judul Penangkapan Pangeran Diponegoro. Dari judul lukisannya saja telah menggambarkan perlawanan dari seorang Raden Saleh.

Dibahas dalam Film Mencuri Raden Saleh, Begini Sejarah Lukisan Penangkapan Diponegoro

Pada lukisan Pieneman, wajah sang Pangeran pun digambarkan lesu dan tidak garang. Sedangkan de Kock digambarkan lebih tinggi, tegas, garang, dan berwibawa. Ini berbeda dengan Diponegoro versi Raden Saleh.

“Diponegoro yang saat ditangkap menggunakan sorban hijau digambarkan dengan kepala tegak mendongak, tegas dan tegar. Meski tergambar juga di sana betapa para pengikutnya dirundung kesedihan dan dukacita yang mendalam,” pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini