67 Boneka Tradisional dan Modern Jepang Dipamerkan di Jakarta

67 Boneka Tradisional dan Modern Jepang Dipamerkan di Jakarta
info gambar utama

The Japan Foundation, bekerja sama dengan Galeri Nasional Indonesia (GNI), Museum dan Cagar Budaya, serta Kemendikbudristek, menggelar pameran keliling bertajuk “NINGYO: Art and Beauty of Japanese dolls” dalam rangka merayakan 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang.

Pameran yang menghadirkan beragam boneka Jepang itu diresmikan pada Rabu (5/7/2023) oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, HE Kanasugi Kenji. Pengunjung dapat melihat koleksi pameran mulai 6–24 Juli 2023 di Gedung D Galeri Nasional Indonesia.

“Pameran NINGYO: Art and Beauty of Japanese Dolls di Indonesia ini sekaligus merayakan 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Jepang. Diharapkan eksibisi ini dapat membawa sejarah dan daya tarik budaya Jepang kepada masyarakat Indonesia,” tulis keterangan resmi yang dilansir dari detikcom.

Tampilkan karya pilihan

Pameran akan membawakan macam-macam jenis boneka Jepang dalam empat sudut padang, yakni boneka sebagai doa bagi kesehatan anak; boneka sebagai sebuah karya seni; boneka sebagai bagian dari kesenian masyarakat; dan Penyebaran kebudayaan boneka di Jepang.

Adapun total karya yang dipamerkan kepada pecinta seni di Ibu Kota adalah sebanyak 67 karya boneka tradisional maupun modern, disertai penjelasan sejarah, fungsi dan penyebarannya dalam kebudayaan masyarakat Jepang.

Terdapat lima karya pilihan Kurator Museum Nasional Tokyo, Mita Kakuyuki, antara lain Amagatsu (boneka untuk mendoakan bayi), Fuji Musume (boneka Gadis Wisteria), Takasaki Daruma (boneka untuk membawa harapan), Jruri Ningy (boneka teater tradisional Jepang), dan Licca-chan (boneka modern Jepang).

Mengenal 5 Jenis Pop Culture Terkenal dari Jepang

Kolaborasi baik Indonesia-Jepang

Pelaksana tugas Direktur Museum dan Cagar Budaya Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra menyebut pameran boneka Jepang ini sebagai kolaborasi yang baik antara Galeri Nasional indonesia dengan The Japan Foundation.

Dilansir dari Antara, pihaknya mengungkapkan kerja sama antara GNI dan The Japan Foundation selalu membuahkan program atau pameran yang interakif, menginspirasi, dan berkesan. Termasuk dengan Pameran Ningyō yang menampilkan perpaduan unsur budaya tradisional dan modern.

Untuk itu, pihaknya juga berharap publik dapat mengambil inspirasi dari pameran ini sehingga membantu mendorong kemajuan kebudayaan nasional. Selain di Jakarta, pameran yang sama juga akan digelar di Surabaya dan Bali mulai Juli hingga Oktober 2023.

Mengakar dalam budaya

Dalam sejarahnya, budaya boneka di Jepang bermula dari ritual pengusiran roh jahat yang sudah dilakukan turun temurun. Dari sanalah muncul boneka-boneka yang digunakan untuk mendoakan pertumbuhan anak agar sehat menjelang pergantian musim atau Sekku Ningyō.

Seiring dengan berkembangnya teknik kerajinan, pada abad ke-17, boneka dengan pengerjaan yang leih rumit mulai dinikmati sebagai karya seni. Dengan ini, boneka berdasarkan iklim dan cerita rakyat di setiap daerah mulai bermunculan.

Sampai saat ini, boneka-boneka tersebut masih digemari sebagai cinderamata dan hadiah. Tak hanya di masyarakat Jepang, masyarakat luas secara global juga tak sedikit yang menyukai boneka Jepang, misalnya Jooruri untuk seni pertunjukan, atau boneka dress-up yang dimainkan anak-anak.

Kaisar Jepang Kagum dengan Budaya Indonesia, Ingin Tahu Lebih Jauh Pengelolaan Air Kuno

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FI
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini