Eropa dan AS Resesi? Jangan Risau, Pariwisata Indonesia Bisa Tetap Bergairah

Eropa dan AS Resesi? Jangan Risau, Pariwisata Indonesia Bisa Tetap Bergairah
info gambar utama

Eropa dan Amerika Serikat kini dibayangi resesi ekonomi. Namun, pelaku industri pariwisata Indonesia tak perlu risau.

Ya, negara-negara maju kini memang harus menghadapi ancaman resesi alias situasi di mana aktivitas ekonomi mengalami penurunan secara signifikan dalam waktu yang lama. Laporan berbagai media bahkan menyebut Eropa sudah mulai masuk masa resesi pada pertengahan tahun ini menyusul berlanjutnya catatan negatif pertumbuhan ekonomi negara-negara di sana.

Sementara itu, ekonomi Amerika Serikat diketahui sedang gonjang-ganjing yang ditandai dengan tingginya inflasi akibat harga energi yang mahal. Kemudian, banyak pula perusahaan yang menaikkan harga produknya guna menghasilkan pendapatan yang lebih besar.

Tentu saja, efek resesi itu turut bisa merembet ke negara lainnya, termasuk Indonesia. Salah satu wujud dari efek tersebut adalah berkurangnya wisatawan asing yang datang karena situasi ekonomi di negara asalnya sedang tidak baik.

Maklum saja, Indonesia mengandalkan pariwista sebagai salah satu sumber devisa. Indonesia juga punya target tinggi untuk mendatangkan wisatawan asing. Untuk tahun 2023 ini saja, pemerintah membidik 8,5 juta kunjungan wisatawan asing.

Lantas, apa yang akan dilakukan pemerintah guna merespons kemungkinan merembetnya efek resesi di Eropa dan Amerika Serikat terhadap pariwisata Indonesia?

Pelaku Bisnis Kuliner Indonesia di Luar Negeri Dapat Akses Pembiayaan

Langkah Antisipasi ndonesia

Indonesia ternyata sudah mengantisipasi agar efek buruk resesi di Eropa dan Amerika Serikat bisa diminimalisir. Pemerintah sudah menyiapkan langkah, yakni mempromosikan pariwisata Indonesia ke negara-negara yang perekonomiannya bisa bertumbuh dengan baik.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Barekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Bahkan Sandiaga juga menyebut contoh negara yang menjadi target promosi pariwisata Indonesia.

"Kita fokus pada pasar-pasar yang masih bertumbuh baik seperti India, oleh karena itu kita fokus pada aksesbilitasnya melalui konektivitas. Tiongkok secara khusus yang sedang tumbuh berkembang, pasar Australia juga masih sangat menjanjikan," ujar Sandiaga seperti dilansir ANTARA.

Kendati demikian, pemerintah tak hanya sibuk menjaring wisatawan asing dari luar Amerika Serikat dan Eropa. Potensi di dalam negeri pun tetap bakal dimaksimalkan, bahkan menjadi target utama bagi pariwisata Indonesia.

"Yang ada di depan mata ini adalah wisatawan domestik, ini yang perlu kita dorong secara totalitas sehingga wisatawan domestik ini bisa mencapai target yang sudah dicanangkan pemerintah," lanjut Sandiaga.

945 Ribu Turis Asing Kunjungi RI pada Mei 2023, Malaysia Terbanyak

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini