Peran Perempuan sebagai Kunci Utama Keselamatan Keluarga Sebelum dan Saat Bencana Tsunami

Peran Perempuan sebagai Kunci Utama Keselamatan Keluarga Sebelum dan Saat Bencana Tsunami
info gambar utama

Memiliki kursi kekuasaan eksekutif tingkat rumah menjadi peran penting dalam mempertahankan dinamika berumah tangga. Perempuan sebagai tonggak dan penggerak ranah domestik, baik berperan menjadi istri maupun ibu, memegang partisipasi besar bagi keluarga dan masyarakat. Terutama saat bermukim di tempat yang terhitung kaya akan sumber daya alam.

Tinggal di lingkungan yang diapit oleh dua potensi ekonomi menjanjikan merupakan berkah yang tak ternilai. Meski terlihat menggiurkan, bukan berarti bisa lepas dari cengkeraman bahaya. Letak pemukiman yang bertetangga dengan daerah pantai menjadi ancaman utama musuh terkuat, tsunami.

Ragam Inspirasi, Aksi, dan Inovasi yang Dapat Ditiru untuk Melestarikan Lingkungan

Terlebih lagi, ketika pemukiman masih dalam wilayah zona berbahaya yang akan ikut terendam saat terjadi tsunami dengan gelombang tinggi (Peta Evakuasi Kalurahan Glagah oleh BMKG, BPBD, dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, 2021). Maka dari itu perlu ada tindakan yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan diri saat hal terburuk terjadi.

Mahasiswa KKN-PPM UGM Periode II Unit Temon Sub Unit Glagah menyelenggarakan Sosialisasi Emergency Response yang ditujukan bagi Ibu-Ibu PKK Dusun Bapangan pada hari Minggu, 16 Juli 2023 di Balai Dusun Bapangan. Pertemuan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran akan mitigasi bencana tsunami, khususnya oleh ibu sebagai perempuan utama dan kunci dalam keselamatan keluarga.

Pemaparan materi ini disampaikan oleh Safira Alif Aulia dan Fadli Putra Pratama, selaku perwakilan dari mahasiswa KKN-PPM UGM. Materi dikemas dalam tiga bagian, yakni sosialisasi konservasi alam, emergency response, dan sosialisasi aplikasi Info BMKG.

Sosialisasi konservasi alam | Foto: Dokumentasi pribadi
info gambar

Bagian pertama mengulas tentang konservasi alam terkait dengan bencana tsunami. Upaya ini perlu dilakukan karena sebagian besar sumber ekonomi berasal dari sektor pertanian. Jika skenario terburuk terwujud, lahan pencaharian ini akan terkena dampak yang signifikan.

Hal ini dipicu oleh kenaikan tingkat salinitas lahan pertanian dan polusi tanah akibat genangan air laut dan endapan yang terbawa arus ombak tsunami. Salinitas merupakan kondisi di mana tanah mengandung kadar garam yang tinggi, menyebabkan lahan sulit untuk ditanami serta mengganggu peresapan air oleh tanaman. Salinitas juga akan mengganggu sifat fisika dengan membuat partikel saling menempel sehingga membentuk agregat.

Potongan 0,3 Persen QRIS Tak Berlaku bagi Transaksi di Bawah Rp100 Ribu

Pemulihan lahan ini dapat dilakukan dengan restorasi, perbaikan, dan reklamasi. Cara lain adalah melalui bioremediasi, yakni menggunakan mikroba yang ada untuk mengubah material tak diinginkan menjadi substansi tidak berbahaya. Selain mengurangi salinitas, bakteri akan menyuplai nutrien dan bahan organik ke dalam tanah (Roy et al., 2017; Azizul and Omine, 2013).

Menilik kejadian yang sama di Aceh pada tahun 2004, Balai Penelitian Tanah (2005) mencatat sebanyak 1.950 ha sawah rusak dan 24 ha area hilang. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (2005) juga mencatat sekitar 24,7% lahan agrikultur di pesisir terdampak tsunami, mencangkup tanaman abadi (jeruk, kakao, dan kopi) dan tanaman tahunan (jagung, kacang hijau, singkong, padi, dan ubi) serta kerusakan rumah mencapai 763 unit atau sekitar 6,7% dan saluran irigasi sebesar 64% (Wahyunto dkk., 2009). Kerusakan yang timbul ini mestinya akan menjadi salah satu fokus utama pada saat pemulihan kondisi terdampak tsunami.

Selain berbicara mengenai pemulihan lahan, konservasi alam ini juga menyinggung tentang perilaku yang dapat menarik datangnya masalah lain. Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya mungkin terdengar klise, tapi akan terus digaungkan ketika beberapa orang masih menganggap lahan kosong sebagai tempat sampah baru.

Masih dalam ranah yang sama, pemilahan sampah masih belum banyak dilakukan, hanya sebatas pemilahan benda yang dapat diklasifikasikan ke dalam bank sampah saja.

Sosialisasi tanggap darurat dan aplikasi Info BMKG | Foto: Dokumentasi pribadi
info gambar

Pemaparan berikutnya berkaitan dengan tanggap darurat atau emergency response. Segmen ini membahas tentang mitigasi bencana, berupa hal-hal apa saja yang harus dilakukan ketika terjadi bencana tsunami. Terdapat tiga hal yang disampaikan, yakni pembentukan keluarga tangguh bencana, penentuan prioritas penyelamatan, dan pengadaan tas siaga bencana.

Pembentukan keluarga tangguh bencana bertujuan agar tiap anggota keluarga memiliki pengetahuan dan kesadaran akan bencana tsunami, berbudaya lewat perilaku yang dilakukan, dan tangguh. Pernyataan terakhir merupakan hal penting jika bencana benar-benar terjadi, hal tersebut dimaksudkan agar keluarga cepat pulih atas segala kerusakan yang muncul. Aspek tangguh bencana ini dapat diwujudkan dalam tiga langkah, yaitu menyiapkan tas siaga bencana, menentukan tempat penyelamatan diri (jalur evakuasi di dalam rumah), dan menyimpan nomor-nomor penting.

Penentuan prioritas penyelamatan diutamakan diri sendiri terlebih dahulu, baru kemudian menyelamatkan orang lain. Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Kulon Progo, pada kasus gempa bumi Great Hanshin di Jepang pada tahun 1995, masyarakat yang menyelamatkan diri sendiri mengambil tempat teratas, yakni sebesar 35% dari populasi korban selamat.

Persentase masyarakat yang diselamatkan oleh orang lain lebih rendah, pada korban yang diselamatkan oleh anggota keluarga lain hanya mencapai 31,9%. Ini menjadi penanda jika ingin menyelamatkan orang lain, terlebih dahulu diri sendiri sudah berada dalam keadaan aman.

Heboh Ikan Belida Lopis yang Kembali dari Kepunahan, Apa Kata Pakar IPB?

Pengadaan tas siaga bencana bertujuan untuk mengamankan barang-barang penting yang dapat langsung dibawa saat terjadinya tsunami. Beberapa barang yang dapat diikutsertakan berupa uang tunai, peluit, alat bantu penerangan, radio, pencatu daya, P3K, perlengkapan mandi, pakaian ganti, air mineral, dokumen penting, dan sebagainya.

Tampilan aplikasi Info BMKG | Foto: Dokumentasi pribadi
info gambar

Segmen terakhir mengulas tentang aplikasi BMKG yang menyediakan berbagai informasi mengenai cuaca, iklim, gempa, radar, citra satelit, dan glosarium. Kolom cuaca menyediakan informasi peringatan dini cuaca, cuaca berbasis dampak, cuaca karhutla, cuaca maritim, cuaca penerbangan, dan potensi awan cumulonimbus. Kolom iklim menyajikan keterangan tentang iklim, kualitas udara, dan indeks ultra violet.

Pada kolom gempabumi, terdapat beberapa data yang bisa diamati, mencangkup gempabumi terkini, gempabumi dengan magnitudo kurang dari sama dengan 5, gempabumi yang dirasakan, gempabumi real-time, dan gempabumi yang berpotensi tsunami.

Sebagai penutup, Bu Umi selaku perwakilan peserta mengiyakan pentingnya peran ibu sebagai sumber informasi utama di rumah. “Pemaparan tentang tas siaga bencana sangat bermanfaat, karena awalnya kami masih belum tahu. Dengan ini, kami bisa mempersiapkan barang apa saja yang perlu diamankan ketika terjadi tsunami,” lanjutnya.

Sumber:

  • Azizul, M. and Omine, K., 2013, Bioremediation of Agricultural Land Damaged by Tsunami, IntechOpen.
  • Roy, K., Iwata, S., and Kato, Y., 2017, The Effects of Land Restoration on Soil Fertility in Tsunami-inundated Farmlands of Miyagi Prefecture in Japan, IJERD, 8(1), 39-48.
  • Wahyunto, Ritung, S., Wahdini, W., dan Agus, F., 2009, Alternative Tree Crops for Reconstruction of the Green Infrastructure Post-Tsunami in the Coastal Areas of Aceh Barat District, Indo J. Agri Sci, 10(1), 1-11.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini