Memahami Perbedaan antara B10, B30, B100 dan BBN dalam Bioenergi

Memahami Perbedaan antara B10, B30, B100 dan BBN dalam Bioenergi
info gambar utama

B10, B30, B100, BBN apakah Kawan sudah paham dengan istilah dalam bioenergi ini? Jika belum paham, mari kita simak mengenai perbedaan bioenergi ini. Perlu diketahui bahwa bioenergi merupakan energi terbarukan yang berasal atau terbuat dari bahan baku organik.

Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan hasil tambang yang sangat berpengaruh di dunia, tanpa kita sadari sumber daya alam ini sudah mulai menipis. Nah, untuk menghemat sumber daya alam yang tersisa, maka terciptalah bioenergi oleh para ilmuwan untuk sebagai aksi untuk melindungi lingkungan dan alam sekitar.

Setelah dilakukan penelitian, bahan bakar yang dapat diperbaharui ini diharapkan dapat menggantikan peran minyak bumi yang saat ini masih kita gunakan. Di Indonesia sendiri seluruh SPBU sudah tersedia bahan bakar ramah lingkungan yaitu biosolar 30 atau B30 yang mengandung biodiesel 30%.

Nah untuk memahami perbedaan dari beberapa penemuan para ahli yuk kita memahami Program Mandatori B30 yang menjadi salah satu Program Strategis Presiden Jokowi dalam menekan defisit neraca dagang, yaitu:

B10

Ilustrasi Bioenergi B10 | pexels.com/Gustavo Fring
info gambar

Biodiesel B10 merupakan jenis bahan bakar yang digunakan untuk mesin diesel dengan komposisi 10 % biodiesel dan 90 % solar. Dalam penelitiannya, dilakukan perbandingan penggunaan bahan bakar solar dengan biodiesel B10 terhadap nilai performansi engine Cummins QSK 45 C.

Awalnya, pemerintah Indonesia telah menjalankan program pencampuran bahan bakar nabati sebesar 10 persen pada bahan bakar minyak (BBM) atau B10. Setelah dilakukan penelitian kembali tingkatan pesennya pun ditambah dan baik digunakan untuk kendaraan.

B30

Ilustrasi Biodiesel B30 | pexels.com/Engin Akyurt
info gambar

B30 Merupakan campuran dari 30% Biodiesel dan 70% bahan bakar minyak solar. Di Indonesia, B30 telah dipasarkan pada Januari 2020 sesuai dengan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 Tahun 2015. Perubahan tersebut mengacu atas peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2008 tentang penyediaan, pemanfaatan, dan tata niaga bahan bakar nabati (Biofuel) sebagai bahan bakar lain.

Bahan utama dalam pembuatan B30 ini adalah Minyak Sawit (CPO), namun ada beberapa tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel antara lain tanaman jarak, jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain-lain. B30 ini digunakan untuk kendaraan diesel dengan nilai cetane number yang sedikit lebih baik dibandingkan solar biasa, yang saat ini memiliki cetane number 48.

B100

Ilustrasi Biodiesel B100| pexels.com/Chokniti Khongchum
info gambar

B100 merupakan istilah untuk Biodiesel yang diolah dari bahan bakar nabati yang digunakan untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.

Proses transesterifikasi ini merupakan suatu proses pemindahan alkohol dari ester, namun yang digunakan sebagai katalis (suatu zat yang digunakan untuk mempercepat laju reaksi) adalah alkohol atau methanol.

BBN (Bahan Bakar Nabati)

Ilustrasi Biodiesel | freepic.com/vecstock
info gambar

BNN merupakan kepanjangan dari Bahan Bakar Nabati atau dikenal juga dengan Biofuel yang juga menjadi salah satu energi yang dihasilkan dari bahan baku bioenergi melalui proses/teknologi tertentu.

Bahan Bakar Nabati terdiri dari Biodiesel, Bioetanol dan Minyak Nabati Murni.

Itu tadi perbedaan mendasar antara B10, B30, B3, B100 dan BBN dalam Bioenergi yang diharapkan dapat menjadi salah satu bahan bakar yang dapat diperbaharui dan menjadi solusi baik untuk kehidupan manusia kini hingga nanti.

Sumber:

https://ebtke.esdm.go.id/post/2019/12/18/2433/pahami.istilah.b20.b30.b100.bbn.dalam.bioenergi

https://solarindustri.com/blog/apa-itu-biosolar/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Deka Noverma lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Deka Noverma.

DN
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini