Menyenandung Rayu bersama Seni Karawitan dan Tayub Dusun Tenggar, Desa Temon, Pacitan

Menyenandung Rayu bersama Seni Karawitan dan Tayub Dusun Tenggar, Desa Temon, Pacitan
info gambar utama

Dusun Tenggar merupakan salah satu dusun yang terletak paling utara dan paling tinggi dari wilayah Desa Temon, Arjosari, Pacitan. Dalam ranah keunikannya, dusun Tenggar memiliki masyarakat yang sangat menggemari kesenian tradisional.

Banyak seniman kondang lahir dan besar di Dusun Tenggar, misalnya Kepala Dusun Tenggar sendiri yang merupakan pelawak kondang dengan nama panggung Udin Gareng. Kegirangan dan kekocakannya sudah melanglang buana sampai luar Pulau Jawa. Selain itu, ada pula Susilo Hadi, salah seorang dalang kondang yang telah mendirikan Sanggar Seni Sabda Krida Budaya.

Kedua orang ini yang menjadi penggerak bagi masyarakat Dusun Tenggar untuk ikut berkesenian. Kesenian tradisional yang digeluti oleh masyarakat Dusun Tenggar adalah karawitan dan tayub. Karawitan sendiri berada di bawah binaan Sanggar Seni Sabda Krida Budaya sedangkan tayub dilatih langsung oleh Udin Gareng.

Karawitan sendiri merupakan salah satu seni musik tradisional yang populer di wilayah Jawa. Perkembangan seni ini meluas dari yang awalnya terfokus di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta kemudian berkembang hingga Jawa Timur, Jawa Barat, bahkan sampai ke pulau Bali.

Kata "karawitan" berasal dari bahasa Jawa yang merupakan bentuk nomina dari kata dasar "rawit" yang berarti "halus" atau "teratur". Dalam konteks seni musik tradisional Jawa, "karawitan" mengacu pada musik yang teratur, harmonis, dan memiliki keselarasan antara melodi dan instrumen-instrumen yang digunakan.

6 Biji Kopi Terbaik di Dunia, Sebagian Besar Ada di Indonesia Loh!
Dokumentasi Pribadi
info gambar

Karawitan di Dusun Tenggar telah menjadi kesenian yang sudah digeluti cukup lama oleh masyarakatnya. Susilo Hadi menjelaskan pada awalnya karawitan di Dusun Tenggar ada untuk memfasilitasi para siswa SDN 3 Temon untuk berkesenian. Berangkat dari sana, Dusun Tenggar pun mendapatkan bantuan alat-alat karawitan dari pemerintah.

Susilo Hadi, yang saat itu menjabat sebagai kepala sekolah SDN 3 Temon, mengelola alat-alat musik karawitan tersebut dengan mendirikan Sanggar Seni Sabda Krida Budaya pada tahun 2007. Sejak saat itu Sanggar Seni Sabda Krida Budaya menjadi pusat kegiatan seni karawitan di Dusun Tenggar. Tidak hanya para siswa SDN 3 Temon, tetapi juga masyarakat Dusun Tenggar secara umum ikut meramaikan kegiatan karawitan ini.

Sejak saat itu Sanggar Seni Sabda Krida Budaya terus berkembang hingga menuai banyak prestasi. Penorehan prestasi sanggar ini terwujud dari undangan untuk mengisi acara anjungan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebanyak tiga kali hingga puncaknya diundang untuk datang ke istana negara Jakarta pada tahun 2014. Kegiatan karawitan di Dusun Tenggar terus berlangsung hingga pada tahun 2020 pandemi COVID-19 menyerang membuat kegiatan karawitan di Sanggar Seni Sabda Krida Budaya terhenti. Baru pada awal tahun 2023 ini kegiatan karawitan di Sanggar ini kembali berjalan rutin yang saat ini dilatih oleh anak dari Susilo Hadi sendiri.

“Dengan adanya kegiatan karawitan di Sanggar Seni Sabda Krida Budaya semoga dapat membuat masyarakat di Dusun Tenggar bisa lebih gayeng melalui kegiatan kesenian,” harap Susilo Hadi.

Selain karawitan, di Dusun Tenggar juga memiliki kesenian lain yang digemari masyarakat yaitu tayub. Tayub sendiri adalah tarian dan musik tradisional dari Jawa yang diiringi ansambel gamelan. Tarian ini dipentaskan dengan gerakan lemah gemulai oleh penari pria atau wanita yang sering menjadi hiburan dalam acara sosial seperti pesta pernikahan atau festival.

Tayub di Dusun Tenggar digagas oleh Udin Gareng selaku Kepala Dusun sebagai upaya mengenalkan serta melestarikan kesenian tradisional nenek moyang. Kegiatan gladi tayub ini baru berjalan sejak pertengahan bulan Juni 2023 ini. Di Pacitan sendiri tayub menjadi salah satu kesenian yang digemari masyarakat. Sekolah-sekolah di wilayah Pacitan kota sempat memasukkan tayub ke dalam kurikulum mereka.

Di Dusun Tenggar sendiri setiap ada kegiatan gladi tayub mampu mengundang antusias yang besar dari warga baik yang datang untuk ikut kegiatan tayub atau hanya sekedar menonton. Warga yang datang mencakup pria, wanita, dewasa, muda-mudi, sampai anak-anak ikut meramaikan gladi tayub.

Keren! Aplikasi Buatan Indonesia Ini Mempermudah Investasi di Sektor Peternakan

Setiap orang yang hadir ketika gladi tayub tidak takut untuk ikut mencoba menari. Kegiatan ini juga menjadi ajang berkumpulnya warga Dusun Tenggar karena kegiatan ini dilaksanakan di lapangan yang berada di tengah-tengah wilayah Dusun Tenggar.

Dokumentasi Pribadi
info gambar

Tingginya antusias masyarakat Dusun tenggar terhadap kesenian juga menjadi ciri khas mereka dibanding dengan dusun-dusun lain yang berada di Desa Temon. Harapannya kesenian yang tetap dilestarikan dan secara nyata mampu digemari masyarakat ini dapat terus berkembang dan bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Dengan dukungan para pemangku jabatan, bukan tidak mungkin kesenian tradisional ini bisa dikenal dalam lingkup yang jauh lebih luas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini