Taman Cut Meutia, Tempat Hancurnya Penghormatan untuk Peneror Masyarakat Aceh

Taman Cut Meutia, Tempat Hancurnya Penghormatan untuk Peneror Masyarakat Aceh
info gambar utama

Di Jakarta, terdapat taman-taman yang bisa disinggahi. Salah satunya adalah Taman Cut Meutia yang berada di Jakarta Pusat.

Secara administratif, Taman Cut Meutia berlokasi Kebon Sirih, Kecamatan Menteng. Tempatnya mudah dijangkau karena berada sangat dekat dengan Stasiun Gondangdia dan halte bus Transjakarta. Tinggal keluar stasiun atau halte di sebelah selatan dan berbelok ke Jalan Taman Cut Mutiah, Anda dapat langsung tiba di taman.

Di Taman Cut Meutia, pengunjung dapat menikmati suasana hijau sembari melepas lelah. Apalagi, di sebelah taman ini terdapat masjid dengan nama sama yang tentunya membuat tempat ini semakin cocok untuk disinggahi di sela-sela perjalanan menjelajahi Jakarta pada akhir pekan.

Menariknya lagi, mampir ke Taman Cut Meutia juga berarti Anda bisa sambil menikmati wisata sejarah. Sebab, taman ini memang bisa dibilang bersejarah dan telah menjadi saksi bisu perkembangan Jakarta sejak era kolonial Belanda.

Loge de Vriendschap, Bangunan Jejak Kelompok Freemason di Hindia Belanda

Eks Lahan Monumen Van Heutsz

Taman Cut Meutia punya sejarah yang sudah tercatat sejak era kolonial Belanda. Namun tentu saja saat itu nama Taman Cut Meutia belum dikenal, apalagi Cut Meutia sendiri adalah seorang pejuang asal Aceh yang mengobarkan perlawanan terhadap Belanda.

Dulu, tempat di mana Taman Cut Meutia berada adalah lokasi berdirinya Monumen Van Heutsz. Monumen tersebut dibangun sebagai penghargaan bagi seorang petinggi militer Belanda bernama Johannes Benedictus van Heutsz.

Johannes Benedictus van Heutsz adalah seorang jenderal yang juga pernah menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1904 hingga 1909. Ia dikenal utamanya karena perannya dalam Perang Aceh yang berujung penaklukkan Kerajaan Aceh oleh Belanda, demikian sebagaimana dicatat Britannica.

Bagi Indonesia, sosok van Heutsz lekat dengan citra yang penuh kekejaman. Sebab, ia diketahui kerap bertindak represif kepada penduduk lokal Aceh hingga memakan banyak korban selama perang. Bisa dibilang van Heutsz adalah teror bagi masyarakat Aceh. Namun bagi Belanda, van Heutsz dianggap sebagai pahlawan.

Status pahlawan dan penaklukannya atas Kerajaan Aceh itulah yang membuat Belanda membuatkan Monumen van Heutsz. Monumen yang pembangunannya diprotes oleh Perkumpulan Pemuda Pelajar Indonesia ini dirancang oleh arsitek Belanda bernama Willem Marinus Dudok dan dibuat oleh pematung Hendrik van den Eynde.

Setelah Indonesia merdeka, Monumen van Heutsz dihancurkan pada 1953 atas perintah Presiden Soekarno. Di lahan bekas monumen tersebut, dibuatlah Taman Cut Meutia seperti yang dikenal sekarang.

Susur Gedong Cai Tjibadak, Seabad Jadi Sumber Air Masyarakat Bandung

Referensi:

  • https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/disbuddki/news/2021/11/Taman-Cut-Meutia
  • https://www.britannica.com/biography/Johannes-Benedictus-van-Heutsz



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini