Melacak Asal Mula Nama Pasar Ular yang Kini Jadi Surga Belanja Murah

Melacak Asal Mula Nama Pasar Ular yang Kini Jadi Surga Belanja Murah
info gambar utama

Pasar Ular yang tepatnya berada di Jalan Plumpang Semper, Jakarta Utara. Tempat ini selalu menjadi favorit bagi masyarakat Jakarta untuk mendapatkan barang-barang murah, baik dari pakaian hingga mainan anak.

Dimuat dari Historia, Pasar Ular ini dinamai karena cerita masa lalu saat Jakarta masih bernama Batavia. Ketika itu Batavia masih banyak binatang buas yang tinggal di rawa-rawa, seperti buaya hingga ular.

“Banyaknya binatang buas di Batavia tercermin dari adanya tempat-tempat bernama binatang, seperti Rawa Buaya, Rawa Badak, dan Pasar Ular,” tulis Melan Eka Lisnawati dalam Awal Mula Pasar Ular.

Revitalisasi Pasar Tradisional Seroja untuk Masyarakat

Tetapi ada juga yang menyebut nama Pasar Ular berasal dari barang-barang di tempat itu yang berasal dari selundupan. Karena itulah para pedagang dan pembeli halus licin dalam jual-beli layaknya ular.

“Awal mulanya Paul (sebutan untuk Pasar Ular) adalah pasar kaget, barang black market dijual dengan harga lebih murah, barang seperti sepatu bermerek yang dulu di mal enggak ada,” kata Ira Lathief, pemandu tur wisata Kreatif Jakarta yang dimuat Liputan6.

Berganti nama

Seorang tukang ojek di kawasan Pasar Ular memiliki cerita lain bahwa tempat itu dahulu sebenarnya bernama Pasar Permai. Letaknya berada di dekat Pelabuhan Tanjung Priok, persisnya ada di Jalan Jampea.

“Pasar Ular dulu sejarah namanya bukan Pasar Ular. Dulu (namanya) Pasar Permai. Karena adanya pedagang daging-daging ular untuk kebugaran pria dan wanita akhirnya dia dikasih nama Pasar Ular sampai sekarang,” jelas Iwan.

Indukan Ayam Ditambah, Harga Telur Diprediksi Turun 2 Minggu Lagi

Sementara itu pada 1973, ada sekitar 85 kios di Pasar Ular dan Pasar Buaya yang digusur. Hal ini karena ulah camat setempat yang kemudian menjadi staf walikota. Karena itulah sejak 1969, Pasar Buaya berada dalam pengawasan PD Pasar Jaya.

Pasar Buaya kemudian lenyap, hanya tinggal Pasar ular yang sekarang berada di dua tempat, yakni Pasar Ular di Kebon Bawang dan Pasar Ular di Plumpang. Kedua Pasar Ular ini memiliki ciri khas tersendiri.

Ciri khas Pasar Ular

Beberapa pedagang mengakui bahwa Pasar Ular yang di Plumpang merupakan pasar baru. Bila ingin mendatangi Pasar Ular yang lama, wisatawan bisa menaiki metromini hingga sampai ke tempat tujuan.

“Iya dulu di pos 9 (Jalan Jampea) sekarang jadi tempat kontainer. Makannya dipindahin ke sini ke Permai (Jalan Kebon Bawang 5). Terus di sini enggak muat, terbagi dua, ada di Plumpang juga,” paparnya.

Kemeriahan Pasar Malam yang Menghibur Masyarakat dari Zaman Belanda

Berbeda dengan Pasar Ular di Plumpang, Pasar Ular Permai menjual barang-barang China seperti keramik dan kristal. Selain itu para pedagangnya pun sudah turun-temurun berdagang di tempat tersebut.

“Saya generasi kedua. Dulu orang tua belanja keramik langsung dari pelabuhan,” ujar Hendra, pemilik toko keramik.

Dirinya mengungkapkan bahwa keramik biasanya datang dari China. Sementara itu untuk kristal biasanya diimpor dari Eropa. Pembeli banyak yang datang dari Palu atau Manado untuk dijual kembali.

Referensi:

  • Historia, Awal Mula Pasar Ular
    https://historia.id/amp/kultur/articles/awal-mula-pasar-ular-vQzea

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini