Ikan Karper: Ikan Paling Populer dan Mudah Dibudidayakan di Indonesia

Ikan Karper: Ikan Paling Populer dan Mudah Dibudidayakan di Indonesia
info gambar utama

Kawan pasti bingung saat pertama kali mendengar nama ikan karper. Sebaliknya, Kawan justru tidak asing saat mendengar nama ikan mas. Dan tahukah Kawan, bahwa sebetulnya ikan karper adalah nama lain dari ikan mas?

Nama karper sendiri merupakan serapan dari nama ikan ini dalam bahasa asing, yakni: carpa (bahasa Spanyol) dan carp (bahasa Inggris). Sedangkan nama ikan mas berasal dari warna ikannya yang mirip seperti warna emas. Meski begitu, ada beberapa varietas ikan ini yang warnanya tidak seperti warna emas.

Di Indonesia, ikan karper adalah ikan yang paling populer karena harganya yang terjangkau, serta bisa diolah dengan berbagai cara.

Gizi yang terkandung di dalamnya pun kaya, serta begitu mudah untuk dibudidayakan. Di beberapa daerah di Indonesia, ikan ini punya berbagai macam nama. Mulai dari ikan tombro, ikan raja, ikan tikeu, dan ikan rayo.

Taksonomi

Menurut Saanin (1984) taksonomi atau klasifikasi dari ikan karper adalah sebagai berikut:

  • Kingdom : Animalia
  • Phylum : Chordata
  • Class : Actinopterygii
  • Ordo : Cypriniformes
  • Famili : Cyprinidae
  • Genus : Cyprinus
  • Species : Cyprinus carpio

Morfologi

Morfologi Ikan Karper
info gambar

Secara ciri fisik atau morfologi, ikan karper kurang lebih seperti berikut:

1. Bentuk Tubuh

Dari segi bentuk tubuh, ikan karper cenderung bilateral simetris. Dalam artian, baik bagian tubuh sebelah kiri maupun kanan sama besar. Hal ini bisa dibuktikan saat Kawan membelah tubuh ikan ini menjadi dua bagian, terlihat tidak ada perbedaan ukuran antara tubuh sebelah kiri dan kanan.

2. Sirip

Sirip adalah bagian tubuh yang paling identik pada tubuh ikan. Pada ikan karper, siripnya bisa ditemukan di beberapa bagian tubuh. Mulai dari bagian punggung sampai ekor.

Pada bagian punggung, siripnya memanjang dan berlawanan dengan sirip perut. Pada bagian sirip tersebut, terdapat semacam duri atau tulang yang keras. Bagian dubur ikan ini juga memiliki sirip yang sama dengan sirip bagian punggung.

Bagian ekor ikan ini bersifat homoserkal alias memiliki dua cabang yang sama panjang. Selain sirip-sirip yang sudah disebutkan, ikan karper juga memiliki sirip ketiga dan keempat yang bentuknya bergerigi.

3. Mulut dan Hidung

Mulut ikan karper cenderung protaktil atau menonjol ke luar. Mulutnya yang menonjol itu bisa dilihat saat ikan ini berusaha meraih makanan yang ada di depannya.

Bagian mulut ikan ini juga dilengkapi dua pasang sungut di bagian anterior. Ikan ini punya satu bagian tubuh yang membuatnya berbeda dengan ikan lain, yakni bagian hidung. Bagian tubuh itu berada persis di ujung kepala.

4. Gigi

Untuk bagian gigi, ikan karper memiliki gigi berjenis pharyngeal teeth, jenis gigi yang bentuknya seperti kerongkongan. Komposisi giginya sendiri terdiri atas gigi geraham sebanyak tiga baris.

Habitat Ikan Karper

Ikan karper liar umumnya tinggal di sungai, kubangan, waduk, dan danau. Ikan ini cenderung suka hidup di perairan dengan kedalaman mencapai 1 meter dengan aliran air yang cenderung pelan. Ikan ini juga sangat suka daerah perairan yang subur karena memiliki sumber makanan alami yang melimpah.

Asal-Usul Ikan Karper di Indonesia

Asal-Usul Ikan Karper
info gambar

Menurut Suseno (2000) ikan karper yang kita kenal sekarang sebetulnya berasal dari tanah Eropa dan Tiongkok, terutama Tiongkok Selatan.

Budidaya ikan karper di Indonesia dimulai pada abad ke-19 di daerah Galuh (sekarang Ciamis), Jawa Barat. Saat itu, masyarakat setempat sudah menggunakan kakaban yang terbuat dari ijuk untuk pelekatan ikan karper.

Pengembangbiakan ikan karper juga di daerah Jawa lainnya para abad ke-20. Terutama pasca terbentuknya Jawatan Perikanan Darat dari “Kementerian Pertanian” (Kemakmuran) saat itu. Ikan ini pun lalu dikembangkan di beberapa daerah lainnya. Mulai dari Bukittinggi (1892) sampai Sulawesi Selatan (1935).

Pada tahun 1927 dan 1930, Jawatan Perikanan Darat saat itu mendatangkan dua jenis ikan karper dari Belanda, yakni Galisia (ikan karper gajah) dan Frankisia (ikan karper kaca). Kedua jenis ikan karper itu rupanya sangat digemari karena rasa dagingnya yang enak dan padat, memiliki sedikit duri, serta pertumbuhannya lebih cepat daripada jenis-jenis ikan karper lainnya.

Masuk tahun 1970-an, Indonesia mulai banyak mengimpor berbagai jenis ikan karper dari berbagai negara. Mulai dari ikan karper strain dari Taiwan (1974) sampai ikan karper stain koi dari Jepang (1977). Beberapa jenis ikan karper strain yang diimpor saat itu rupanya tidak bisa terjaga kemurniannya.

Adapun hal tersebut dikarenakan ikan-ikan itu sudah berbaur dengan beberapa jenis ikan karper strain lokal. Sehingga terjadilah persilangan antara mereka dan terciptalah berbagai jenis strain baru.

Beberapa Jenis Ikan Karper yang Cocok untuk Bisnis Budidaya

Budidaya Ikan Karper alias Ikan Mas
info gambar

Ikan karper (selanjutnya akan ditulis ikan mas) tergolong mudah dibudidayakan dibanding jenis ikan tawar lainnya. Ikan ini bisa dipijahkan secara alami tanpa bantuan manusia atau cara khusus lainnya.

Ikan ini juga mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi. Hal ini bisa dilihat dari mudahnya ikan ini di berbagai jenis kolam. Mulai kolam tanah sampai keramba. Kawan pun tidak akan sulit memberikan makan ikan ini, karena ikan mas bisa mengkonsumsi pakan alami atau buatan.

Pastikan Kawan jeli dalam memilih jenis ikan mas, karena tidak semua jenis ikan ini bisa Kawan budidayakan. Berikut ini ada beberapa contoh jenis ikan mas yang cocok untuk bisnis budidaya:

1. Ikan Mas Merah Najawa

Ikan Mas Merah Najawa
info gambar

Jenis ikan mas ini memiliki ciri khas berupa sisiknya yang kemerahan, persis seperti namanya. Ikan ini sangat aktif bergerak dan seringkali mengaduk-aduk dasar kolam. Ciri khas lainnya ikan ini adalah tubuhnya yang panjang, mata yang menonjol, serta punggung yang cenderung rendah.

jenis ikan mas ini merupakan hasil pengembangan dari Balai Pengembangan Teknologi dan Perikanan Yogyakarta. Ikan ini memiliki kualitas tinggi, serta dapat tumbuh hingga beratnya mencapai 4 kg dan panjangnya mampu mencapai 50 cm.

2. Ikan Mas Punten

Ikan Mas Punten
info gambar

Jenis ikan mas ini pertama kali dibudidayakan di Desa Punten, Malang, Jawa Timur, pada 1933. Itulah mengapa ikan ini memiliki nama “Punten” di belakangnya. Berbeda dengan ikan mas merah najawa, ikan mas punten memiliki gerakan yang sangat lambat.

Ikan ini memiliki warna sisik hitam kekuningan, memiliki punggung yang lebar, terlihat pendek, serta memiliki mata yang menonjol. Walaupun terlihat pendek, ikan ini justru memiliki daging 10 persen lebih banyak dari jenis ikan mas lainnya.

3. Ikan Mas Majalaya

Ikan Mas Majalaya
info gambar

Sesuai namanya, jenis ikan mas ini dibudidayakan di daerah kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Bentuk badan ikan ini cenderung lancip dengan moncong yang cenderung pipih, serta sisik berwarna hijau keabu-abuan.

Ikan ini sangat disukai para pembudidaya karena pertumbuhannya lebih cepat dibanding jenis ikan mas lainnya. Daging ikannya pun cenderung gurih dan bergizi tinggi. Telur yang dihasilkan ikan mas ini juga banyak, bisa mencapai 84 ribu sampai 110 ribu butir telur.

4. Ikan Mas Sinyonya

Ikan Mas Sinyonya
info gambar

Jenis ikan mas ini dikenal sebagai ikan yang sering bertelur. Tubuh ikan mas ini cenderung memanjang dengan punggung yang rendah. Matanya cenderung menonjol saat muda dan akan mengecil saat usianya menua.

Sisiknya cenderung kekuningan, serta memiliki pergerakan yang lambat dan cenderung sering berdiam diri di permukaan kolam. Daya tahan tubuhnya begitu kuat terhadap parasit, khususnya parasit Myxosporea.

Referensi:

https://rimbakita.com/ikan-mas/

https://pinkkorset.com/2017/42324/

https://repository.dharmawangsa.ac.id/381/5/BAB%20II_16310058.pdf

https://www.psychologymania.com/2013/05/sejarah-ikan-mas.html

https://efishery.com/jenis-ikan-mas/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Anggie Warsito lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Anggie Warsito.

AW
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini