Perkembangan Parkour Indonesia: Dari Tumbuhnya Komunitas hingga Gelar Ajang Internasional

Perkembangan Parkour Indonesia: Dari Tumbuhnya Komunitas hingga Gelar Ajang Internasional
info gambar utama

Inilah sekelumit kisah perkembangan parkour di Indonesia. Sudah kenal dengan olahraga satu ini?

Parkour mungkin tidak sebeken sepak bola, bulu tangkis, atau bola basket. Namun, animo masyarakat terhadap olahraga ini bisa dibilang tinggi.

Ini terbukti dari banyaknya komunitas parkor yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Lewat komunitas tersebut, para atlet parkour berkumpul untuk berlatih bersama dan unjuk kebolehan satu sama lain.

Ternyata, komunitas juga berperan penting dalam perkembangan parkour di Indonesia. Lewat komunitas, parkour semakin dikenal dan terus eksis.

ASEAN Fun Walk 2023, Jalan Santai sambil Kulineran Asia Tenggara di Vietnam

Perkembangan Parkour di Indonesia

Apa itu parkour? Britannica mendefinisikannya sebagai "Praktik melintasi rintangan buatan manusia atau alami dengan cara berlari, melompat, memanjat, berguling, dan gerakan lainnya untuk berpindah dari satu titik ke titik lain dengan cara tercepat dan seefisien mungkin tanpa menggunakan peralatan." Parkour menuntut seseorang untuk terus bergerak dengan lincah, tangkas dan seakan tanpa lelah agar bisa melewati setiap rintangan

Parkour bermula dari latihan fisik yang dikembangkan di Prancis pada era sebelum Perang Dunia Pertama. Pada 2016, Inggris menjadi negara pertama yang mengakui parkour sebagai olahraga.

Fatmawati Meokahar dan Yoga Martilova dalam artikelnya yang diterbitkan Advances in Social Science, Education and Humanities Research mencatat bahwa parkour masuk ke Indonesia pada 2002. Lima tahun kemudian, komunitas Parkour Indonesia terbentuk di Jakarta pada 15 Juli 2007.

Pada 2018, Parkour Indonesia mulai membuat cabang di beberapa kota besar. Keberadaan komunitas Parkour Indonesia ini, olahraga parkour semakin dikenal di Tanah Air, terutama dengan adanya berbagai acara yang digelar, salah satunya Jambore Nasional (Jamnas).

Jamnas jadi acara yang ditunggu-tunggu para pegiat parkour Indonesia. Tak heran jika Jamnas mengundang animo tinggi. Pada 2012 misalnya, seperti ditulis Ignasius Kevin dan Anik Juniwati dalam Jurnal eDIMENSI Arsitektur, Jamnas diselenggarakan di Surabaya dengan diikuti sekitar 150 peserta dari Indonesia dan 3 peserta dari Singapura.

Seiring waktu, parkour tidak hanya digandrungi di kota-kota besar, namun juga sudah merambah ke kota-kota kecil. Ini terbukti dari data komunitas daerah yang dipublikasikan laman parkourindonesia.com, di mana terdapat komunitas di daerah seperti Tasikmalaya, Temanggung, hingga Probolinggo.

Baru-baru ini, parkour Indonesia menorehkan sejarah baru dengan menjadi tuan rumah ajang internasional. Ajang tersebut yakni Brick Parkour Asian Tour 2023 yang digelar di AEON Mall BSD City, Tangerang, 12-13 Agustus 2023.

Sebanyak 285 peserta ambil bagian dalam adu ketangkasan di Tangerang. Hadir pula Menteri Pemuda dan Olahraga RI Dito Ariotedjo, Ketua PB Persatuan Senam Indonesia (Persani), Ita Yuliati Irawan, Presiden Federation Internationale de Gymnastique (FIG), Mori Watanabe, dan Wakil Ketua Umum NOC Indonesia Ismail Ning.

"Parkour identik dengan jiwa anak-anak muda. Saya mendorong parkour dilakukan secara berkala. Latihan harus diperbanyak, agar anak muda bisa menyalurkan energi positif pada parkour," kata Menpora, dilansir dari laman resmi Kemenpora.

Menyambut Bangkitnya Olahraga Senam di Indonesia

Referensi:

  • https://www.britannica.com/sports/parkour
  • Meokahar, F., & Martilova, Y. (2021, November). Phenomenology of the Parkour Practitioner. In 3rd Jogjakarta Communication Conference (JCC 2021) (pp. 188-191). Atlantis Press.
  • Kevin, I. K. (2017). Fasilitas Pelatihan dan Arena Parkour, Surabaya. eDimensi Arsitektur Petra, 5(2), 472-480.
  • https://parkourindonesia.com/regional/
  • https://www.kemenpora.go.id/detail/4044/sambut-baik-brick-parkour-asian-tour-2023-menpora-dito-ingin-ajang-ini-dilakukan-secara-berkala

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini