Bambu Air, Tanaman Hias Keluarga Paku-pakuan yang Dipercaya Membawa Keberuntungan

Bambu Air, Tanaman Hias Keluarga Paku-pakuan yang Dipercaya Membawa Keberuntungan
info gambar utama

Bambu air adalah satu dari sekian jenis tanaman hias yang berukuran kecil dan mudah untuk ditanam. Selain bentuknya yang menarik, tanaman ini juga dipercaya bisa memberikan keberuntungan bagi siapa pun yang merawatnya.

Berikut ini informasi menarik tentang bambu air:

Karakteristik Bambu Air

Sekilas bambu air tampak seperti pohon bambu pada umumnya, hanya saja ukurannya lebih kecil. Secara garis keturunan, tanaman ini juga sebetulnya bukan berasal dari kelompok tanaman bambu.

Bambu air ternyata masuk keluarga dari paku-pakuan atau Equisetaceae. Meski begitu, bentuknya yang memanjang seperti mambu membuat jenis tanaman paku ini akhirnya kerap disebut bambu air.

Tanaman yang banyak ditemukan di daerah dataran tinggi itu memiliki beberapa karakteristik khusus berikut, yang membuatnya sangat mirip dengan bambu.

  1. Bentuk bulat, memanjang, serta beruas seperti bambu
  2. Tinggi maksimal yang bisa mencapai 3 meter
  3. Berwarna hijau yang cenderung lebih cerah dibandingkan pohon bambu
  4. Memiliki rongga di dalam batangnya
  5. Diameter maksimal hanya sekitar 2 cm
Bambu, Tanaman Serbaguna dan Bermanfaat untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Bambu Air Hias

Karena memiliki pesona yang cantik, bambu air kemudian banyak dibudidayakan untuk dijadikan sebagai salah satu tanaman hias di dalam rumah. Tanaman ini pun mudah dibentuk menjadi berbagai bentuk.

Bagi yang tertarik untuk mengembangkan bambu air hias di rumah, berikut ini cara menanamnya.

  1. Pilih bibit yang bagus
  2. Gunakan pot atau botol yang diisi coral untuk media tanam berupa air, atau gunakan tanah pupuk kompos dan sekam untuk media tanam berupa tanah
  3. Rendam akar bambu air terlebih dahulu sebelum ditanam
  4. Tancapkan beberapa batang tanaman bambu air dalam satu pot atau polybag dan berikan jarak antar batang minimal 2 cm
  5. Letakkan polybag di tempat yang jauh dari jangkauan hewan dan pastikan untuk menyiramnya hingga tunas muncul

Bambu Air Jepang

Salah satu jenis bambu air hias adalah bambu Jepang yang memiliki nama ilmiah Pseudosasa japonica. Tanaman yang juga dikenal dengan Japanese arrow bamboo ini memiliki daun hijau tua yang mengilap.

Bambu Jepang punya karakteristik tersendiri, yaitu memiliki pelepah batang dan rimpang yang kuat. Saat ditata dengan rapi, tanaman ini pun bisa menjadi pagar alami di rumah, taman, atau kebun.

Penanaman bambu Jepang terbilang cukup mudah dan bisa dilakukan sepanjang tahun di Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh dengan menyerap sinar matahari yang cukup serta tanah yang lembap dan subur.

Manfaat Bambu Air

Selain digunakan sebagai tanaman hias, bambu air ternyata memiliki manfaat lain yang jarang diketahui banyak orang, di antaranya:

1. Membersihkan area kolam

Seperti tanaman paku-pakuan lainnya, bambu air juga dapat menyerap kotoran di perairan. Tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk membersihkan kolam dengan cara meletakkannya di bagian dasar kolam.

2. Pembawa keberuntungan

Masyarakat Asia bagian Utara memiliki kepercayaan bahwa bambu air dapat membawa keberuntungan. Hal ini karena jenis tanaman bambu air dipercaya mempunyai aura yang positif.

3. Alat bantu relaksasi

Sudah menjadi hal umum apabila sesuatu yang fresh dan menyegarkan dapat membantu menghilangkan rasa lelah. Bambu air yang dibudidayakan di dalam rumah sebagai tanaman hias akan memberikan kesan segar sebagai alat relaksasi alami.

Mengenal Bambu yang Baru Ditemukan di Flores, Mengapa Dinamakan Jokowi?

Referensi:

  • CNN Indonesia. Mengenal Tanaman Hias Bambu Jepang, Bisa Jadi Pagar Alami. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210420165953-277-632382/mengenal-tanaman-hias-bambu-jepang-bisa-jadi-pagar-alami
  • Gramedia Blog. Bambu Air. https://www.gramedia.com/best-seller/bambu-air/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini