Indonesia Mulai Ekspor Minyak Jelantah Tertelusur Berbasis Sistem Informasi Digital

Indonesia Mulai Ekspor Minyak Jelantah Tertelusur Berbasis Sistem Informasi Digital
info gambar utama

Pemanfaatan green fuel adalah langkah progresif dalam mereduksi jejak karbon dengan menggantikan bahan bakar fosil menggunakan sumber daya terbarukan. Sebagai contoh, used cooking oil atau minyak jelantah mampu diregenerasi menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF) alias green avtur serta Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) yang merupakan green diesel.

Kedua jenis bahan bakar ini dapat dimanfaatkan secara penuh, tanpa perlu mencampurnya dengan diesel berbasis petroleum. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) turut memperjuangkan pengejaran asal-usul minyak jelantah, untuk memastikan transparansi titik awalnya (point of origin traceability).

Tentunya, minyak jelantah yang dijadikan komoditas industri green fuel harus dijamin berasal dari sumbernya yang sah, bukan hasil adukannya dengan minyak segar, varian minyak lain, atau bahkan sumber yang ilegal.

“Minyak jelantah yang mempunyai ketertelusuran asal usul (point-of-origin traceability) sangat diminati oleh industri green fuel dan menjadi standar baru penerimaan minyak jelantah di Uni Eropa dan Amerika Serikat,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika saat melepas ekspor perdana minyak jelantah tertelusur di Jakarta, Kamis (21/9) dikutip dari keterangan tertulis.

Ia melanjutkan, green fuel yang dihasilkan dari minyak jelantah yang tertelusur (well-traceable) mempunyai net carbon emission index sangat rendah sebagai hasil implementasi prinsip ekonomi sirkular, yaitu from waste to energy.

“Ekspor minyak jelantah merupakan solusi sementara atas permasalahan limbah pangan dalam negeri sehingga terhindar dari pencampuran dengan minyak pangan yang dapat merugikan kesehatan masyarakat. Di sisi lain, kami terus mendukung pengembangan industri green fuel di Indonesia, sehingga bahan baku minyak jelantah dapat diserap dan dimanfaatkan di dalam negeri,” tegas Putu.

RI-Mesir Lakukan Ekspor Imbal Dagang, 25 Ton Kopi Ditukar 50 Ton Kurma

Pemanfaatan Sistem Informasi Minyak Jelantah

Dalam Hannover Messe 2023, Asosiasi Eksportir Minyak Jelantah Indonesia (AEMJI) memperkenalkan Sistem Informasi Minyak Jelantah (SIMIJEL) yang dikembangkan bersama perusahaan teknologi informasi Indonesia.

SIMIJEL adalah platform digital yang berfokus pada data geotag location, memastikan ketertelusuran rantai pasok pengumpulan minyak jelantah, serta dapat terintegrasi dengan platform digital buyer ekspor minyak jelantah.

Langkah-langkah implementasi SIMIJEL ini sangat relevan dengan inisiatif digitalisasi dalam proses produksi dan rantai pasok industri agro, sesuai dengan visi Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Selain itu, peluncuran ekspor perdana minyak jelantah yang terlacak disertai dengan resmi proses integrasi data SIMIJEL dengan VERIFLUX.

Tindakan ini memfasilitasi pertukaran basis data point of origin antara eksportir dan buyer minyak jelantah dengan baik, serta menggandeng VERIFLUX, sebuah perusahaan teknologi informasi asal Houston, Amerika Serikat yang memiliki pengalaman dalam mengelola basis data rantai pasok kompleks, termasuk reverse logistic minyak jelantah di berbagai negara bagian Amerika Serikat.

“Operasional VERIFLUX didukung oleh United States Environmental Protection Agency (US EPA) dalam rangka menjamin ketertelusuran minyak jelantah dan penggunaannya hanya sebagai bahan baku industri green fuel dan tidak disalahgunakan pada kegiatan food recycling,” tambah Putu.

Kolaborasi SIMIJEL dengan VERIFLUX dalam menyatukan platform digital ini akan memperluas jangkauan pemasaran minyak jelantah Indonesia, namun, hak akses data ketertelusuran akan tetap terbatas kepada eksportir AEMJI yang terverifikasi untuk berbisnis dengan industri Amerika Utara yang memanfaatkan bahan baku tersebut secara langsung.

“Kami juga berharap implementasi SIMIJEL akan meluas ke perusahaan pengumpul minyak jelantah lainnya, sehingga menambah nilai dari minyak jelantah dari Indonesia dengan berbasis data platform digital. Selain itu kami juga berharap SIMIJEL dapat menjadi ikon pelaksanaan advanced logistic berbasis platform digital dalam skala lokal, regional, dan global,” ungkap Putu.

Setiady Goenawan selalu ketua AEMJI pun berterima kasih dengan dukungan Kemenperin dalam penciptaan platform SIMIJEL.

“Kami sangat berterima kasih kepada Kemenperin yang telah mendukung AEMJI, sehingga kami lebih percaya diri mengembangkan sistem informasi ketertelusuran asal usul minyak jelantah yang merupakan 100% karya anak bangsa,” ungkapnya.

IUAE-CEPA Berlaku, RI Ekspor Emas Rp170 Miliar ke UEA

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini