RI-Dubai Bangun Terminal Peti Kemas di Gresik, Buka Jalur Perdagangan Dunia

RI-Dubai Bangun Terminal Peti Kemas di Gresik, Buka Jalur Perdagangan Dunia
info gambar utama

Perusahaan logistik Uni Emirat Arab, DP World Dubai, bekerja sama dengan Maspion Group, akan memulai pembangunan Terminal Peti Kemas berkapasitas 3 Juta TEUs di Gresik, Jawa Timur. Penandatangan Perjanjian Konsesi telah dilakukan oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Gresik Ditjen Perhubungan Laut Hotman Siagian dengan Direktur PT Pelabuhan Indonesia Maspion Oei Marianus.

Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengatakan, terminal peti kemas di Jawa Timur akan menjadi terminal kelas dunia yang berfungsi sebagai jalur perdagangan penting sekaligus menjembatani perusahaan Indonesia dengan pasar regional dan global.

“Indonesia kini terus menjadi negara tujuan para investor global, khususnya di bidang infrastruktur. Kemitraan ini diharapkan akan mempercepat kemajuan perekonomian nasional,” ujar Budi di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, pada Senin (2/10/2023).

Mengenal Terminal ‘’Multifungsi’’ Wae Kelambu, Pusat Ekonomi di Pelabuhan Labuan Bajo

Sebelumnya, kedua pihak telah meneken Joint Venture Shareholder Agreeement (JVSDA) pada 5 Maret 2021. Nilai investasi untuk bisnis internasional ini mencapai 1,2 miliar dolar AS atau setara Rp18,7 triliun.

Sementara itu, Group Chairman dan CEO DP World Dubai Sultan Ahmed Bin Sulayem mengharapkan kemitraan ini menjadi investasi yang berpeluang membuka konektivitas perdagangan lebih besar serta memperluas jaringan pelabuhan dan logistik global yang telah dimiliki DP World.

“Kami menawarkan solusi menyeluruh kepada pelanggan kami dalam rangka meningkatkan ketahanan rantai pasok,” tuturnya.

Dalam perjanjian konsesi, pemerintah memberikan hak konsesi kepada PT Pelabuhan Indonesia Maspion untuk melakukan kegiatan pengusahaan Terminal Peti Kemas di Gresik, Jawa Timur. Total nilai aset yang dikonsesikan berjumlah 109,51 Triliun dengan masa konsesi selama 71 tahun dan fee konsesi sebesar 3,00 persen.

Chairman dan CEO Maspion Group Alim Markus menyebut kemitraan ini sebagai wujud komitmen Maspion Group untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan memanfaatkan sejumlah peluang investasi.

“Ini merupakan bukti kuat bagaimana kedua perusahaan dengan didukung oleh pemerintah, bersama-sama mengembangkan infrastruktur di Jawa Timur. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Kami optimis dengan prospek dan dampak ekonomi jangka panjangnya,” tandasnya.

Terminal Kijing, Miliki Jembatan Penghubung Terpanjang di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini