Timphan, Kue Khas Aceh yang Mewarnai Semarak Ramadan dan Hari Raya

Timphan, Kue Khas Aceh yang Mewarnai Semarak Ramadan dan Hari Raya
info gambar utama

Kenali apa itu timphan, kue khas Aceh yang nikmat dan patut dicoba.

Aceh punya kekayaan budaya kuliner yang luar biasa. Jika selama ini masyarakat luar Aceh biasanya mengenal mi Aceh sebagai makanan tradisional Aceh yang begitu ikonik, tak ada salahnya mengenal makanan lain yang juga patut dicoba, salah satunya timphan.

Pada dasarnya, timphan merupakan kue yang berbahan dasar tepung, pisang, dan santan. Campuran ketiganya kemudian dibungkus dengan daun pisang muda, lalu dikukus.

Tertarik mencicipi timphan langsung di Aceh? Cobalah jalan-jalan ke sana saat Ramadan tiba, lalu rasakan nikmatnya berbuka puasa dengan timphan.

Saat Ramadan, biasanya terdapat sejumlah pasar kaget yang mulai beroperasi. Nah, di pasar kaget inilah timphan bisa didapat untuk menjadi menu buka puasa.

Salah satu pasar di mana Kawan GNFI bisa mendapatkan timphan adalah Pasar Lampisang yang terletak di Banda Aceh. Asyiknya lagi, selain timphan, ada pula berbagai makanan tradisional Aceh lain yang juga bisa dibeli seperti mie caluk, kue boi, rujak Aceh, serta kue halua breuh.

Perayaan hari besar keagamaan, termasuk datangnya Ramadan memang jadi momen di mana timphan biasa tersedia. Selain itu, timphan juga kerap ditemui dalam acara pernikahan. Suci Sucanti dalam Jelajah Kuliner Nusantara mencatat bahwa terdapat peribahasa sebagai ungkapan atas keberadaan timphan ini:

"Luroe goet buluen timphan ma peugoet beumeuteme rasai"
(Hari baik bulan baik, timphan ibu buat harus kurasakan)

Peribahasa tersebut bermakna bahwa timphan buatan ibu begitu istimewa, sehingga harus dinikmati pada hari raya.

Saat Hari Raya Idulfitri dan Iduladha, masyarakat Aceh membuat timphan sejak satu atau dua hari sebelumnya. Timphan awet selama seminggu sehingga dapat disuguhkan kepada tamu yang hadir untuk bersilaturahmi.

Jika Kawan GNFI tidak bisa pergi ke Aceh, timphan juga bisa dibuat sendiri dan dinikmati di rumah. Orang Aceh sendiri pun kerap membuat timphan saat sedang merantau di luar daerah asalnya. Berikut resepnya:

Bahan:

  • 200 gr tepung ketan
  • 2 sdm santan kental
  • 1 sdm air kapur sirih
  • 1/4 sdt garam
  • 250 gr pisang raja (dihaluskan)
  • Daun pisang muda

Isi:

  • 2 butir telur ayam
  • 50 ml santan kental
  • 100 gr gula pasir
  • 25 gr nangka matang (dicincang kecil)
  • 1/2 sdt tepung terigu
  • 1 lembar daun pandan
  • 50 gr kelapa muda (parut halus)
  • 1/4 sdt vanili

Cara Pembuatan:

  1. Campur tepung ketan, pisang yang sudah dihaluskan, santan, air kapur, dan garam hingga rata. Adonan ini akan digunakan sebagai kulit kue.

  2. Untuk adonan isi, kocok telur dan gula hingga mengental menggunakan mixer. Tambahkan tepung terigu dan santan, lalu aduk hingga rata. Masukkan nangka dan kelapa muda, dan tambahkan daun pandan. Masak hingga adonan mengental lalu tambahkan vanili dan aduk rata.
  3. Biarkan adonan isi dingin dan siap digunakan.

  4. Ambil daun pisang, olesi dengan sedikit minyak, kemudian tipiskan adonan kulit pada daun pisang. Letakkan adonan isi di atasnya, lalu gulung dan bungkus seperti membuat lontong kecil.

  5. Kukus kue selama sekitar 10 menit atau hingga matang.

Sie Reuboh, Makanan Olahan Daging Bernuansa Gurih-gurih Asam Khas Aceh

  • Susanti, S. (2023). Timphan Si Manis dari Serambi Mekah. In Jelajah Kuliner Nusantara (pp. 88–94). Stiletto Book.
  • Hidayah, Z. (2015). Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
  • https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/resep-kue-timphan



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini