Langkah Literasi di Tanah Mansinam

Langkah Literasi di Tanah Mansinam
info gambar utama

Lupakan sejenak tentang orasi dan banner partai, mari kita tilik anak-anak Papua yang hampir tak tersentuh dengan tangan-tangan berdasi.

Bermula dari pengalaman pribadi Bhrisco Jordy yang besar dan tumbuh di tanah Papua Barat dengan segala keterbatasan pendidikan, hingga kini ia mampu mengabdi pada tanah nenek moyangnya. Beliau mengenyam pendidikan SD hingga SMA di tanah Papua dan melanjutkannya ke Perguruan Tinggi International di Jakarta, hingga ia kembali ke Papua, keterbatasan pendidikan masih melekat pada anak-anak disana.

Selama ia besar di tanah Manukwari, banyak ketimpangan pendidikan antara kota dan desa yang ia rasakan. Dari akses belajar, kurangnya tenaga pendidikan yang berkualitas, ketidakhadiran lembaga pendidikan, hingga angka buta huruf yang sangat tinggi menjadi keprihatinan seorang Jordy terhadap masa depan pendidikan anak-anak Mansinam.

Pulau Mansinam merupakan pariwisata umat kristen protestan di Papua Barat dengan keindahan dan sejarahnya, namun banyak menyimpan anak-anak SMP yang bahkan belum dapat menulis nama mereka sendiri. Hal ini lah yang menjadi motivasi besar Jordy dan kawan-kawan lainnya untuk memberikan kontribusi positif mereka bagi pulau Mansinam.

Kisah Inspiratif Irfandi, Seseorang yang Memikat Dunia dari Desa Giritengah melalui Seni

“ Kalau kita menunggu aksi pemerintah, mereka juga memiliki keterbatasan, kita ga bisa berharap pada pemerintah, jadi kenapa tidak memulai dari diri sendiri.” Ujarnya pada pertemuan Good Movement GNFI bersama penerima apresiasi ASTRA tempo lalu.

Sebelumnya, Jordy membuat project kecil bagi anak muda Manukwari yang memiliki keterbatasan literasi. Ia memberikan layanan literasi kepada mereka, seperti pendidikan dan perpustakaan. Pada perkembangannya, project tersebut di perluas menjadi sebuah komunitas Papua Future Project (PFP) yang berdiri pada Juli 2021. Jordy juga memberikan kesempatan kepada teman-teman yang lain terutama di luar pulau Papua untuk turut berkontribusi menjadi volunteer pengajar anak-anak Mansinam, sehingga jangkauannya lebih luas lagi.

Selain bertujuan untuk mengurangi segala bentuk ketimpangan pendidikan di tanah Papua, seperti menjalani program pendidikan berkualitas, pemerataan fasilitas, melatih tenaga pendidik lokal, Jordy dan tim juga ingin melatih anak muda di Papua untuk turut bergabung dan berkontribusi dalam program pendidikan ini, meskipun cukup sulit karena anak muda Papua tidak tertarik jika tanpa digaji, karena bagi mereka “ Kami saja sudah susah malah membantu orang lain..”. Hal ini lah yang menjadi tantangan Jordy untuk menumbuhkan kepedulian dan minat volunteer anak muda disana.

Komunitas PFP telah banyak menghasilkan perubahan yang signifikan. Sebelumnya tak banyak media yang menyorot mereka, bahkan pemerintah belum mengenal dan melirik komunitas PFP ini, namun setelah menjadi penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards (Astra), banyak media dan pemerintah yang menyoroti aksi mereka. Dengan mengangkat motto “Every Child Matter” dan konsentrasinya pada kebutuhan literasi disana, tim PFP ini mampu membuat RPP dan kurikulum sendiri bagi anak-anak disana.

“Karena anak-anak Papua sulit diajak fokus dan mudah lupa materi di keesokan hari, jadi kami berusaha menjadikan pembelajaran terasa menyenangkan.”. Hingga kini PFP mampu menjangkau 14 kampung dan 725 anak papua.

Hal yang menjadi istimewa yang dimiliki anak-anak papua dan menjadi motivasi lebih bagi Jordy dan timnya adalah love language siswa-siswinya. Tak jarang anak-anak Papua menyapa tim PFP datang untuk mengajar dari pulau seberang dan mereka membantu mendorong perahu ketika datang dan pergi. Hal inilah yang menjadi bentuk kasih sayang yang saling mengikat anak-anak papua dengan tim PFP.

Banyak harapan Jordy dan tim untuk terus memajukan PFP ini. Mereka berharap kerjasama dari banyak pihak dan volunteer untuk turut terjun langsung ke papua sehingga komunitas PFP tidak hanya berhenti di tanah Papua saja, namun juga meluas ke pedalaman lainnya. PFP juga berharap dapat bekerjasama dengan UNICEF dalam banyak hal. Tak hanya pendidikan, namun juga teknologi, bahasa, karakter, dan alam. Jordy banyak menaruh harap pada anak-anak muda Indonesia untuk menjadi contoh dalam kepedulian dan pembawa perubahan bagi anak bangsa lainnya.

7 Rekomendasi Film Indonesia tentang Meraih Mimpi yang Inspiratif

“ Mau sejauh apapun kamu belajar, jangan lupa kembali untuk mengabdi”

Satu pesan yang sering Jordy tanamkan pada anak-anak papua, “ Meskipun kita memiliki keterbatasan, tapi itu tidak akan merusak mimpi kita”. Banyak hal yang diberikan dan didapatkan selama Jordy dan tim PFP mengabdikan diri. Melihat anak-anak papua mampu menuliskan nama mereka adalah sebuah kebahagiaan tim PFP tersendiri. Keterbatasan yang dimiliki anak-anak di Papua sana telah menjadi hal yang mampu mereka taklukan bersama, ketimpangan pendidikan bukan hal yang berhasil menggagalkan mimpi mereka dan tim PFP. Inilah empati terbaik para cendekiawan muda untuk melahirkan cendekiawan lainnya di tanah Indonesia. Kehadiran dan kontribusi mereka tidak akan pernah menjadi sia-sia.

“ Sudah lama Indonesia merdeka, tapi kok belum merdeka dari buta huruf dan pendidikannya? “

Dari kisah Jordy bersama anak-anak papua dan tim PFP, apakah telah mampu menggerakan hati kawan-kawan GNFI untuk turut menyumbangkan kebermanfaatan kita, meski dari hal yang sederhana?

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini