Pertunjukkan "Randai" Di Tengah Gempuran Globalisasi

Pertunjukkan "Randai" Di Tengah Gempuran Globalisasi
info gambar utama

Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan tersebut meliputi kesenian, moral, adat istiadat yang ada di masyarakat. Kebudayaan tersebut diturunkan secara turun temurun di masyarakat. Namun, tidak semua budaya tersebut dapat dilestarikan karena disebabkan oleh beberapa faktor.

Salah satu faktor yang menyebabkan jarangnya kesenian ini dimainkan pada masyarakat yaitu faktor Globalisasi. Globalisasi mengakibatkan masuknya budaya-budaya luar sehingga budaya lokal tergerus karena anak-anak muda tidak tertarik lagi melestarikan budaya lokal.

Hal inilah yang tengah dihadapi masyarakat Minangkabau. Generasi muda zaman sekarang tidak lagi tertarik untuk melestarikan budaya mereka. Salah satunya kesenian Randai. Pada zaman dahulu kesenian Randai tidak butuh acara tertentu untuk disaksikan.

Pada kali ini kita akan membahas kesenian masyarakat Sumatera Barat yaitu Randai. Randai juga dikenal sebagai teater masyarakat Minangkabau. Kesenian merupakan gabungan dari lagu, musik, dan silat yang digabungkan menjadi satu.

Pada zaman dahulu kesenian Randai dimainkan sebagai teater hiburan rakyat. Namun, pada saat ini kesenian Randai dimainkan untuk menyambut tamu terhormat yang datang, pengantin, pesta rakyat dan acara lainnya.

Kata 'Randai' berasal dari kata 'handai' yang diubah menjadi 'berandai' yang berarti obrolan hangat di dalam suasana yang santai. Ada yang berpendapat bahwa kata 'Randai' berasal dari bahasa Arab, yakni Rayan-Li-dai yang berarti lekat dengan da'i.

Randai dimainkan dengan beberapa unsur pokok di dalamnya yaitu cerita yang dimainkan, dialog, serta seni peran.

Untuk menghidupkan pementasan kesenian Randai, alat musik dimainkan untuk mengiringi pementasan Randai. Alat musik yang dimainkan yaitu Talempong, saluang, rabab,bansi hingga canai (Alat musik tradisional masyarakat Sumatera Barat).

Pada saat ini kesenian sudah mulai jarang untuk dimainkan. Kesenian ini dapat disaksikan pada acara-acara tertentu saja. Generasi muda yang menyukai budaya luar juga menjadi penyebab mulai punahnya kesenian Randai ini.

Untuk mengatasi hal ini, beberapa tokoh masyarakat di perkotaan mendirikan sanggar seni untuk melestarikan budaya Minangkabau termasuk kesenian Randai. Tak jauh dengan masyarakat perkotaan, tokoh pemuka adat yang di desa juga merangkul anak muda untuk melestarikan kesenian Randai.

Tak hanya untuk melestarikan budaya Minangkabau, kegiatan ini juga bertujuan untuk mencegah kecanduan gadget pada anak-anak dan juga meningkatkan interaksi. di tengah gempuran globalisasi, pertunjukan randai banyak menghadapi berbagai macam tantangan apalagi ditengah gempuran globalisasi seperti sekarang ini.

Banyak diantara anak anak zaman sekarang mengganggap bahwa pertunjukan randai ini merupakan pertujukan yang telah ketinggalan zaman, hal ini dikarenakan adanya perubahan pola pikir dalam masyarakat, masuknya pengaruh budaya asing seperti trend budaya korea dan barat ke indonesia. serta, minimnya kesadaran masyarkat akan budaya yang beranekaragam untuk dilestarikan.

perubahan dalam pola pikir masyarakat zaman sekarang membuat generasi muda lebih tertarik mengikuti arus trend zaman sekarang dari pada belajar untuk melestarikan aneka ragam budaya yang ada di negeri kita pada saat ini hal ini yang akan berdampak buruk dalam pelestarian budaya.

tidak hanya dari segi pola pikir dan pandangan masyarakat mengenai tradisi tradisional. tapi dari segi pertunjukan randai nya sendiri, pertunjukan randai juga menghadapi tantangan yang cukup besar. tantangan itu ialah dari segi biaya produksi nya. dalam pergelaran pertunjukan randai mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam satu kali pementasan, biaya yang dikeluarkan cukup besar digunakan untuk panggungnya, properti,musik,kostum, dan alat alat lainya

hal ini lah yang membuat pertunjukan randai dinilai kurang kompetitif dibandingkan dengan hiburan seperti zaman sekarang ini, dengan menggunakan teknologi yang ada kita dapat mengakses hiburan dengan mudah dan menghemat waktu kita.

maka dari itu kita sebagai generasi muda harus mampu mempertahankan dan melestarikan tradisi budaya yang kita punya, dan juga mampu beradaptasi dengan segala gempuran globalisasi dengan menyaring segala informasi yang ada dan dapat lebih mengembangkan budaya dalam negeri hingga berbagai belahan dunia tau bahwa ciri khas budaya negeri kita banyak memiliki keanekaragaman yang harus diketahui oleh seluruh dunia serta mengembangkan dengan kreativitas dan inovasi dalam memperkenalkan budaya dalam negeri

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini