Menceritakan "Kala Itu" yang Dijaga untuk "Kala Ini" dan "Selamanya"

Menceritakan "Kala Itu" yang Dijaga untuk "Kala Ini" dan "Selamanya"
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Sadar bahwa diri ini seorang pemula yang bukan seniman tulen ataupun budayawan tulen tidak menyurutkan niatku. Sebuah kesempatan ada di depan mata. Ini pertama kontribusiku untuk seni budayaku bersama teman-teman ekstrakulikuler karawitan.

Memang ternyata tak semudah itu memulai dari tak tahu apapun sampai menjadi sebuah hajat yang berwujud. Bersyukur banyak dukungan mengalir untuk sebuah kegiatan seni rumusan anak SMA ini. Dimulai dari proposal kegiatan yang aku ajukan ke pihak sekolah dan berbagai revisi serta penyesuaian anggaran kegiatan dari sekolah. Teman-teman humas juga tak kalah sibuk menyiapkan kontak personal atau mitra yang mau mendukung kegiatan ini. Dengan mahirnya juga, teman-teman media memvisualisasikan kegiatan ini semarik mungkin.

Teman-teman konsumsipun sibuk memilih mitra kuliner untuk asupan saat kegiatan terlaksana nanti. Tak kalah, ketua kegiatan yang asik ribut dengan teman-teman acara mendiskusikan metode dan susunan acara yang akan diterapkan kali ini. Aku senang bisa bersama-sama di sini dengan mereka. Meskipun terkadang ada sedih dan marahnya, itu tidak berlangsung lama karena kami ingat, kami punya satu tujuan bersama demi terlaksananya kegiatan ini.

Bahasa Daerah dalam Keluarga: Cara Melestarikan Budaya dari Lingkungan Terkecil

Saat ini pamflet kegiatan sudah disebar. Sudah hampir semua sekolah SMP dan sederajatnya kami sambangi untuk menghaturkan undangan kegiatan ini. Aku pun turut menyampaikan surat undangan pada salah satu sekolah yang disana terdapat satu set gamelan. Dalam hati aku bergumam, aku sangat mengapresiasi pihak sekolah yang mau menyisihkan anggarannya untuk set alat musik tradisional ini dan beruntungnya adik-adik di sini mendapat fasilitas ini.

Festival Karawitan Se-Karesidenan adalah nama kegiatan itu. Perlu diketahui, dikutip dari unitantri.ub.ac.id, sebelum istilah karawitan mencapai popularitas di masyarakat seperti sekarang ini, dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di lingkungan daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta, sudah sering terdengar kata rawit yang artinya halus, indah-indah (Prawiroatmojo, 1985:134). Begitu pula sudah terdengar kata ngrawit yang artinya suatu karya seni yang memiliki sifat-sifat yang halus, rumit, dan indah (Soeroso: 1985,1986). Dari dua hal tersebut dapat diartikan bahwa seni karawitan berhubungan dengan sesuatu yang halus, dan rumit. Kehalusan dan kerumitan dalam seni karawitan tampak nyata dalam sajian gending maupun asesoris lainnya.

Banyak hal yang kudapat di kegiatan festival ini, pengalaman dari menyusun dan merupa kegiatan tersebut hingga hangatnya momen kegiatan kala itu. Dari kegiatan ini, aku dan teman-teman punya harap besar bisa membuat sebuah wadah unjuk kemahiran adik-adik SMP di sekitar kami.

Koridor sekolah tempat kegiatan dilaksanakan kala itu sudah mulai ramai hiruk pikuk peserta. Aku seorang awam di dunia seni ini sempat tidak menyangka melihat mereka. Hebat, satu hal yang terbesit di pikiranku ketika mereka mulai memainkan alat musik khas Jawa Tengah itu. Aku harap mereka terus melestarikan kemampuan itu dalam diri mereka, karena bagiku mereka telah berhasil menjadikan karawitan ini sebagai bagian dari dirinya.

Coto Makassar, Daging Rempah Berkuah Khas Indonesia Timur Yang Menggugah Selera

Satu per satu setiap tim perwakilan sekolah tampil di panggung yang telah kami siapkan sebuah set gamelan untuk karawitan. Kini sudah masuk di akhir sesi, juri telah selesai menentukan pemenang festival. Tampak di sana, bersorai tim perwakilan sekolah setelah pembawa acara mengumumkan pemenangnya. Kami pun juga menekankan bahwa adik-adik di sini pun semua sudah menjadi juara.

Ya, juara melestarikan seni budaya daerah kita. Tidak banyak anak muda yang bisa selekat itu dengan seni budaya hingga semahir itu memaikan gamelan menjadikannya indah melalui seni karawitan. Aku juga sangat senang karena di sini aku menemukan bahwa nyatanya anak muda masih giat di dunia seni budaya daerah dan aku harap selalu giat selamanya sampai akhir hanyat, sampai anak cucunya.

Di tahun 2023, kegiatan festival itu masih aku ingat lekat. Berharap indahnya tangga nada karawitan itu masih terjaga dengan baik dan sewaktu-waktu bisa membuatku merasakan kecintaanku terhadap seni budaya daerahku. Seperti dalam tulisanku ini. Terima kasih, atas kesempatan inilah memori kala itu kembali menyeruak, membuatku bahagia tersadar telah pernah turut andil di sana.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini