Kisah Inspiratif Narman Sang Promotor Produk Suku Baduy

Kisah Inspiratif Narman Sang Promotor Produk Suku Baduy
info gambar utama

Indonesia memiliki berbagai macam suku, salah satunya adalah suku Baduy. Suku Baduy merupakan suku yang berlokasi di kabupaten Lebak, provinsi Banten. Masyarakat dari suku ini terkenal dengan keteguhannya dalam mempertahankan aturan adat, salah satunya adalah dengan tidak menggunakan teknologi dan alat komunikasi.

Namun, ada satu warga dari suku Baduy yang memberanikan diri untuk melakukan sedikit pergeseran atas aturan tersebut. Warga tersebut bernama Narman.

Narman merupakan pemuda asli Baduy yang telah berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat Baduy dengan bantuan teknologi dan alat komunikasi. Atas aksinya tersebut, di tahun 2018 ia mendapatkan penghargaan di bidang kewirausahaan SATU Indonesia Awards oleh PT Astra International Tbk.

Kebiasaannya yang suka membaca dan mempelajari hal baru mengantarkan ia pada sebuah tren yaitu penggunaan aplikasi Instagram. Dari aplikasi itu lah Narman mulai menciptakan dan membangun branding dari sebuah toko online yang bernama Baduy Craft.

Baduy Craft.com merupakan sebuah toko online yang menyediakan berbagai produk asli buatan para pengrajin di suku Baduy, seperti kain tenun, tas, aksesoris, dan lain-lain.

Toko ini dibangun oleh Narman atas inisiatifnya untuk membantu para pengrajin Baduy memasarkan produk yang telah mereka buat agar para pengrajin tidak lagi hanya menunggu wisatawan datang agar dapat memasarkan produknya.

Tidak terbatas pada Instagram, Narman juga memanfaatkan Bukalapak dan Tokopedia sebagai media pemasaran. Selain itu, ia juga aktif mencari informasi dan mengikuti pameran yang bertema nusantara untuk memperkenalkan sekaligus memasarkan produk-produk dari Baduy Craft secara langsung dengan para konsumen.

Nurman dalam acara Talkshow Good Movement yang didukung oleh GNFI, menuturkan bahwa ia telah berhasil mengikuti beberapa event pameran di Jakarta, Depok, Tangerang, dan tempat-tempat potensial lainnya. Ia bahkan menggunakan biaya pribadi untuk mengikuti pameran tersebut. Sungguh pemuda berhati mulia yang benar-benar tulus membantu.

Namun, dibalik semua pencapaian tersebut terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh Narman dan para pengrajin. Berikut uraian dari tantangan tersebut:

1. Teguran dari tokoh adat

Penggunaan teknologi dan alat komunikasi oleh Narman dalam melakukan pemasaran produk merupakan hal yang melanggar aturan adat suku Baduy. Oleh karena itu lah ia kemudian mendapatkan teguran dari tokoh adat. Namun, Narman tetap pada pendiriannya untuk menggunakan teknologi dan alat komunikasi karena ia melihat banyak sisi positif yang dapat dimanfaatkan.

Narman menjelaskan bahwa ia tidak ingin menghancurkan adat, tapi ia ingin memanfaatkan sisi positif dari teknologi dengan maksimal tanpa mengadopsi budaya luar. Tujuan akhirnya adalah ingin membantu teman atau para pengrajin potensial untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka tanpa meninggalkan adat.

2. Keterbatasan sinyal

Aturan suku Baduy yang menolak modernisasi, mengakibatkan sinyal di kawasan suku Baduy pun tidak tersedia. Narman sebagai pemilik program Baduy Craft pun kesulitan untuk melakukan proses pemasaran dan penjualan produk seperti melayani chat konsumen, membuat konten, dan lain-lain.

Oleh karena itu, ia harus berjalan kaki turun menuju perbatasan yang lokasinya terletak di kampung Ciboleger. Disana lah Narman baru mendapat sinyal untuk melakukan aktivitas pemasaran dan penjualan produk.

3. Manajemen produksi

Produk dari Baduy Craft dihasilkan langsung oleh para pengrajin tanpa bantuan mesin yang canggih seperti pabrik pada umumnya. Bahkan pembuatan produknya dilakukan di rumah masing-masing pengrajin. Hal ini menyebabkan setiap produk yang disediakan di Baduy Craft menjadi terbatas.

Misalnya, kain tenun dengan suatu motif, stoknya hanya maksimal lima kain. Jika ada konsumen yang memesan sepuluh kain tenun dengan motif yang sama, para pengrajin akan kewalahan untuk membuatnya karena selain harus dibuat secara manual, pengrajin kain tenun tersebut juga tidak dapat dibantu oleh pengrajin lain karena perbedaan karakter tangan para pengrajin yang tentu tidak akan bisa menghasilkan kain tenun yang sama persis walaupun bahan untuk membuat kainnya sama.

4. Manajemen pemasaran

Keterbatasan pendidikan seputar keterampilan digital di kawasan suku Baduy membuat kebanyakan masyarakat Baduy tidak mengetahui tentang proses pemasaran online yang dilakukan oleh Narman. Alhasil, Narman kekurangan bantuan tenaga kerja untuk mengelola pemasaran online yang ia lakukan.

Ia mengaku kesulitan karena harus merangkap menjadi admin, pembuat konten secara bersamaan. Teman-temannya ikut membantu namun bukan pada sisi pemasaran melainkan di sisi pengemasan produk dan ekspedisinya. Selain itu, algoritma juga menjadi salah satu tantangan dalam manajemen pemasaran ini.

Di zaman sekarang, Narman mengaku sulit mengikuti tren untuk memasarkan produknya karena rata-rata tren sekarang sangat tidak sesuai dengan adat suku Baduy.

Pada akhirnya, usaha yang dilakukan Narman menuai respon yang positif di kalangan masyarakat Baduy. Narman menuturkan bahwa terdapat sekitar lebih dari 30 pengrajin Baduy yang merasa senang dan berterima kasih pada Narman karena berkat pemasaran online yang ia lakukan, para pengrajin yang menjadi pemasok produk Baduy Craft dapat mengembangkan potensi dan kreatifitas yang mereka miliki dengan maksimal.

Untuk masa yang akan datang, Narman memiliki dua rencana. Pertama, ia akan tetap fokus menjalankan program Baduy Craft yang telah ia bangun dengan menambahkan lebih banyak ide baru. Kedua, ia dan teman-temannya juga dibantu dengan orang luar dari Jakarta akan mempromosikan pariwisata suku Baduy dengan cara membuat paket-paket wisata.

Tujuannya adalah untuk menarik hati wisatawan sekaligus membuka peluang kerja untuk para masyarakat Baduy seperti menjadi pemandu wisata, portir, dan juga sebagai penyewa penginapan dimana penginapan ini bertempat di rumah-rumah para masyarakat Baduy. Program ini juga tentu akan menambah sumber penghasilan masyarakat Baduy.

Sungguh menginspirasi bukan? Nah, bagi kawan GNFI yang ingin mengikuti jejak Narman, tetap semangat ya! Apapun rintangannya, yakinlah bahwa selalu ada jalan untuk melewatinya asal kita selalu berusaha dan pantang menyerah.

Semoga artikel ini dapat memotivasi kita semua ya kawan GNFI!

#kabarbaiksatuindonesia

Sumber:

Talkshow Good Movement, Inspirasi dari Kisah Sukses: Membangun Masa Depan Melalui Kewirausahaan Bersama Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

N
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini