Sadar Gadget Merusak Psikologis Anak, Achmad Irfandi Lestarikan Permainan Tradisional

Sadar Gadget Merusak Psikologis Anak, Achmad Irfandi Lestarikan Permainan Tradisional
info gambar utama

Tak bisa dipungkiri, manusia saat ini hidup di era globalisasi dan digitalisasi berkat kekuatan teknologi yang mendunia, perkembangan teknologi mulai dirasakan manusia terutama dalam hal komunikasi dan informasi seperti munculnya gadget dan internet, arus informasi sudah sangat mudah diakses bahkan hanya dalam hitungan detik. Namun teknologi juga dinilai bisa menjadi petaka, artinya dapat membawa dampak negatif bagi manusia seperti penyebaran data pribadi, informasi bohong atau hoax, bahkan yang lebih parah bisa membuat seseorang kecanduan akibat distraksi gadget dan kehilangan waktu produktifnya.

Hal ini dapat dirasakan oleh Achmad Irfandi, pemuda asal Desa Pagerngumbuk Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. Ia resah melihat anak-anak bermain game online di gadgetnya seharian sampai lupa waktu.

"Anak-anak sudah terpapar gawai/gadget, waktunya belajar tidak mau belajar bahkan karakternya juga berubah sudah berani melawan orang tua akibat meniru apa yang ada di youtube," ujar Irfandi.

Irfandi menekankan anak-anak yang usianya 0 sampai 6 tahun jangan diperkenalkan gadget, tumbuh kembangnya harus banyak berinteraksi langsung dengan dunia di sekitarnya.

Berangkat dari keresahannya irfandi mendirikan kampung lali gadget untuk membantu anak-anak menghilangkan kebiasaan buruknya yang bermain gadget seharian. Kampung lali gadget akan menghidupkan kembali permainan tradisional yang saat ini mulai ditinggalkan oleh anak-anak dan lebih kenal dengan game online.

Perpustakaan Pataba, Semangat Literasi dari Blora

"Anak-anak itu bukannya tidak suka dengan permainan tradisional tapi mereka tidak tahu, saat sudah diberitahu mereka pun senang dan meninggalkan gadgetnya," tuturnya.

Irfandi sangat bersemangat mengajak anak-anak bermain, ditambah saat pemuda ini mulai berkenalan, anak-anak pun memeluknya sehingga membuat dia terharu dan berjanji akan terus bekerja dan melewati tantangan demi tantangan untuk membawa mereka menemukan dunianya di alam terbuka.

"Perubahan-perubahan itu pasti terjadi, kalau kita berhenti siapa lagi yang akan meneruskan jadi kita harus berusaha terus. Teman-teman volunteer juga bersemangat, kami juga banyak berkolaborasi dengan mahasiswa dan masyarakat," kata Irfandi.

Lanjut, Irfandi menjelaskan kampung lali gadget punya progres yang bagus, anak-anak sudah punya pilihan untuk bermain selain bermain gadget, orang tua juga senang dan merasa aman anaknya bermain di kampung lali gadget. Awalnya hanya ada 35 anak lokal, tapi karena dampaknya berkelanjutan akhirnya anak yang lain memanggil teman sekolahnya untuk bergabung.

"Testimoni dari orang tua membuat kita terharu, anak yang awalnya jijik tidak ingin membuang sampah akhirnya tidak jijik lagi karena sudah terbiasa main lumpur di kampung lali gadget. Ada juga anak yang tiba-tiba muncul minat belajarnya, yang tadinya tidak bisa membaca mulai belajar mengeja padahal kita tidak ajarkan, mungkin karena kita penuhi sensoriknya maka keinginan belajarnya sangat tinggi," jelasnya.

Irfandi menyadari pentingnya mengeluarkan anak-anak dari distraksi gadget, psikologisnya bisa terganggu. Ia selalu berusaha melakukan pendekatan dengan orang tua, berbicara dari hati ke hati, agar orang tua paham harus ada batasan penggunaan gadget pada anaknya, bagaiamana pun orang tua yang banyak berperan terhadap pertumbuhan anak, sebaiknya lepaskan anak dari kecanduan gadget.

Romansa Tan Malaka dalam Empat Babak

Aksi Irfandi dinilai sangat mulia, karena kepeduliannya terhadap masa depan anak-anak dikampungnya. Irfandi mendapatkan penghargaan dari kisah inspiratifnya sebagai penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards Tahun 2021. Diketahui Irfandi berhasil mengajak 6000 anak dalam setahun untuk melestarikan permainan tradisional. Bagi Irfandi dan tim, dampak perubahan bagi anak merupakan progres luar biasa yang telah mereka lakukan. #kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MZ
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini