Kreatif! Bisnis Sepatu Ceker Ayam, Tembus Pasar Global

Kreatif! Bisnis Sepatu Ceker Ayam, Tembus Pasar Global
info gambar utama

Memanfaatkan ceker ayam untuk dijadikan sebagai bahan dasar olahan makanan tertentu mungkin sudah biasa dan tidak asing bagi kita. Tapi pernahkah Kawan GNFI mendengar sepatu dari kulit ceker ayam? Sepintas ide ini mungkin terdengar tidak masuk akal. Namun lewat brand Hirka yang dibangunnya, seorang pemuda asal Bandung bernama Nurman Farieka berhasil mewujudkan gagasan "gila" tersebut. Hirka menjadi yang pertama, atau bahkan satu-satunya brand sepatu di Indonesia maupun di mancanegara, yang menggunakan kulit ceker ayam sebagai bahan baku pembuatan produk sepatu mereka.

Berawal dari keresahan pribadinya soal eksploitasi hewan reptil seperti buaya dan ular yang sering dimanfaatkan kulitnya untuk dijadikan bahan baku produk kerajinan hingga menyebabkan maraknya aktivitas perburuan liar, membuat Nurman akhirnya memutar otak untuk mencari solusi dengan menggunakan alternatif bahan baku lain. Hingga tercetuslah ide kreatif menjadikan kulit ceker ayam sebagai bahan baku pengganti kulit-kulit hewan reptil tersebut.

Melalui brand Hirka yang dibangunnya, Nurman mencoba memberanikan diri untuk medobrak pasar dengan inovasi sepatu kulit ceker ayam yang dibuatnya. Gebrakannya yang terbilang baru dan terkesan “nyeleneh” ini tentunya mendapatkan sambutan yang beragam dari para konsumen dan masyarakat. Sebagian menyambut dengan antusias produk segar yang ia tawarkan, namun tak sedikit juga yang meragukan produk sepatunya karena menggunakan material yang tidak lazim yaitu kulit ceker ayam. Ini menjadi tantangan tersendiri untuk Nurman.

Butuh waktu yang tidak singkat bagi Nurman untuk bereksperimen dalam menciptakan produk sepatu kulit ceker ayam miliknya hingga menghasilkan produk dengan standar yang layak dan dapat dilemparkan ke pasaran. Karena menggunakan material yang terbilang baru, Nurman mencari cara agar produknya dapat menyentuh target pasar yang ia sasar.

Ia mengistilahkannya dengan membentuk “ekosistemnya” sendiri. Ide bisnisnya yang terbilang orisinil juga memunculkan peluang usaha yang lebih besar tentunya, sehingga seiring perkembangannya Nurman belajar agar brand Hirka miliknya bisa memenuhi permintaan pasar dengan membentuk satu formula tertentu untuk menghasilkan jumlah produksi sepatu secara massal.

Kegigihan Nurman dalam membangun brand Hirka tersebut nyatanya telah membuahkan hasil. Karya produk sepatunya berhasil tembus ke pasaran, hingga bisa diapresiasi dan diliput oleh berbagai media nasional bahkan internasional, salah satunya media luar negeri New York Times. Bisnisnya juga sering dijadikan sebagai ajang studi banding bagi bisnis lain.

Orang-orang berdatangan dari luar kota, bahkan luar negeri untuk belajar langsung proses pembuatan sepatu kulit ceker ayam miliknya. Melalui Hirka, Nurman juga menyuarakan kampanye bagaimana produknya dapat menjadi solusi dari masalah perburuan hewan-hewan liar terutama reptil yang dilakukan secara ilegal dan tidak bertanggung jawab. Selain itu, nilai positif lain dari bisnis Nurman tersebut adalah mampu menyerap tenaga kerja sehingga bisa memberdayakan masyarakat terutama pengrajin sekitar.

Perjalanan yang dilewati Nurman bersama brand Hirka hingga berada di titik sekarang ini bukanlah sebuah proses yang singkat. Seperti melewati sebuah anak tangga, naik dan turun dalam sebuah bisnis adalah suatu hal yang wajar dan biasa terjadi. Proses inilah yang membentuk kekuatan sebuah bisnis agar dapat terus belajar untuk tumbuh dan berkembang.

Nurman juga menekankan bahwa setiap tahapan maupun proses yang terjadi dalam perjalanan sebuah bisnis harus mampu dinikmati dan dijalani dengan sungguh-sungguh agar kita dapat merasakan hikmahnya, sehingga bisnis kitapun dapat terus bertahan dan berkelanjutan di tengah gempuran zaman.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

W
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini