Baluwarti: Ekspo Sisi yang Sedikit Terlupakan dari Kultur Surakarta

Baluwarti: Ekspo Sisi yang Sedikit Terlupakan dari Kultur Surakarta
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

“Asal-Muasal Kota Solo semuanya ada dan berawal di Baluwarti,” begitu lah kata Ibu Valent ketika saya dan teman-teman sejenak bertandang di tempat ini.

Berkunjung ke Kota Solo tampaknya tidak lengkap jika belum menapak di Kampung Baluwarti. Pemukiman yang berdiri di atas tanah yang mengelilingi kawasan eksklusif Keraton Kasunanan Surakarta ini menyimpan cerita menarik sebagai salah satu kawasan wisata edukasi budaya di Jawa Tengah.

Namun sayangnya, seiring meningkatnya pamor Keraton Kasunanan dan berbagai kampung wisata budaya lain menjadikan eksistensi Baluwarti menjadi sedikit terlupakan dari lirikan wisatawan. Padahal, secara historis mereka memiliki banyak eksposisi yang menarik untuk dieksplorasi!

Kampung Baluwarti ini menarik karena terdapat Keraton Kasunanan Surakarta yang di pusatnya sebagai akar budaya Jawa di Kota Solo. Selain itu, warga Baluwarti hingga saat ini masih menjunjung tinggi nilai tradisi mereka, sehingga kampung ini memiliki daya tarik sendiri sebagai ikon wisata budaya,” ungkap Valent, salah seorang Founder dan pegiat wisata Baluwarti Experience.

Rumah Abdi Dalem Keraton

Sejarah Kampung Baluwarti tergolong cukup unik jika dibandingkan dengan kampung wisata budaya lainnya. Wilayah ini sejak lama dihuni oleh keluarga keraton dan abdi dalem yang bekerja untuk Keraton Kasunanan Surakarta.

Para abdi dalem pun terbagi menjadi beberapa kelas strata sosial berdasarkan pekerjaan yang dapat dibedakan berdasarkan tipe arsitektur ikonik yang menjadi ciri khas dari rumah tempat tinggal mereka.

Salah satu rumah abdi dalem golongan bangsawan dengan regol atau pintu besar berwarna biru | Sumber: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Kawasan pemukiman abdi dalem golongan bangsawan | Sumber: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Tipe rumah Jawa lengkap berbentuk Joglo Limasan dengan pendopo menunjukkan penduduk abdi dalem golongan bangsawan. Rumah ini pada umumnya didirikan di halaman yang luas, dikelilingi oleh tembok yang cukup tinggi dan diberi regol atau pintu besar berwarna biru di tengahnya.

Sedangkan rumah-rumah biasa berbentuk Kampung menunjukkan status abdi dalem yang termasuk ke dalam golongan rakyat biasa.

Area pemukiman abdi dalem Keraton di Baluwarti terbagi ke dalam beberapa kampung sesuai profesi pengabdian mereka.

Gabuhan menjadi area pemukiman abdi dalem yang bekerja sebagai penabuh gamelan, Carangan dan Tamtaman sebagai area pemukiman abdi dalem yang berprofesi prajurit keraton, dan Wirengan area pemukiman abdi dalem yang berprofesi sebagai penari.

Salah satu area pemukiman abdi dalem keraton di Kampung Baluwarti | Sumber: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Menariknya, para abdi dalem ini tinggal di pemukiman yang dikelilingi oleh sebuah benteng yang bernama Tembok Kedhaton.

Tembok Kedhaton sekaligus menjadi cikal bakal nama “Baluwarti” dalam bahasa Portugis yang berarti tembok tinggi. Di masa penjajahan, Tembok Kedhaton berfungsi untuk melindungi lingkungan warga desa yang merupakan kaum abdi dalem keraton dari intervensi Belanda,” imbuh Valent.

Baluwarti Experience: Dari Mbubeng Benteng hingga Atraksi Prajurit Keraton

Selain menikmati suasana kampung yang kental dengan budaya pedesaan Jawa dan sekadar mengambil foto, wisatawan yang berkunjung ke Baluwarti juga berkesempatan untuk merasakan pengalaman bersentuhan langsung dengan budaya tradisional yang tidak kalah memukau.

Valent bersama tim Baluwarti Experience telah menyajikan berbagai paket wisata bagi wisatawan seperti kelas membatik, merangkai janur, membuat jamu, meramu lulur, kelas karawitan, dan cooking kelas masakan tradisional di rumah-rumah warga yang berprofesi sebagai abdi dalem.

Salah satu yang menarik adalah tur Mbubeng Benteng di mana warga Baluwarti mengajak para wisatawan untuk berjalan jalan di sekeliling area Tembok Kedhaton sembari menikmati sejarah dari bangunan-bangunan historis dan arsitektur pemukiman para abdi dalem yang ikonik.

Konsep paket wisata ini ingin mengajak generasi milenial khususnya untuk mengetahui, mengenal perasaan pengalaman dan mencintai budaya tradisi di Baluwarti dari potensi warga Baluwarti,” ungkap Valent.

Meskipun demikian untuk merasakan live experience dari paket wisata Kampung Baluwarti, Kawan harus terlebih dahulu melakukan reservasi melalui narahubung yang tertera pada kanal media sosial Baluwarti. Rangkaian dari paket wisata ini biasa dimulai dari jam 9 pagi hingga jam 3 sore.

Wisatawan yang datang biasanya dari berbagai daerah. Kalau yang terjauh adalah turis dari Belanda. Dia mengikuti cooking class masakan tradisional nasi liwet. Itu nasi favorit Raja Kasunanan,” kisah Valent seraya terkekeh.

Selain nasi liwet, kelas masakan tradisional yang ditawarkan juga beragam, termasuk serabi, selat, dan berbagai masakan khas Solo lainnya.

Semua makanan yang ada di Kota Solo ini asalnya dari Baluwarti karena asal-muasal Kota Solo ada di Baluwarti,” tandas Valent.

Jika datang ke Baluwarti pada hari Sabtu, Kawan juga berkesempatan untuk menyaksikan atraksi budaya Prajurit Keraton yang dimulai pukul 4 sore.

Atraksi ini menampilkan pertunjukan kolaborasi prajurit keraton, prajurit rakyat, dan komunitas seniman Kota Surakarta yang bermakna memperkenalkan barisan prajurit keraton sebagai sumber inspirasi sekaligus akar tradisi dalam proses penciptaannya. Dalam atraksi, prajurit keraton akan terbagi ke dalam 7 barisan prajurit yang disebut “bregada”.

Atraksi budaya prajurit keraton di area Kampung Baluwarti | Sumber: Dinas Pariwisata Kota Surakarta
info gambar

Masing-masing bregada pun memiliki tugas sesuai barisan mereka, misalnya Bregada Musik yang menyandang predikat sebagai pemberi tanda dimulainya perang dan Bregada Tamtama yang bertanggung jawab sebagai pasukan garda terdepan sebagai pelindung keselamatan para sunan.

Dengan adanya Baluwarti Experience, semoga Kampung ini semakin dikenal dan masih menjaga nilai tradisinya sampai kapanpun akan tidak akan hilang dari masa ke masa,” pungkas Valent di penghujung obrolan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

CH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini