Gerakan Kalcer Kata Kota Kita: Merayakan Budaya dan Kreativitas sebagai Pemberdayaan Kota

Gerakan Kalcer Kata Kota Kita: Merayakan Budaya dan Kreativitas sebagai Pemberdayaan Kota
info gambar utama

“Semakin berbudaya, kreatif, dan berdaya sebuah kota, semakin bahagia warganya,”

--

Sebagai warga kota, apakah kamu pernah memikirkan bagaimana budaya turut menjadi bagian dari masyarakat dan “napas” dari dinamika perkotaan yang penuh dengan hiruk pikuknya?

Di tengah perayaan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 dengan keunikan tersendiri di setiap “Ruang Tamu”, satu yang tak kalah menarik perhatian adalah gelarannya di MBloc Space yang bertajuk “Kata Kota Kita” yang berlangsung dari tanggal 18-22 Oktober 2023.

Menghadirkan tajuk “Gerakan Kalcer: Kata Kota Kita” yang menjadi pertemuan ragam suara warga kota di simpul kalcer yang memantik kolaborasi kreatif yang berdampak lestari.

Yang mana, budaya keragaman warga Jakarta budaya warga Jakarta dipromosikan, didengarkan, dan dihubungkan melalui platform media sosial dan di lokasi acara. Ini dilakukan melalui serangkaian kegiatan yang menjadi wadah bagi berbagai ide yang berasal dari warga kota tersebut.

Serba-Serbi Menyambut Perayaan Pekan Kebudayaan Nasional 2023

Gerakan Kalcer dan Jakarta yang berbudaya

Dok: Muhammad Fazer Mileneo/GNFI
info gambar

Inisiatif ini berasal dari ide Dewan Kuratorial Pekan Kebudayaan Nasional Handoko Hendroyono dengan dibantu Melvi dan Tara Sutrisno. Mereka punya visi untuk mendorong perkembangan kota yang didasarkan pada budaya, kreativitas, dan partisipasi masyarakat.

Gerakan ini mengajak semua pihak untuk mengangkat budaya sebagai dasar ekonomi kreatif, memperkenalkan gagasan-gagasan baru, dan menjadi landasan untuk merumuskan identitas kota serta menciptakan ruang dengan kesadaran bersama dari masyarakat Jakarta.

Selain itu, gerakan ini juga bertujuan untuk menyebarkan praktik terbaik dan memperkaya pemahaman mengenai kehidupan kota berbasis partisipasi publik.

Kata Kota Kita mengundang sebanyak mungkin penduduk kota untuk merayakan Jakarta sebagai masa depan yang lebih baik, lebih menyenangkan, berkelanjutan, dan penuh kebahagiaan.

Berkunjung ke Festival Pusako: Melihat Riwayat Mak Itam hingga Mengenal Budaya Mentawai

Dengan demikian, masyarakat dapat memahami Jakarta secara lebih mendalam dan pribadi, serta menggali dan menghidupkan kembali kebudayaan asli Jakarta yang bersumber dari berbagai latar belakang.

Kinan selaku perwakilan dari Kata Kota Kita mengatakan festival ini merupakan rangkaian dari Gerakan Kalcer yang sebelumnya juga sudah dilaksanakan di Sumatra Barat dengan nama “Festival Pusako” yang menekankan kebudayaan Minang. Lalu, sekarang adalah kesempatan untuk Jakarta.

“Jakarta ini kan melting pot karena semua orang datang ke sini buat bekerja. Lalu ada juga rencana pemindahan ibu kota, edangkan identitas Jakarta selalu identik dengan ibu kota. Jadi Kata Kota Kita juga mau menelusuri sebenarnya kalau Jakarta setelah jadi ibu kota akan jadi seperti apa,” ujar Kinan kepada GNFI.

Memahami Konsep ‘Lumbung’ Sebagai Filosofi Pekan Kebudayaan Nasional 2023

Kegiatan yang memantik budaya

Dok: Muhammad Fazer Mileneo/GNFI
info gambar

Berbagai kegiatan menarik di Festival Kata Kota Kita meliputi sosial media yang mencerminkan kata kota kita, lorong interaktif kata kota kita, literasi kota kita, pasar kota kita, wicara kota kita, peragaan busana kota kita, musik kota kita, sinema kota kita, dan simpul kata kota kita

Festival ini menciptakan ruang bagi warga Jakarta untuk berkolaborasi secara kreatif dan membagikan perspektif mereka tentang kota ini.

Memasuki MBloc Space, ruang kreatif di Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, layar interaktif pun menyambut para pengunjung.

Layar ini menampilkan bagaimana pendapat, keluh kesah, serta harapan warga kepada Jakarta. Setiap pengunjung yang datang juga bisa menuliskan apa yang mau disampaikan atau terpikirkan tentang Jakarta dan akan ditampilkan di layar ini. Misalnya apa yang disukai, yang tidak disukai, harapan, hingga aksi yang dilakukan.

Dok: Muhammad Fazer Mileneo/GNFI
info gambar

Memasuki lorong tengah MBloc, di bagian podium terdapat panggung kecil yang digunakan untuk acara Diskusi Kalcer. Ke bagian sebelah kiri, terdapat panggung pertunjukan musik serta trunk show bersama desainer fesyen.

Tak hanya itu, ada dua gedung yang dipakai untuk pemutaran film dokumenter serta ruang yang menampilkan literatur, film, serta berbagai jenama-jenama “berdaya”.

Bagaimana perfilman Indonesia serta riwayatnya juga turut ditampilkan di ruangan Creative Hall. Selain dapat menghibur, pengunjung juga dapat menambah wawasan soal film-film lokal dan perjalanannya sejak dulu.

Tatty Aprilliyana selaku Ketua Pelaksana Festival menjelaskan di ruang dengan podium ini juga ada diskusi tentang kultur mobilitas urban yang membicarakan pergerakan orang-orang di kota dengan mengundang Commuter Line, KAI, serta TJP. Ada juga diskusi air udara dan cerita kota, yaitu cerita soal kualitas lingkungan. Semuanya tentang kota.

Dok: Muhammad Fazer Mileneo/GNFI
info gambar

“Berbagai arsip juga turut dipamerkan di sini, seperti arsip tentang Benyamin Sueb, yang mana dia sangat identik dengan Jakarta. Jadi kita melakukan kliping mengenai riwayatnya. Arsip ini boleh dibaca untuk para pengunjung. Ada juga dokumentasi arsip naskah-naskah film, majalah zaman dulu, serta tentang sektor-sektor informal yang juga turut membangun Jakarta,” ujar Tatty kepada GNFI.

Lalu, di aula Foya terdapat ruang untuk pemutaran film legendaris Indonesia dari Spektakel.id. Ada pula berbagai stand berbagai produk dari jenama-jenama lokal yang berkualitas, mulai dari pakaian, aksesoris, buku, hingga kerajinan tangan.

Melalui serangkaian kegiatan ini, Festival Kata Kota Kita memberi gambaran bahwa kebudayaan merupakan inti dari kemajuan manusia, di mana mereka juga merupakan bagian integral dari kehidupan kota.

Membangun ikatan antara masyarakat dengan kebudayaan melalui gerakan demikian jadi suatu upaya untuk menciptakan kota yang berbudaya dengan perbedaan latar belakang di tengah kehidupan urban demi mewujudkan warga yang berdaya dan berbahagia.

PKN 2023: Ketika Pendidikan dan Kebudayaan Melebur dalam Satu Ruang di Muskitnas

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini