Marketplace Guru: Inovasi atau Stagnasi ?

Marketplace Guru: Inovasi atau Stagnasi ?
info gambar utama

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, persentase jumlah guru mengalami kenaikan sebesar 2,70% dari 3,28 juta orang sehingga menjadi 3,37 juta guru di Indonesia.

Sayangnya, sebagian besar dari mereka mengalami pengangguran. Dua alasan yang mengakibatkan guru menganggur. Alasan pertama disebabkan oleh lapangan pekerjaan yang terbatas dan tidak sepadan dengan banyaknya pelamar.

Alasan kedua, guru enggan melanjutkan karier karena minimnya taraf hidup guru yang berupa gaji dan komisi. Bentuk taraf hidup guru harus setara dengan pengetahuan yang telah mereka sampaikan untuk memberi dorongan kepada guru dalam menjalankan tugasnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengklaim bahwa setiap tahunnya, lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan meluluskan sekitar 350 ribu guru, tetapi hanya 120 ribu guru yang mampu terserap oleh lembaga kependidikan atau sekolah.

Akibatnya, setengah dari mereka berstatus sebagai guru honorer dengan gaji rendah. Gaji guru honorer bergantung kepada kebijakan pihak sekolah yang memperkerjakannya. Oleh karena itu, menyebabkan menurunnya motivasi dan semangat mengajar guru honorer.

Pemerintah bertindak dengan mengusulkan solusi untuk memenuhi kebutuhan guru melalui penyederhanaan proses perekrutan guru. Ini akan menghindari penantian yang panjang untuk perekrutan dari pusat dan memberikan jaminan gaji bagi guru tanpa menggantungkan dana operasional sekolah (BOS).

Oleh karena itu, pemerintah hendak meluncurkan sebuah platform database teknologi perekrutan guru yang dapat diakses oleh semua sekolah di Indonesia, yang akan di kenal dengan sebutan Marketplace Guru. Hanya ada dua kelompok calon guru yang dapat mendaftar pada platform database ini yakni guru yang telah lulus calon seleksi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pendidikan Profesi Guru (PPG) pra jabatan.

Guru yang telah mendaftar di Marketplace Guru memiliki izin untuk mengajar di sekolah-sekolah sesuai dengan lokasi tempat tinggal calon guru.

Proses rekrutmen platformdatabase Marketplace Guru terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama, pemerintah akan mengalokasikan dana kepada sekolah untuk merekrut calon guru yang sudah terdaftar di Marketplace guru.

Tahap kedua, proses rekrutmen dapat dilakukan kapan saja, tetapi formasi dalam rekrutmen hanya ditetapkan oleh pemerintah pusat berdasarkan data dapodik dan data lainnya. Formasi ini bersifat dinamis, yang berarti dapat berubah sewaktu-waktu.

Tahap ketiga, melalui Marketplace guru setiap sekolah dapat merekrut guru yang berkompeten dan guru akan di gaji secara langsung oleh pemerintah melalui sekolah.

Oleh karena itu, guru honorer tidak akan lagi menerima gaji rendah, karena mereka akan secara otomatis diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPk) dengan penghasilan yang sesuai. Sehingga seluruh sekolah diberikan wewenang untuk memilih guru sesuai dengan kebutuhan.

Marketplace guru memberikan potensi adanya solusi efektif kesejahteran dan ketersediaan guru. Potensi kesejahteraan guru dengan menyediakan pendanaan kepada calon guru dan memberikan upah atau gaji sepadan merupakan salah satu metode efektif dalam meningkatkan kesejahteraan.

Menurut data Mendikbudristek pada tahun 2024, Indonesia akan menghadapi kekurangan 1.312.759 seorang guru yang akan terjun dalam sekolah-sekolah. Keberadaan Marketplace Guru ini dapat dianggap sebagai peluang bagi pihak sekolah dalam memenuhi kebutuhan guru berkompeten.

Akan tetapi, Marketplace Guru juga dapat membuka peluang terjadinya praktik nepotisme. Praktik ini sering ditemukan di Indonesia, yakni tindakan yang memberi prioritas dan menguntungkan anggota keluarga atau teman terdekat di atas kepentingan umum.

Sebagai contoh, kepala sekolah memilih calon guru yang memiliki hubungan kerabat maupun teman terdekatnya, bukan berdasarkan kemampuan dan keahlian calon guru tersebut. Hal tersebut merupakan salah satu dampak negatif dari marketplace guru.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu memastikan bahwa proses rekrutmen berlangsung secara transparan, adil, dan profesional, serta didasarkan pada kapasistas dan kualifikasi profesi guru.

Proses rekrutmen yang transparan adalah proses yang melibatkan pihak pemerintah, sekolah, dan guru dengan memberikan informasi secara terbuka, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan dalam proses tersebut.

Semua pihak yang terlibat diharapkan untuk menjalankan prinsip keadilan di mana kepala sekolah harus memilih guru yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Ada beberapa tantangan dan kelemahan Marketplace, antara lain:

Tantangan:

  1. Tantangan untuk meningkatkan martabat dan kesejahteraan guru.
  2. Tantangan dalam bersaing dengan platform lain.
  3. Sulit diterima oleh masyarakat karena nama platform yang terkesan merendahkan profesi seorang guru.

Kelemahan

  1. Adanya persaingan tidak sehat antar sesama
  2. Mendegradasi dan merendahkan profesi
  3. Dapat menimbulkan terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme

Pihak-Pihak Yang Berperan Dalam Marketplace Guru

PihakPeran
Kementerian Pendidikan

- Menerapkan Marketplace Guru di seluruh sekolah dan memastikan penerimaan platform database oleh semua pihak

- Mengalokasikan gaji guru kepada pihak sekolah

Pihak Sekolah

- Mencari, merekrut, dan mewawancara calon guru untuk posisi sebagai guru tetao atau kontrak di sekolah

- Memberi posisi yang sesuai dengan keahlian calon guru.

Guru

- Dapat memilih lokasi pengajaran yang berdekatan dengan tempat tinggalnya

- Menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka di setiap institusi pendidikan

Potensi untuk meningkatkan Implementasi Marketplace guru dimasa mendatang harus didasarkan konsep berikut:

  • Perencanaan : Merencanakan keterlibatan berbagai pihak dalam Marketplace Guru dan merancang konsep platform database Contohnya melibatkan pihak pemerintah, guru, dan sekolah. Semua pihak dapat memberikan masukan dan kontribusi terkait dengan MarketPlace Guru untuk meningkatkan kenyamanan bersama.
  • Pengembangan: Marketplace Guru harus terua dikembangkan setiap 6 bulan sekali untuk meningkatkan fitur-fitur yang dapat meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pengguna. Pemerintah harus mendengarkan aspirasi dari pengguna melalui platfrom database
  • Uji lapangan: Pengujian dapat dilakukan dalam skala ibu kota terlebih dahulu, seperti Jakarta,untuk menganalisis dan mengevaluasi kelayakan Marketplace Guru. Pemerintah dapat mengevaluasi dampaknya dalam periode 6, jika terbukti Marketplace Guru memiliki dampak yang positif bagi sekolah dan guru. Maka, pemerintah dapat melanjutkan dengan persetujuan semua pihak. Selanjutnya, platform database ini dapat diimplementasikan ke beberapa daerah seperti Pulau Jawa dan Bali, setelah hasil uji coba baik, dan akhirnya dapat diperluas ke seluruh Indonesia.
  • Penerapan langsung: Setelah merencanakan, mengembangkan, dan menguji lapangan, maka Marketplace Guru dapat diterapkan oleh semua pihak yang terlibat. Namun, perlu terus melakukan pengembangan agar aplikasi menjadi lebih baik.

Dengan demikian, kehadiran Marketplace Guru diharapkan dapat memberikan solusi masalah terkait penghasilam guru honorer dengan usaha yang telah mereka lakukan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mencapai pendidikan berkualitas di Indonesia.

Ketika para guru mampu menyempurnakan dan meningkatkan kemampuan mengajar mereka melalui program sertifikasi guru berstandar tinggi, hal ini akan mendukung tujuan pendidikan yang lebih baik.

Dalam konteks pembangunan berkelanjutan Indonesia menuju 2045, MarketPlace Guru diharapkan dapat berperan dalam menciptakan pekerjaan yang layak dan mendukung pertumbuhan ekonomi negara.

MarketPlace Guru juga dapat membantu dalam memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan para guru di seluruh Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini