Petani Millenial, Pendiri Seni Tani di Bandung Raih SATU Indonesia Awards. Siapa Dia?

Petani Millenial, Pendiri Seni Tani di Bandung Raih SATU Indonesia Awards. Siapa Dia?
info gambar utama

Urban Farming menjadi salah satu kegiatan petani millennial di perkotaan untuk mengisi waktu luang dengan memanfaatkan lahan yang terbatas. Aktivitas pertanian itu juga dapat menjadi solusi untuk pemenuhan bahan pangan sehat.

Pandemi Covid-19 memicu banyak orang untuk memproduksi bahan pangannya sendiri, sehingga sayuran ataupun buah-buahan yang dihasilkan lebih terjamin dan aman dikonsumsi. Vania Febriyantie menjadi salah satu petani millennial yang ikut terlibat dalam urban farming.

Dia merupakan pendiri Seni Tani yang berbasis di Bandung. Gerakan yang diinisiasi oleh Vania itu dimulai saat pandemi Covid-19 memaksa masyarakat untuk mengikuti batasan-batasan yang diterapkan oleh pemerintah.

Dilansir dari Satu Indonesia, Seni Tani merupakan urban farming social enterprises istilah kekinian untuk usaha pertanian urban. Dua petani millennial yaitu Vania Febriyantie dan Raden Galih Raditya mendirikannya pada November 2020 di Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.

Seni Tani memanfaatkan lahan tidur untuk dijadikan kebun sayur, lalu hasil panennya didistribusikan melalui Kelompok Tani Sauyunan dengan sistem CSA atau Community Supported Agriculture. 24 orang anggota membayar di awal bulan sebelum benih ditanam, dengan demikian mereka mendapat kepastian, advance payment sebelum panen.

Lahan tanam Seni Tani saat ini terbagi dua, separuh berfungsi sebagai kebun komunal untuk 97 anggota yang aktif berkebun bersama. Sedangkan separuhnya lagi dikerjakan oleh pemuda setempat yang menjadi petani urban dengan pendapatan tetap.

Petani Millennial Seni Tani memanfaatkan lahan tidur untuk urban farming di Arcamanik, Bandung | Foto: 1000 Kebun/1000kebun.org
info gambar

Aktivitas yang dimulai di tengah pandemi Covid-19 ini menjadi jawaban terhadap situasi ekonomi yang melambat. Inisiatif Vania dan Galih memberi ide penciptaan lapangan kerja serta mewujudkan ketahanan pangan.

Seni Tani berawal dari kejelian anak muda memanfaatkan peluang setelah melihat banyaknya lahan tidur milik Pemkot Bandung. Inisiasi yang dilakukan Vania Febriyantie menjadikannya sebagai Penerima Apresiasi Kategori Khusus: Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19 pada ajang Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2021.

Seni Tani, Kegelisahan dan Kekhawatiran

Dilansir dari laman Komunitas 1000 Kebun, berikut ini alasan utama pendirian Seni Tani yang harus Kawan GNFI ketahui:

  1. Adanya lahan-lahan tidur di kawasan Arcamanik, khususnya di Kelurahan Sukamiskin.
  2. Data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung tahun 2021 menunjukan 96 persen pangan di Paris Van Java itu bergantung pada impor. Kondisi tersebut menuntut masyarakat untuk menghasilkan dan mengelola makanannya sendiri.
  3. Banyak berita mengenai tingginya tingkat depresi pemuda di Kota Bandung, salah satu sebabnya adalah dampak negatif media sosial dan sulitnya mendapatkan pekerjaan di masa pandemi.

Seni Tani hadir dan memberi solusi atas berbagai permasalahan yang ada, khususnya tiga masalah utama yang sudah diuraikan. Terdapat beberapa aspek yang diperjuangkan oleh Vania, Galih, dan rekannya yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi.

Di sisi lingkungan, Seni Tani mengubah lahan tidur di kawasan lahan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Arcamanik menjadi area urban farming dengan memanfaatkan potensi sumber daya sekitar. Pertanian organik yang berkelanjutan diterapkan di kebun pangan tersebut.

Dari segi sosial, Seni Tani melibatkan pemuda dan komunitas untuk mendapatkan nature healing melalui Kebun Komunal. Selain itu, di tempat tersebut diadakan pelatihan urban farming dan menyediakan akses pangan lokal yang sehat.

Pada aspek ekonomi, para petani millennial di Seni Tani berdaya dan mendapatkan kepastian pendapatan dari hasil penjualan hasil tani dengan pendekatan sistem CSA (Community Supported Agriculture), istilah di komunitasnya adalah Tani Sauyunan.

Vania Febriyantie Terus Mengembangkan Diri Agar Seni Tani Semakin Berkembang

Dilansir dari Instagram Vania Febriyantie @vaniavanya, baru-baru ini dia menerima Penghargaan Australia untuk menjadi peserta dalam Short-Course Sustainable Agrifood System. Hal tersebut menjadi berkah baginya, karena memungkinkan dia mendapat pembelajaran di ruang kelas lagi.

Petani Millennial, Vania Febriyantie mengikuti Short-Course Sustainable Agrifood System di Universitas Adelaide, Australia | Foto: Instagram @vaniavanya
info gambar

Dalam kelas tersebut, dia bisa mendengarkan pemapaparan mengenai temuan penelitian dari para professor dan dosen di Universitas Adelaide. Selain itu, salah satu pendiri Seni Tani ini dapat mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan peserta dari berbagai sektor, mulai dari Perusahaan, akademisi, pemerintah, hingga swasta.

“Saya merasa perlu mengejar gelar Master untuk meningkatkan kapasitas saya dan mengembangkan organisasi tempat kami bekerja untuk memastikan keberlanjutannya @kamisenitani,” tutur Vania dalam uraian keterangan unggahannya.

Namun, keinginannya untuk mengejar gelar Master belum bisa terwujud sekarang karena keadaannya belum memungkinkan. Semoga Vania terus semangat dan keinginan mulianya segera terwujud, doa Kawan GNFI dan dukungan dari berbagai pihak pun perlu diberikan kepadanya karena perkembangan dia dan Seni Tani akan berdampak pada perkembangan Indonesia.

Dengan demikian, dampak positif dari kehadiran Seni Tani yang memberi manfaat dalam berbagai bidang perlu ditiru oleh setiap komunitas. Begitupun dengan Astra yang memberikan apresiasi kepada petani millennial seperti Vania Febriyantie melalui SATU Indonesia Awards, semoga semakin banyak penghargaan diberikan kepada para inisiator gerakan di seluruh Indonesia ya Kawan GNFI.

#kabarbaiksatuindonesia

Referensi:

Satu Indonesia

Komunitas 1000 Kebun

Instagram @vaniavanya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini