Griya Schizofren: Perangi Stigma, Bersama Merangkul ODMK

Griya Schizofren: Perangi Stigma, Bersama Merangkul ODMK
info gambar utama

Stigmatisasi terhadap Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) masih kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sebutan-sebutan seperti orang gila, stres, hingga perusak, berkembang menciptakan dinding tebal di antara manusia yang mengaku “waras” dan mereka yang bergelut dengan masalah kejiwaan.

Tak cukup dengan mengatai, ODMK juga seringkali diperlakukan tak manusiawi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) total kasus pasung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada 2022, sebanyak 4.304 orang dengan gangguan kejiwaan di Indonesia terdeteksi menjalani hidup dengan cara dipasung.

Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap masalah kesehatan mental membuat banyak ODMK hidup menggelandang dan terkatung-katung di jalanan. Mereka dipaksa keluar dari kehidupan sosial karena dianggap tidak normal dan membahayakan orang lain. Persoalan inilah yang mendorong berdirinya Griya Schizofren.

Adalah Triana Rahmawati, perempuan asal Surakarta yang tergugah hatinya untuk membuat komunitas Griya Schizofren. Bersama dengan dua temannya dari jurusan Sosiologi Universitas Sebelas Maret (UNS), yakni Febrianti Dwi Lestari dan Wulandari, Tria bermimpi untuk membantu ODMK kembali berinteraksi layaknya manusia pada umumnya.

Griya Schizofren: Satu Asa dalam Satu Atap

Griya Schizofren
info gambar

Griya Schizofren sejatinya bukanlah tempat untuk menyembuhkan ODMK, melainkan membantu mereka untuk bisa diterima di masyarakat. Komunitas ini menjelma sebagai tempat anak muda menyalurkan jiwa sosialnya dengan prinsip kesetaraan (persahabatan) untuk ODMK. Melalui Griya Schizofren, diharapkan semakin banyak anak muda yang peduli dengan orang lain.

Dalam perkembangannya, Griya Schizofren dibantu oleh para relawan yang mayoritas adalah mahasiswa. Mereka mengisi berbagai kegiatan seperti bercerita, bernyanyi, dan mewarnai untuk membantu menstabilkan kondisi kejiwaan para ODMK. Kegiatan ini sekaligus dapat membangun kesadaran masyarakat bahwa ODMK harus diperlakukan sebagaimana manusia biasa.

Selain pendampingan, Tria bersama para relawan juga berupaya memberdayakan ODMK melalui aktivitas menggambar. Karya seni ODMK di Griya Schizofren ini juga dibuat menjadi barang-barang yang memiliki nilai jual dengan menggandeng SOLVE (Souvenir and Love) by Givo. Hasil dari kewirausahaan sosial ini digunakan untuk pengobatan para ODMK.

“Kami mengembangkan kewirausahaan sosial agar gerakan ini bisa sustain terus berlanjut. Jadi, bagaimana caranya waktu itu kami buat agar para ODMK ini juga bisa punya penghasilan. Dari hasil menggambar, keuntungannya dikembalikan ke mereka yang menggambar dengan harapan bisa menumbuhkan semangat mereka lagi untuk menghasilkan karya yang lebih banyak,” kata Tria.

Agus Panca Saputra Diam Jadi Pegawai, Bergerak Menjadi Penggerak Kampung Berseri Astra

Panggilan jiwa untuk tidak menyerah

Triana Rahmawati
info gambar

Perjuangan Tria dalam menghidupkan Griya Schizofren tak selamanya dipenuhi dengan cerita indah. Kepercayaan diri untuk membawa perubahan sempat menghilang hingga membuatnya ingin menyerah. Tria ingin fokus untuk diri sendiri dan keluarganya tanpa harus lelah memikirkan orang lain.

Di tengah keputusasaan itu, Tria mendapat dukungan penuh dari suaminya, Siswandi untuk mendaftarkan Griya Schizofren dalam ajang Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia pada 2017. Upaya ini ternyata berhasil membuat Tria menerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 Bidang Kesehatan.

“Menjadi bagian dari SATU Indonesia Awards ini sungguh bukan karena aku lagi semangat atau pesimis. Tapi aku benar-benar lagi down buat ngelanjutin komunitas Griya Schizofren. Terima kasih Astra melalui Program SATU Indonesia Awards-nya. Astra menjadi bagian nafas kebaikan yang jauh lebih panjang,” tulis Tria dalam unggahan di akun Instagramnya.

Apresiasi dari Astra tersebut kemudian membangkitkan semangat Tria untuk terus menghidupkan Griya Schizofren. Bersama para relawan, Tria melanjutkan kampanye untuk memerangi stigma buruk terhadap ODMK. Sampai saat ini, Griya Schizofren masih menjadi rumah bagi para ODMK untuk berinteraksi dan berkarya layaknya manusia biasa.

Kisah Inspiratif Ibu Siti, Penggerak Kampung Berseti Astra di Gunung Kidul

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini