Ndalem Kerto, Eduwisata untuk Masyarakat Ponorogo

Ndalem Kerto, Eduwisata untuk Masyarakat Ponorogo
info gambar utama

Beberapa minggu yang lalu, saat sedang asyik menscroll Instagram, saya dikejutkan dengan sebuah postingan dari akun universitas saya mengenai salah satu alumni yang cukup membanggakan karena pada usia yang cukup muda, Ia bisa mengembangkan usaha yang cukup besar dan kebetulan alumni tersebut satu kota dengan saya, yaitu kota yang terkenal dengan sebutannya, Bumi Reog. Mulalah saya membaca artikel postingan tersebuta dan berakhir stalker mengenai sang alumni dan usaha yang sedang Ia geluti. Barangkali saya mendapat suatu pengetahuan atau insight baru

Ternyata, usaha yang digeluti merupakan usaha yang bergerak di bidang eduwisata dimana usaha ini menawarkan para pengunjungnya untuk berinteraksi langsung dengan alam dan layanan yang ditawarkan diantaranya adalah wisata kelas mencangkok, memetik jambu kristal, merawat kambing dan sapi, memasak, menangkap ikan, serta menanam sayuran. Nama usaha eduwisata ini adalah Ndalem Kerto, nama yang cukup asing bagi saya sebagai masyarakat asli Ponorogo. Oleh karena itu, saya mulai mengulik lagi, barangkali saya berminat mampir ketika nanti pulang kampung sambal menikmati liburan semester.

Ndalem Kerto merupakan usaha eduwisata yang diinisiasi oleh Rohim Ariful dan berlokasi di Desa Ngrupit, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa timur. Usaha ini berdiri pada tahun 2017 dan mulai berkembang sejak usai pandemi, dimana pada saat itu usaha pada sektor wisata mulai ramai dikunjungi.

Untuk memanfaatkan peluang tersebut, maka Rohim Ariful mulai mengolah lahan perkebunan jambu kristal milik keluarganya menjadi sebuah tempat eduwisata yang menyusung konsep suistainable tourism dimana konsep ini menawarkan pilihan paket wisata yang menarik untuk berbagai kelompok usia.

Selain itu, Ndalem Kerto juga memiliki penangkaran merak dan menyediakan pelatihan untuk para petani. Usaha eduwisata Ndalem Kerto setiap harinya terdapat sekitar 80 pengunjung yang didominasi oleh anak-anak dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Ndalem Kerto buka setiap Hari Senin sampai dengan Minggu mulai pukul 07.00 sampai dengan 15.00 WIB. Dalam sebulan, Rohim Arifin mampu menghasilkan omset sebesar 15 juta per bulan.

Walaupun Rohim Arifin bukan merupakan lulusan S1 Pertanian maupun Pariwisata, Ia tetap tekun menggeluti usaha ini berbekal pengalamannya belajar editing sewaktu berkuliah S1 Sistem Informasi Universitas Airlangga. Dari situlah Ia memulai branding bisnisnya. Ia mulai mempromosikan usahanya melalui beberapa media social seperti Instagram, FaceBook, TikTok, dan Youtube. Selain digunakan untuk media marketing, social media Ndalem Kerto juga berisi edukasi seputar merak, serta cara-cara berkebun dan beternak.

Dalam menjalankan usahanya, Rohim Arifin juga menggandeng pemerintah Desa Ngrupit, masyarakat lokal, serta mahasiswa di Kabupaten Ponorogo. Ia memberikan kesempatan para mahasiswa untuk magang maupun melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Ndalem Kerto. Beberapa Universitas yang berafiliasi dengana Ndalem Kerto diantaranya adalah Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, dan IAIN Ponorogo. Dengan demikian, diharapkan usaha ini tidak hanya berdampak pada pribadi Rohim Arifin saja, akan tetapi juga dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.

Untuk kedepannya, Rohim Arifin berencana untuk memperluas area wisata, meningkatkan layanan penginapan, dan membangun kerjasama dengan pihak lain untuk lebih memajukan usahanya. Bagi Rohim Arifin, bisnis pariwisata merupakan bisnis yang menjanjikan dan memiliki potensi besar apabila menawarkan sesuatu yang unik. Selain itu, belajar mengenai manajemen bisnis secara keseluruhan dan memiliki dedikasi untuk merintis bisnis merupakan merupakan modal penting dalam memulai usaha.

Sumber:https://unair.ac.id/alumnus-unair-gandeng-masyarakat-lokal-kembangkan-eduwisata-di-ponorogo/

Sumber Foto:https://www.instagram.com/p/CvYzfpnr8-I/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini