Rhea Laras, Jadi Koordinator Kenduri Rasa dengan Hidangan Dapur Hutan Timor di PKN 2023

Rhea Laras, Jadi Koordinator Kenduri Rasa dengan Hidangan Dapur Hutan Timor di PKN 2023
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Rhea Laras dan Jejaring Rimpang diketahui ikut meramaikan rangkaian acara Pekan Kebudayaan Nasional (PKN 2023) di Gedung Produksi Film Nasional, Jakarta. Agenda Dapur Bangsa Kenduri Rasa menjadi salah satu bagian dari kegiatan PKN yang dipilih perempuan asal Pontianak itu.

Makanan lokal menjadi wadah Rhea Laras untuk mengaktualisasikan dirinya dalam acara yang dilaksanakan pada 21 – 29 Oktober 2023 itu. Rhea Laras dan Jejaring Rimpang menyajikan 34 Hidangan Dapur Hutan Timor bersama juru masak dari O’besi, Kualeu, dan Taekas, Nusa Tenggara Timur di hari terakhir PKN 2023.

Pada perhelatan PKN 2023 ada Kuratorial Jejaring Rimpang yang memiliki tujuh program, Rhea Laras berperan sebagai koordinator program Kenduri Rasa. Dalam programnya, mereka mengunjungi tiga tempat yaitu Mandar, Samosir, dan Timor dari tengah tahun sampai Oktober 2023.

“Di tiga tempat ini kami berkunjung dan bersilaturahmi ke rumah-rumah warga, kami belajar masakan rumahan lokal disana. Dari sana kami diajarin juga, jadi memang bukan diajarinnya sama professional, bukan chef, bukan yang lainnya, tapi memang ya udah ibu-ibu atau bapak-bapak yang biasanya masak di rumah. Masakan rumah dan biasanya jadi makanan sehari-hari mereka, atau beberapa pun ada makanan atau masakan yang memang dimasak kalau ada acara besar tertentu, jadi memang makanan lokal lah atau rumahan,” ungkap Rhea saat diwawancarai pada Jumat, 3 November 2023 di Bandung.

Rhea tidak sendirian dalam acara puncak PKN 2023 di Jakarta, dia kembali melibatkan kawan-kawannya dalam kegiatan tersebut. Mereka adalah Ester, Mariana, Arabella, Veronika, Marselina, Orpa, Adryani, dan Emilia, perempuan-perempuan hebat pelestari pangan lokal.

“Waktu itu kami kerjasama dengan Kak Ester dari Bapalok, Bacarita Pangan Lokal, dia itu penulis, aktivis, dan dia seringkali membahas tentang Perempuan dan pangan, menerbitkan buku Perempuan dan Pangan. Dia keturunan Sumba-Timor, proyek dan buku-bukunya itu membahas tentang pangan lokal Timor. Keresahan dia tentang mindset orang Timor terhadap pangannya sendiri dan peran Perempuan dalam pangan di Timor,” ungkap Rhea.

Pekan Kebudayan Nasional, lebih dikenal dengan PKN, merupakan rangkaian acara dua tahunan yang diselenggarakan secara rutin oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia sejak tahun 2019 silam.

Event ini merupakan salah satu implementasi dari strategi untuk memajukan kebudayaan yang telah disepakati dalam Kongres Kebudayaan Indonesia pada tahun 2018. Tujuannya untuk mewujudkan serta menyediakan ruang apresiasi, ekspresi, kreasi seni dan budaya yang beragam.

Rangkaian acara tersebut menciptakan interaksi budaya yang inklusif di seluruh Indonesia. Mengingat kebudayaan menjadi harta paling berharga, partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat tentu menjadi elemen penting dalam menjaga kelestariannya.

Dilansir dari laman resmi Ditjen Kebudayaan, Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid mengungkapkan bahwa PKN memberi ruang dan wadah untuk membuka pintu kesempatan kolaborasi bagi siapa saja, tidak terbatas pada medan seni dan kebudayaan saja, tapi banyak hal lain yang beririsan dengan dua aspek tersebut.

Semangat dari jargon ‘Indonesia Melumbung untuk Melambung’ diharapkan bisa terus bergulir, terlepas dari selesainya rangkaian PKN 2023. Masih ada harapan lain, yaitu menjadi energi yang terus menginspirasi pegiat, pelaku, serta seluruh masyarakat tanah air untuk terus berkolaborasi dan berkreasi.

Hidangan Dapur Hutan Timor yang disajikan Rhea Laras melalui program Kenduri Rasa terdiri dari beberapa kategori hidangan, seperti: karbo, tumis-tumisan, goreng-gorengan, makanan mentah, sup, olahan daging, kudapan, hingga minuman.

Kunjungan Rhea Laras dan Jejaring Rimpang di NTT, dalam tahapan PKN 2023 | Foto: Instagram @jejaringrimpang
info gambar

Berikut ini menu-menu yang disajikan:

  1. Karbo

Meliputi: Beras Ladang, Jagung Ketemak, Nasi Jagung atau Mak Tutu, Jagung Bose, Maksala, Pen Pasu, dan Lauk Loto.

  1. Tumis-tumisan

Meliputi: Sambal Goreng Keladi, Babat Rica, dan Pucuk Daun Asam.

  1. Goreng-gorengan

Meliputi: Onde Goreng, dan Sate Daun Ubi.

  1. Makanan Mentah

Meliputi: Luat Jamur Kuping Tikus, Sambal Rebung, Luat Daun Pepaya, Luat Lemon, Luat Ikan Mentah, Luat Kauliman, Luat Picai Muti, Leo Kao Loto, Leo Sipa Pio Muti, dan Kain’Suffa.

  1. Sup

Meliputi: Kuah Rebung, dan Kiu Soo.

  1. Olahan Daging

Meliputi: Ikan Asap, Ikan Wini, Sei Sapi Liar, dan Sei Ikan.

  1. Kudapan

Meliputi: Puding Gula - Daun Lontar, Kue Sajian, Lauk Seu, Laku Tuke, dan Nipe Madu.

  1. Minuman

Meliputi: Anggur Jahe atau Tuak Nai Jau.

PKN 2023, Merawat Bumi dan Merawat Kebudayaan

Dilansir dari laman resmi Pekan Kebudayaan Nasional, perwujudan tema utama PKN 2023 hadir lewat metode aksi ‘Lumbung’. Praktik melumbung ini mendorong pembagian sumber daya dan kuasa, terhadap praktik-praktik keseharian di berbagai lokalitas lain di Indonesia. Masyarakat bisa saling belajar, berjejaring, dan memperkuat sinergi antarekosistem.

Ajakan untuk “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan” diharapkan bisa memberikan makna dan relevansi dalam setiap aksi berkesenian dan berkebudayaan yang dilakukan sembari tetap berakar pada nilai budaya serta kearifan lokal.

Ada sepuluh nilai dari Lumbung yang perlu kita ketahui, diantaranya:

  1. Humor, merupakan wajah imajinasi untuk eksperimen dan inovasi ide-ide baru.
  2. Kemurahan Hati, merupakan mekanisme untuk berbagi dan mengupayakan kesejahteraan bersama.
  3. Keingintahuan, merupakan wadah berbagi, menerima, mendengarkan, memahami, dan menjadi bagian darisuatu komunitas/kelompok yang berbeda.
  4. Sikap Memadai, yaitu merasa cukup atas hidup dan kondisi sehingga bisa membatasi diri.
  5. Kemandirian, yaitu pengembangan proyek atau program, sebagai tanggapan atas kebutuhan berkonteks lokal.
  6. Berakar pada Lokalitas dan Ekosistem Lokal, nilai ini bermakna bahwa komunitas/kolektif harus dibangun berdasarkan kebutuhan dan praktik kolaborasi berkelanjutan di suatu lokasi.
  7. Keberlangsungan, yaitu keterlibatan dalam pelbagai konteks, dan keberlanjutannya yang terjaga untuk rentang waktu yang panjang.
  8. Transparansi, yaitu membangun kepercayaan lewat keterbukaan.
  9. Regenerasi, yaitu kemampuan beradaptasi, menemukan kembali, serta mereggenerasi diirinya sendiri dalam menanggapi hubungan dengan sekitar, termasuk sesama manusia, dan alam.
  10. Etika dan Politik, Etika dan keberpihakan politik menjadi cerminan yang sejalan dalam sebuah organisasi dan inisiatif.

Nilai-nilai ‘Lumbung’ itu bisa kawan GNFI adaptasi, dan diterapkan dalam kegiatan sehari-hari. Jika semuanya berjalan baik, pasti ekosistem yang kita tempati pun akan berkualitas.

Demikian cerita tentang Rhea Laras dalam program Kenduri Rasa yang merupakan bagian dari Jejaring Rimpang yang ikut meramaikan perhelatan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN 2023).

Referensi:

Pekan Kebudayaan Nasional

Ditjen Kebudayaan

Instagram Jejaring Rimpang

Instagram Rhea Laras

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini