Pemilu 2024 Sudah Dekat, Mari Kedepankan Politik Ide,Nilai dan Gagasan

Pemilu 2024 Sudah Dekat, Mari Kedepankan Politik Ide,Nilai dan Gagasan
info gambar utama

Pemilu 2024 semakin menghitung hari, pesta rakyat tersebut memilih calon presiden dan wakil presiden serta calon anggota legislatif pusat hingga daerah, tentu setiap pemimpin mempunyai visi misi yang akan mereka jalankan, alangkah baiknya jika gagasan mereka memiliki politik nilai dan politik gagasan.

Politik Nilai serta Penerapan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Politik Nilai merupakan politik yang menghadirkan tujuan untuk kebaikan secara bersama, politik dinilai berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari terutama pembuatan kebijakan untuk publik.

Founding Father bangsa Indonesia telah mengamanatkan bahwasanya politik hanya sebatas ‘kawan kerja’, dapat dicontohkan ketika Soekarno dan Hatta sempat berbeda pandangan dalam mengelola negara saat itu, memang sempat pisah, tetapi hal itu tidak sampai hubungan pribadi keduanya putus, meski suhu politik sedang tinggi. Nilai seperti ini juga yang dirasa penting untuk dipraktekkan sebagai seorang negarawan.

Indonesia seperti yang telah digagas para pendiri bangsa, pemikiran yang telah berkembang sejak BPUPKI yang kemudian lahirlah sebuah falsafah Pancasila, memiliki makna yang mandarah daging di masyarakat Indonesia.

Nilai pertama yang terkandung dalam Pancasila sudah sangat jelas yakni masyarakat Indonesia percaya akan Tuhan yang satu, artinya masyarakat yang tidak menganut kepercayaan tidak diakui dalam kehidupan berbangsa. Saat ini untuk Aliran Kepercayaan masih dapat diterima oleh negara. Dalam kehidupan politik ini perlu ditegaskan dalam pembuatan kebijakan, agar intoleransi kepada suatu agama tidak ada lagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nilai yang kedua yakninya mengajarkan kemanusiaan, membela rakyat dan negara yang tertindas, seperti contoh sekarang Palestina, yang ditindas oleh Israel, harusnya negara Indonesia harus bersikap, karena UUD 1945 mengamanatkan untuk menjaga perdamaian dunia, dalam hal ini, politik bebas aktif Indonesia harus ditingkatkan. Indonesia sebagai bagian dari Gerakan Non-Blok juga harus bisa menciptakan nilai politik dunia yang damai dan tidak ada peperangan yang memicu perekonomian yang turun dan korban jiwa yang meningkat.

Nilai yang ketiga mengajarkan rakyat Indonesia haruslah menjaga persatuan, walaupun berbeda pilihan politik, alangkah baiknya harus tetap menjaga silaturahmi agar tidak terputus, nilai seperti ini yang perlu dijaga supaya politik dan Pemilu 2024 aman dan damai.

Nilai yang keempat menegaskan bahwa negara Indonesia berbasis demokrasi, yang berarti rakyat berperan tinggi atas penentuan kebijakan, kedaulatan berada ditangan rakyat sudah jelas tertuang dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945. Artinya Pemilu 2024 akan menciptakan pemimpin yang mengutamakan rakyatnya dibanding kepentingan kelompok/Partai.

Nilai terakhir yaitu menciptakan keadilan, artinya tidak ada pembeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, semua mendapatkan porsi pembangunan yang sama, fasilitas dasar seperti pendidikan dan kesehatan yang menjadi dasar fundamental untuk hidup.

Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara Indonesia juga perlu dijadikan sebagai makna yang memiliki nilai, keberagaman Indonesia dengan semua kekayaan alamnya, jangan sampai hanya dimiliki oleh segelintir pihak dan kelompok.

Pentingnya kita untuk menyuarakan perdamaian dan toleransi dalam Pemilu 2024 harus dikedepankan, agar nantinya proses pesta demokrasi rakyat tidak terganggu oleh oknum yang melanggar politik nilai.

Politik Ide, Gagasan dan Pandangan terkait Politik Identitas

Politik Gagasan dimaknai sebagai politik yang mengutamakan keterbaruan dan inovasi dalam menyampaikan program yang akan diambil selama menjabat, bisa melanjutkan program sebelumnya, atau menciptakan suatu hal yang baru, tetapi masyarakat Indonesia masih sangat mudah untuk terpolarisasi, yakni Politik Identitas.

Survey yang dilakukan penulis di Whatssapp Group menyatakan menurut teman-teman setujukah Politik Identitas itu buruk?atau sebaliknya?, 1 orang menjawab sangat baik, 1 orang menjawab baik, 18 orang menjawab biasa aja, 5 orang menjawab buruk, dan sangat buruk 0 orang, maka dari hasil survey mayoritas orang menganggap Politik Identitas biasa saja.

Menurut Syalwa Anggraini mahasiswi UNRI menanggapi Politik Identitas sangat meresahkan warga dan merepotkan. Hal ini ditanggapi Hizkia Jonathan Purba Politik Identitas banyak keburukannya, misalnya politik identitas itu jahat, karena sebenarnya hal itu digunakan untuk memperoleh suara yang tinggi, dan Jokowi dinilai merangkul Ma’ruf Amin yang berasal dari NU pasti akan meningkatkan suara.

Hizkia menambahkan pada faktanya masyarakat kita mendukung apabila seiman, dan yang berasal dari agamawan, agama yang paling kuat karena senjata paling ampuh untuk mendapatkan suara, disebabkan karena religiusitas yang tinggi di negara kita.

Politik Ide dan Gagasan yang bisa menjadi antitesa dari Politik Identitas, dikarenakan banyak cara untuk bisa menggaet suara publik, gagasan merupakan pokok pikiran yang dikeluarkan dari seorang pemimpin, pemikiran yang sesuai dengan GBHN dan juga cita-cita bangsa, seperti pemimpin harus punya integritas yang kuat untuk menjawab persoalan korupsi, apabila seorang pemimpin tidak memiliki integritas, maka pemimpin tersebut akan sulit untuk dipercaya.

Partai calon pengusung juga harus memperhatikan track record dari calon pemimpin yang akan bertarung di Pemilu 2024, banyak persoalan masyarakat yang diselesaikan mengharuskan pemimpin punya rekam jejak, pandangan masa depan, dan juga wawasan kebangsaan. Seorang pemimpin minimal mengetahui daerah yang akan dipimpinnya, maka pendekatan dan turun ke masyarakat adalah hal yang wajib untuk itu, pemimpin harus juga punya kemampuan problem solving yang mumpuni agar bisa menjadi wadah penyelesaian masalah.

Politik Gagasan harus siap dengan ide yang cemerlang, contoh gagasan pemimpin dunia yang berhasil dan cemerlang yaitu Nelson Mandela, Presiden Afrika Selatan 1994 mampu menghapus diskriminasi terhadap ras berkulit hitam, ini yang harus dicontoh oleh para calon pemimpin bangsa kedepan, kemudian juga Nelson Mandela membekukan kelompok politik, karena sejatinya seorang presiden itu milik rakyat, bukan segelintir kelompok.

Gagasan tokoh bangsa salah satunya Ki Hajar Dewantara yang dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia pun membangun Taman Siswa yang hingga kini masih eksis, karena Ki Hajar Dewantara memandang pendidikan sebagai tonggak kemajuan bangsa.

Sumber:

Wawancara beberapa pihak

https://media.neliti.com/media/publications/154709-ID-memahami-tentang-beberapa-konsep-politik.pdf

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini