Cap Sapi, Kecap Legendaris dari Bandung yang Kualitasnya Terjaga dari 1938

Cap Sapi, Kecap Legendaris dari Bandung yang Kualitasnya Terjaga dari 1938
info gambar utama

Pabrik kecap Cap Sapi berdiri gagah di sudut Jalan Holis, Bandung, Jawa Barat. Kecap Cap Sapi merupakan produk asli Bandung yang sudah ada sejak tahun 1938. Hingga sekarang masih dijaga oleh keturunannya.

Herman Kurnia, generasi kedua pemilik Kecap Cap Sapi menuturkan orang tuanya datang dari Tiongkok. Mereka kemudian membuat kecap sendiri yang dijual berkeliling dari rumah ke rumah menggunakan sepeda.

Mencicipi Tauco Cap Meong dari Cianjur yang Telah Bertahan Selama 1 Abad

Pada tahun 1939, pabrik kecap Cap Sapi belum di Jalan Holis, tapi di daerah Ciateul. Ketika itu masih diproduksi di sekitar rumah yang dikelilingi sawah. Ada juga banyak sapi yang dipakai kerja untuk sawah.

“Itulah yang menjadi inspirasi ayah saya untuk menamai kecap produk kami dengan Cap Sapi,” jelas Herman yang dinukil dari Kompas.

Mulai berkembang

Pabrik ini dahulu bernama Kong Giang tetapi berganti menjadi Karya Gemilang karena penggunaan istilah China oleh pemerintah saat itu. Kemudian pada tahun 1970 mulai beroperasi pabrik kedua Cap Sapi yang berada di Jalan Holis.

Sekitar tahun 1979, Herman mulai menjalani kiprah mandirinya dengan memegang paten dalam prinsip, cita rasa yang tak pernah berubah, bahan baku dengan kualitas nomor wahid, alat penunjang yang baik, serta tak pernah menggunakan bahan pengawet.

Pabrik ini kemudian memproduksi bukan hanya kecap Cap Sapi saja, tetapi ada juga kecap Cap Aroma dan kecap asin Cap Soyu. Karena itu membuat banyak pelanggan setia datang ke Bandung untuk berburu kecap ini.

Lebih dari Bumbu Masak, Banyak Cerita di Balik Sebotol Kecap

Walau sekarang mulai banyak kecap pesaing yang muncul di pasar. Tetap tak membuat pusing seorang Herman, hal ini karena Herman yakin resepnya tak akan bisa dicuri oleh para penguasa lain.

“Saya yakin keaslian rasa tak akan pernah membingungkan pelanggan setianya,” katanya.

Jaga kualitas

Di dalam pabrik tersebut ada ruangan tempat pengemasan kecap, ada satu kilang dengan empat kran di bawahnya yang memperlihatkan pekerja secara tekun mengalirkan kecap dari kilang ke dalam botol.

Selain itu juga terdapat beberapa bak stainless untuk menyaring cairan kecap sebelum masuk ke dalam kilang. Selain itu terdapat juga ruang memasak yang berisi empat buah wajan raksasa berdiameter dua meter.

Setiap wajan dioperasikan oleh satu orang pekerja yang mengaduk gula aren cair dan dicampur dengan kecap asin untuk menghasilkan kecap manis. Setiap wajan dapat memasak 400 kilogram gula aren untuk dicampur dengan satu drum kecap asin.

Mengenal Mallika, Kedelai Hitam Ikonik yang Ternyata Ciptaan Dosen UGM

Berikutnya pabrik ini juga memiliki ruangan lain yang berfungsi sebagai penyimpanan stok bahan pembuatan kecap, mulai dari botol bersih, gula aren, kedelai. Di salah satu ruangan-ruangan itu terdapat ruangan penyimpanan kecap.

“Kami hanya menggunakan kualitas terbaik untuk membuat kecap,” jelasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini