Mencicipi Tauco Cap Meong dari Cianjur yang Telah Bertahan Selama 1 Abad

Mencicipi Tauco Cap Meong dari Cianjur yang Telah Bertahan Selama 1 Abad
info gambar utama

Tauco Cap Meong dari Kabupaten Cianjur, Jawa Barat merupakan usaha yang telah bertahan hingga 1 abad lamanya. Tauco ini tercatat telah berdiri sejak tahun 1880 dan hingga kini masih bertahan.

Tauco Cap Meong pertama kali dicetuskan oleh pria keturunan Tionghoa bernama Tan Ken Hian yang kemudian dilanjutkan oleh istrinya yang bernama Tjoa Kim Nio atau kelak dikenal sebagai nyonya Tasma.

Salah satu pemilik dari Tauco Cap Meong, Frans Tasma menjelaskan bahwa perusahaan ini telah menjadi salah satu ikon kota Cianjur. Pria yang merupakan generasi keempat dari keluarga Tasma ini menyatakan tak banyak mengubah warisan leluhurnya.

Lebih dari Bumbu Masak, Banyak Cerita di Balik Sebotol Kecap

“Produksinya masih tradisional sama seperti dulu gak berubah hasil warisan keluarga,” ucapnya yang dimuat Signal Cianjur.

Stefany Tasma, salah satu keturunan dari keluarga Tasma menjelaskan nama meong berasal dari cap kaki macan yang ada pada outlet lama perusahan ini di Jalan HOS Cokroaminoto, Cianjur.

“Jadi dulu, di rumah nenek buyut di Jalan HOS Cokroaminoto (outlet lama) ada tapak kaki macan. Waktu itu ada mitos juga tentang macan peliharaan Eyang Suryakencana,” jelas Stefany yang dinukil dari Kompas.

Riwayat tauco legendaris

Stefany mengungkapkan pertama kali kakek buyutnya mencoba menjual tauco buatannya secara berkeliling. Di sisi lain, nenek buyutnya juga terus berinovasi agar rasa tauconya bisa sesuai dengan lidah lokal.

Tetapi pada mulanya pasangan ini memiliki bisnis tauco masing-masing. Tetapi rasa tauco buatan Nyonya Tasma lebih diterima oleh masyarakat sekitar karena rasanya yang asin. Sehingga tauco milik Nyonya Tasma bisa diterima hingga saat ini.

Stefany masih yakin bahwa usaha leluhurnya itu masih dapat bersaing di pasaran. Bahkan tokonya tidak hanya menjadi tujuan para pelanggan, tetapi wisatawan juga sering datang untuk melihat proses produksi tauco ini.

Mengenal Mallika, Kedelai Hitam Ikonik yang Ternyata Ciptaan Dosen UGM

“Prospek (bisnis) bagus karena selain buat produk olahan sendiri, buat pariwisata juga bagus lah, orang kan taunya tauco Cianjur. Pengunjungnya macam-macam ada dari Jakarta, Sumatra, kadang di bawa keluar negeri juga,” tuturnya.

Varian produk

Frans menjelaskan dalam sekali produksi, fermentasi dari awal produksi memakan waktu sekitar empat bulan. Sementara itu, mereka bisa menghabiskan 100 kilogram atau satu kwintal yang nantinya akan dijual Rp22 ribu per botol.

Sedangkan untuk komposisi terdapat kacang hijau, gula aren, gula putih, garam (tanpa pengawet). Tauco yang sudah matang dapat digunakan sebagai bahan campuran masakan juga selain itu bila terlalu asin bisa ditambahkan gula.

140 Tahun Lalu, Ternyata Kecap Sudah Ada di Indonesia

Dalam sehari mereka bisa menjual 100 botol tauco. Tauco Cap Meong memiliki variasi produk seperti tauco kering yang tahan selama 1 tahu, ada juga tauco basah yang bisa tahan dari 5-7 hari.

“Khususnya kepada kaum muda bisa mengenal tauco Cianjur seperti apa. Dan, rasanya seperti apa,” tutup Frans.

Referensi:

  • Kompas, Cerita Tauco Cap Meong Cianjur, Umurnya Lebih dari 1 Abad
    https://travel.kompas.com/read/2019/10/12/110000127/cerita-tauco-cap-meong-cianjur-umurnya-lebih-dari-1-abad?page=all#page2

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini