Dari Ide Jadi Karya: Workshop Penulisan Naskah ala Teater Confeito

Dari Ide Jadi Karya: Workshop Penulisan Naskah ala Teater Confeito
info gambar utama

Menulis dalam bentuk naskah butuh waktu untuk rangkai ide yang dituang dari kepala dan diproses dalam bentuk karya. Sebagai penulis, kita perlu berpikir kreatif untuk mengembangkan ide agar tak sebatas wacana belaka. Nyatanya, literasi itu luas tak hanya sebatas membaca dan menulis saja.

Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-95, Teater Confeito menyelenggarakan “Workshop Penulisan Naskah” pada Sabtu, 28 Oktober 2023 di Ruang Berkarya, Perpustakaan Jakarta. Workshop kepenulisan yang terbuka umum ini sengaja dibuat untuk menumbuhkan minat literasi sesuai konteks kekinian yang diminati pemuda zaman sekarang.

Tema Sumpah Pemuda “Bersama Majukan Indonesia” dengan karya juga jadi semangat acara ini digagas sebagai upaya kelompok Teater Confeito memberi dampak luas terhadap literasi yang bisa diakses lintas generasi dan lintas profesi. Acara pun berjalan dengan lancar dipandu oleh MC, Revi Putri Ekta Fairira.

Acara diawali dengan sambutan ketua pelaksana yang dalam sambutannya menyampaikan harapan kepada para peserta untuk mencari ide dari hal-hal yang didapat selama workshop. Dari sini, peserta bisa memulai menuangkan ide segar disekitar ke dalam bentuk karya. Workshop penulisan dianggap sebagai tonggak literasi yang berkontribusi melahirkan penulis-penulis muda berbakat. Dari workshop ini, naskah variatif bisa digarap khususnya dalam bentuk fragmen atau pementasan teater.

Charger Nusantara, Kolaborasi Teknologi dan Budaya

Sebelum diajak kenalan dasar kepenulisan naskah, peserta yang hadir pada siang itu diajak menonton suatu film pendek dan menyaksikan dramatic reading “Memorabilia”. Naskah yang dibacakan tersebut konon diadaptasi dari film pendek berjudul “Something Old, New, Borrowed, and Blue” karya Mouly Surya yang diproduseri Rama Adi. Tema budaya patriarki terekam jelas dalam untaian dialog untuk film pendek. Naskah fragmen pun telah dibuat narasumber yang mendapat inspirasi dari film pendek tersebut.

Hadir sebagai narasumber, Heri Purwoko, S.Sn., M.Hum sebagai penulis dan sutradara teater yang sudah berpengalaman. Konsep materi “Dari Ide Menjadi Karya” diangkat untuk gali ide-ide baru dalam menulis naskah, baik fiksi maupun non fiksi. Kedatangan ide, pengembangan karakter, konflik, dan plot yang kuat, serta memandu rangkaian kalimat agar tersusun dalam naskah yang menarik jadi materi yang dibahas.

Heri-Purwoko
info gambar

Peserta tampak antusias mengikuti pemaparan materi dari narasumber. Hal ini bisa dirasakan saat sesi diskusi yang mana para peserta bisa bertanya intensif terkait tips dan trik menentukan sudut pandang penulis dan hal-hal lain seperti penentuan tokoh atau pengembangan karakter untuk penyelesaian konflik (klimaks) dalam naskah.

Selanjutnya, sesi praktek dilakukan secara langsung. Setelah dijelaskan penentuan plot naskah yang realis atau surealis, peserta harus membuat premis dari 4 gambar yang ditampilkan pembicara. Satu per satu, para peserta pun dirangsang menembus batas imajinasinya untuk merancang premis dengan formula yang ditentukan. Ada yang masih berbelit-belit, ada juga yang langsung menyampaikan secara lugas.

3 Instalasi Pengolah Air Limbah IKN Dibangun, Gunakan Teknologi Sanitasi Ramah Lingkungan
Teater-Confeito
info gambar

Workshop diakhiri dengan sesi foto bersama. Produktifitas yang dilakukan Teater Confeito pada hari itu tentu bisa mengasah keterampilan dalam menulis naskah. Kegiatan ini akan memacu siapa saja untuk bisa mengartikulasikan gagasan sehingga banyak pemuda yang bakal tertarik untuk menulis naskah kreatif ke depannya.

Berharap Teater Confeito bisa membuat workshop penulisan series berikutnya, baik secara luring maupun daring. Program roadshow ke sekolah dan kampus juga akan diinisiasi Teater Confeito untuk memperkuat semangat kolaborasi dan partisipasi aktif generasi muda dalam menumbuhkan individu-individu yang tak hanya sekadar cinta budaya Indonesia, tetapi juga bangga dengan bahasanya.

“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun?
karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin,
akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.”
Pramoedya Ananta Toer

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini