Mengunjungi Temanggung, Tanah yang Dijuluki sebagai Kota Tembakau

Mengunjungi Temanggung, Tanah yang Dijuluki sebagai Kota Tembakau
info gambar utama

Kabupaten Temanggung adalah salah satu daerah yang berada di Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Kabupaten yang memiliki luas mencapai 870,52 meter persegi ini juga dijuluki sebagai Kota Tembakau.

Dimuat dari laman pertanian.go.id, tanaman tembakau ini diduga berasal dari Benua Amerika. Tetapi tanaman yang kerap dijadikan bahan baku pembuatan rokok ini sudah masuk ke Pulau Jawa sejak masa Kerajaan Mataram Islam pada tahun 1523.

Pada masa kolonial Belanda, penanaman tembakau ini dikembangkan di wilayah Kedu, Bagelen, Malang, dan Priangan. Di wilayah Kedu, penanaman menyebar hingga lereng Gunung Merbabu, Sumbing, Sindoro, dan Prahu.

Budidaya Tembakau di Dataran Rendah, Memang Bisa?

Tiga gunung ini masuk wilayah administrasi Kabupaten Wonosobo, Temanggung, dan Kendal. Bahkan pada tahun 1940, areal tembakau di Jateng telah mencapai 65.000 hektare yang lebih dari 20.000 hektare berada di Kabupaten Temanggung.

Ketika itu Temanggung tidak hanya jadi area penanaman tembakau terluas, namun juga pusat pengembangan, pengolahan, dan pemasaran tembakau. Karena itu tak heran, Temanggung dijuluki sebagai Kota Tembakau.

Srintil

Dilihat dari laman Internet Pemprov Jateng, luas lahan tembakau di Temanggung mencapai 18.519 hektare yang tersebar di 19 kecamatan. Dengan area seluas itu, tak heran petani di Temanggung menggantungkan hidupnya dengan menanam tembakau.

Temanggung juga memiliki varietas tembakau unggulan yang kerap disebut srinthil. Hingga kini, varietas ini bahkan disebut-sebut sebagai jenis tembakau dengan kualitas terbaik dan termahal di dunia.

Ragam Olahan Daun Tembakau yang Perlu Kamu Ketahui

Srintil kerap digunakan dalam industri rokok sigaret kretek tangan (SKT). Karena itu harga tembakau srintil pun menjadi mahal. Pada tahun 1976, harga satu kilogram (kg) tembakau ini bisa mencapai Rp120.000/

Bila berat netto satu keranjang adalah 40 kg, maka nilai jual tembakau srintil ketika itu bisa mencapai Rp4,8 juta. Bila di konversi dengan rupiah ketika itu, seorang petani bisa membeli satu unit mobil Jeep Toyota.

Mulai ditinggalkan

Namun cerita kejayaan tembakau di Temanggung tinggal dongeng masa silam. Harga tembakau yang menurun drastis dari tahun ke tahun membuat petani memilih mencari komoditas lain.

Dimuat dari Kompas, petani tembakau dari Temanggung, Muhammad Nur Ajib menjelaskan pihaknya telah sering menceritakan masalah yang dihadapi petani, seperti kondisi cuaca yang tak bersahabat dan tata niaga yang adil.

“Namun, sampai sekarang pun belum ada perubahan signifikan yang mendongkrak nasib petani,” paparnya.

Keberkahan Tembakau yang Berikan Kemakmuran bagi Negeri di Sumatra Timur

Ajib juga menilai Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) sebagai organisasi petani belum sepenuhnya memperjuangkan nasib tembakau. Dikatakannya ketika harga dari pabrik murah belum ada gerakan masif untuk menentang.

Ketua APTI Kecamatan Kledung, Temanggung, Tuhar mengakui APTI belum berperan maksimal dalam melindungi para petani. Tetapi jelaskan APTI tak memiliki kewenangan untuk menentukan harga jual yang ditentukan.

“Yang punya barang harusnya yang punya daya tawar. Ini tidak. APTI hanya mediator saja soal harga,” ujarnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini