Adakah Hubungan Antara Peran Orang Tua dengan Perkembangan Psikologis Anak?

Adakah Hubungan Antara Peran Orang Tua dengan Perkembangan Psikologis Anak?
info gambar utama

Anak adalah rahmat bagi orang tua yang sudah menikah. Orang tua memiliki keinginan untuk membahagiakan dan membesarkan anaknya dengan baik. Namun, setiap orang tua membesarkan anaknya secara berbeda-beda, seperti membesarkan anaknya secara tegas, memanjakan mereka, bahkan ada orang tua yang kurang memperhatikan anaknya.

Metode asuh pada anak dapat dipecah kembali, yaitu otoriter, demokratis, dan permisif. Ketiga metode ini paling sering digunakan dalam mengasuh dan memberikan pengaruh berbeda-beda pada anaknya.

Sebelum memasuki penjelasan mengenai pola asuh orang tua, mari pahami terlebih dahulu mengenai pengertian pola asuh.

Pola asuh merupakan proses yang dilakukan untuk membimbing, mendidik, atau mengasuh anak dalam berbagai metode. Proses ini dilakukan agar anak dapat terus berkembang dengan baik, terutama secara psikologis. Misalnya anak mudah berkomunikasi dengan teman sebaya, dapat memecahkan masalah, dan anak menjadi terbuka dengan orang tuanya.

Akan tetapi ketika orang tua mengasuh dengan kurang tepat, hal ini dapat menyebabkan anak cenderung tidak bahagia bahkan menarik diri dari pergaulan, sulit mempercayai orang lain, dan lebih suka menyendiri (Elminah et al., 2022).

Studi penelitian terhadap pola asuh menunjukkan bahwa perkembangan psikologis anak dapat meningkat apabila orang tua menetapkan aturan yang jelas dan memberikan dukungan emosional yang positif. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pengertian secara meluas mengenai cara asuh dan peran orang tua terhadap perkembangan anak, terutama untuk memberi pengasuhan kepada anak usia dini.

1. Pola Asuh Otoriter

gambaran pola asuh otoriter pada anak. Foto : Freepik
info gambar

Metode asuh yang dilakukan secara otoriter merupakan cara pengasuhan orang tua mendidik anak berdasarkan tata tertib yang ketat, sehingga anak tersebut harus mematuhi atau mengikutinya, dan mengontrol tingkah laku anak tanpa memberikan kebebasan dalam berpendapat.

Menurut Ambariani & Rakimahwati (2023) metode asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang memiliki sikap keras, suka memberikan hukuman ketika anak melakukan salah atau tidak mengikuti aturan, dan kurang kasih sayang.

Dari penelitian Joseph & John (dikutip dalam Erdaliameta et al., 2023) ketika orang tua memilih gaya pengasuhan otoriter, dampak positifnya adalah anak cenderung patuh terhadap aturan yang diberikan dan menjadi kompeten. Namun terdapat juga dampak negatif yang dirasakan kepada anak yakni menurunnya tingkat kebahagiaan, menarik diri dari lingkungan sosial karena ketergantungan pada aturan, kurang percaya diri, dan cenderung mencari pendapat orang lain ketika mengambil keputusan.

2. Pola Asuh Demokratis

gambaran pola asuh demokratis pada anak. Foto : Freepik
info gambar

Pola asuh demokratis merupakan pendekatan dimana adanya keseimbangan terhadap peraturan dan dukungan yang diberikan pada anak. Metode pengasuhan yang dilakukan secara demokratis oleh orang tua dapat membebaskan anaknya untuk berpendapat dan mengutarakan isi hati.

Selain itu, orang tua juga memberikan alasan atas aturan yang diberikan kepada anaknya. Ciri-ciri pola asuh demokratis ditandai dengan sikap saling melengkapi, adanya persamaan hak yang berlaku pada anak maupun orang tua, dan adanya pembicaraan orang tua kepada anak untuk mendorong perilaku mereka (Ambariani & Rakimahwati, 2023).

Pola asuh demokratis sangat erat kaitannya dengan dampak positif bagi perkembangan anak, seperti meningkatnya kepercayaan diri, kemandirian, dan mampu untuk mengendalikan diri. Selain itu, pola asuh demokratis cenderung membuat anak merasa lebih nyaman.

3. Pola Asuh Permisif

dampak anak ketika orang tua menerapkan pola asuh permisif. Foto : Freepik
info gambar

Murray berpendapat bahwa orang tua yang mengasuh anaknya dengan cara permisif dapat ditandai diberikannya kebebasan pada anak, alasannya karena orang tua sudah mempercayai perkembangan anak terjadi secara alamiah (Hikmawati et al., 2023).

Dalam pola tersebut orang tua kurang mengontrol dan selalu menuruti keinginan anaknya tanpa memberikan batasan yang jelas. Dampak yang diterima pada anak-anak memiliki kecerdasan emosional yang buruk, seperti tidak dapat mengatur diri, sering memerintah, bahkan memiliki prestasi yang buruk di sekolah. Selain itu anak-anak kurang pemahaman mengenai norma dan batasan yang berlaku, sehingga mengakibatkan anak akan jauh dari agama atau moral (Yoesoep Edhie Rachmad et al., 2023).

Penting untuk dicatat bahwa dampak yang dirasakan setiap anak berbeda-beda, maka dari itu orang tua perlu menyeimbangi antara memberi dan menetapkan kebebasan sehingga akan terhindar dari dampak negatif.

Maka dapat dikatakan bahwa metode pengasuhan yang dilakukan secara otoriter dapat menyebabkan anak menutup diri dari lingkungan sosialnya karena mendapat aturan yang ketat dari orang tuanya. Pola asuh dengan model demokratis bisa menghasilkan dampak yang sangat positif untuk anak karena orang tua menjaga kontrol dan batasan.

Terakhir, pola asuh model permisif cenderung menghasilkan dampak negatif karena orang tua kurang peduli terhadap anaknya. Menurut saya, cara orang tua untuk mengasuh anak dengan baik yaitu dengan diterapkan demokratis karena dapat meningkatkan kecerdasan emosional pada anak tanpa adanya rasa takut pada orang tua.

Referensi :

  • Ambariani, A., & Rakimahwati, R. (2023). Pengaruh pola asuh orangtua terhadap pembentukan karakter anak usia dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(5), 6065–6073. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i5.4326
  • Elminah, E., Dhine Hesrawati, E., & Syafwandi, S. (2022). Pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial pada anak usia dini. Jurnal Sosial Teknologi, 2(7), 574–580. https://doi.org/10.59188/jurnalsostech.v2i7.362
  • Erdaliameta, A., Khurotunisa, R., Nana, N., & Tohani, E. (2023). Pengaruh pola asuh orang tua terhadap kecerdasan emosional anak usia dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(4), 4521–4530. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i4.4029
  • Hikmawati, L., Arbarini, M., & Suminar, T. (2023). Pola asuh anak usia dini dalam penanaman perilaku sosio emosional anak. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(2), 1447–1464. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i2.3587
  • Yoesoep Edhie Rachmad, Bredyna Agnesiana, Ellyzabeth Sukmawati, Akhmad Ramli, & Rony Sandra Yofa Zebua. (2023). The analysis of parenting patterns in instilling morals of early childhood. Journal of Childhood Development, 3(1), 13–21. https://doi.org/10.25217/jcd.v3i1.3247

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini