Membangun Kesadaran Stunting: Tantangan dan Peluang Media Sosial

Membangun Kesadaran Stunting: Tantangan dan Peluang Media Sosial
info gambar utama

Dalam era digital yang terus berkembang, media sosial telah menjadi kekuatan yang tak terbantahkan dalam membentuk opini publik, menyampaikan pesan, dan membangun kesadaran terhadap berbagai isu. Salah satunya tantangan kritis yang dihadapi masyarakat Indonesia pada saat ini adalah stunting, sebuah masalah gizi kronis yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

Dalam opini ini, kita akan menjelajahi peran media sosial dalam membangun kesadaran tentang stunting, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, dan membahas strategi komunikasi yang efektif di era digital.

Kesadaran adalah kunci untuk perubahan positif, terutama dalam konteks stunting di Indonesia. Media sosial, dengan jangkauan luas dan daya jelajah yang tak terbatas, memiliki potensi besar untuk menyebarkan informasi dan memobilisasi masyarakat. Namun, ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk memaksimalkan pengaruh positifnya.

Media sosial dalam membangun kesadaran masyarakat mengenai stunting. mengutip dari yang disampaikan oleh ahmad munir selaku direktur pemberitaan kantor berita Antara dalam artikel ANTARA: Media massa punya peran menurunkan angka stunting di Indonesia bahwa media massa dapat menjadi jembatan untuk menyampaikan pesan, pemikiran, harapan, dan pembelajaran bagi semua pihak agar dapat berkolaborasi dalam menurunkan angka stunting secara efektif.

Media sosial dapat dimanfaatkan sebagai media penyajian konten edukasi stunting pada ibu hamil. Generasi muda saat ini juga bisa menjadi garda depan pencegahan stunting dengan penyebaran informasi tentang stunting melalui media sosial, menjadi agen percepatan penurunan stunting, dan peduli pada lingkungan yang ada catin, ibu hamil, dan balita.

mengutip dari artikel TPPS Kaltim Bidang Perubahan Perilaku dan Pendampingan Keluarga Menghadapi Tantangan Penurunan Stunting, mantan Staf Ahli Gubernur bidang Reformasi Birokrasi dan Keuangan Daerah dalam rapat lanjutan untuk membahas percepatan penurunan stunting di kantor Disdikbud Kaltim mengatakan, "Dalam upaya memberikan edukasi melalui media social perlu pemahaman yang lebih mendalam tentang stunting, tidak hanya sebatas informasi pendek, karena efek jangka panjang dari stunting termasuk keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas dan berdampak pada bonus demografi di masa depan."

Oleh karena itu, sinergi yang baik antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan komunitas sangat penting dalam melaksanakan strategi ini untuk mengurangi prevalensi stunting. Dengan memanfaatkan media social sebagai saran untuk menyebarkan informasi untuk membangun kesadaran mengenai stunting tentunya memiliki tantangan tersendiri bagi para pelakunya.

Di tengah lautan informasi yang tak terbatas, risiko infoxication meningkat. Informasi tentang stunting mungkin hilang di antara konten-konten lain yang lebih menarik. Kemudian, Media sosial juga dapat menjadi tempat berkembangnya mitos dan informasi palsu.

Mengenai stunting, hal ini bisa merugikan, menyebabkan masyarakat mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tidak benar. Meskipun media sosial dapat mencapai banyak orang, masih ada kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses yang memadai.

Untuk mengatasi tantangan tersebut dibutuhkan adanya strategi komunikasi yang efektif yang dapat dilakukan di era digital seperti sekarang ini. Berikut adalah strategi komunikasi efektif di era digital yang dapat dilakukan dalam upaya membangun kesadaran masyarakat mengenai stunting.

  1. Melakukan Edukasi dengan konsep Story telling

Cerita memiliki daya tarik yang kuat di media sosial seperti menceritakan pengalaman pribadi keluarga yang menghadapi stunting. Ini membantu mengaitkan isu dengan emosi, membuatnya lebih dekat dan relevan.

  1. Kolaborasi dengan Influencers

Memanfaatkan influencer media sosial yang memiliki pengikut besar dapat menjadi cara yang efektif untuk menyampaikan pesan tentang stunting. Dengan memilih influencer yang terpercaya dan memiliki kesadaran sosial, pesan dapat mencapai audiens yang lebih luas.

  1. Membuat konten yang Interaktif

Menyediakan konten yang interaktif dan mudah dipahami dapat meningkatkan daya tarik. Video animasi, infografis yang menarik, dan kuis online dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang stunting.

  1. Menggunakan Hashtag yang relevan

Menggunakan kampanye hashtag di media sosial dapat membantu membangun momentum dan membuat isu stunting menjadi topik pembicaraan yang lebih luas. Kampanye ini dapat menggalang dukungan dan melibatkan masyarakat secara aktif.

  1. Pemanfaatan Algoritma Targeting

Menggunakan algoritma targeting media sosial untuk menargetkan kelompok masyarakat tertentu yang rentan terhadap stunting. Ini memastikan bahwa pesan disampaikan kepada mereka yang membutuhkannya secara khusus.

Melalui strategi komunikasi yang tepat, kesadaran tentang stunting dapat meningkat secara signifikan di antara masyarakat. Media sosial memiliki kekuatan untuk menggerakkan masyarakat ke tindakan. Dengan memotivasi dan memberdayakan mereka, kampanye dapat menjadi gerakan yang melibatkan banyak orang.

Media sosial juga memungkinkan para penggunanya untuk membentuk komunitas online yang peduli terhadap isu stunting. Hal ini tentunya dapat menciptakan ruang untuk berbagi informasi, dukungan, dan pengalaman.

Dalam menghadapi tantangan dan peluang media sosial dalam membangun kesadaran tentang stunting, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, LSM, influencer, dan masyarakat umum. Hanya dengan sinergi yang kuat, kita dapat menciptakan perubahan positif yang signifikan dalam mengatasi masalah gizi kronis ini. Masyarakat Indonesia memiliki potensi besar untuk membuat isu stunting bukan hanya sebagai topik perbincangan di media sosial tetapi juga sebagai gerakan bersama menuju pemecahan masalah yang nyata.

Sumber :

https://www.antaranews.com/berita/2938873/antara-media-massa-punya-peran-menurunkan-angka-stunting-di-indonesia#mobile-nav

https://diskominfo.kaltimprov.go.id/kesehatan/tpps-kaltim-bidang-perubahan-perilaku-dan-pendampingan-keluarga-menghadapi-tantangan-penurunan-stunting

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini