Perang Ukraina: Ancaman bagi Stabilitas Ekonomi Dunia Akibat Krisis Energi Global

Perang Ukraina: Ancaman bagi Stabilitas Ekonomi Dunia Akibat Krisis Energi Global
info gambar utama

Perang di Ukraina yang meletus sejak Februari 2022 adalah salah satu krisis internasional terbesar dan terparah yang dihadapi dunia saat ini. Perang ini tidak hanya dirasakan dan memberikan dampak terhadap Rusia dan Ukraina, tetapi juga menimbulkan dampak bagi dunia seperti terganggunya stabilitas ekonomi.

Pertikaian tersebut merupakan ancaman bagi stabilitas ekonomi dunia terutama dalam hal krisis energi. Sebab, Rusia merupakan salah satu penghasil dan pengekspor minyak dan gas terbesar/terbanyak di dunia. Selain itu, Ukraina merupakan salah satu negara transit utama untuk pipa gas dari Rusia ke Eropa.

Perang ini jika berjalan terus menerus akan mengganggu pasokan dan permintaan energi global. Oleh karena itu, perang ini harus segera dihentikan dan diselesaikan secara damai dan adil.

Perang di Ukraina bermula dari penyerangan Rusia ke wilayah Ukraina, terutama Krimea dan Donbass, yang didasarkan pada klaim sejarah, etnis, dan geopolitik. Rusia menganggap bahwa wilayah-wilayah tersebut adalah bagian dari Rusia atau memiliki hak untuk memisahkan diri dari Ukraina.

Penyerangan Rusia ini ditentang keras oleh Ukraina, yang menganggap bahwa wilayah-wilayah tersebut adalah bagian tak terpisahkan dari Ukraina. Ukraina ingin mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya. Ukraina juga ingin memperjuangkan demokrasi dan hak asasi manusia, yang seringkali dilanggar oleh Rusia.

Perang antara Rusia dan Ukraina merupakan ancaman terbesar bagi stabilitas, keamanan dan perlindungan dunia yang sangat pelik, terutama dalam sudut pandang ekonomi global karena Rusia memiliki cadangan pasokan minyak terbesar di dunia.

Dalam tindakan sengketa Rusia-Ukraina, dampak buruknya bagi dunia sangat besar, seperti ketidakstabilan perdagangan dunia, inflasi, darurat pangan, bahaya terhadap keamanan dunia dan khususnya gangguan pada pasokan energi global.

Pasokan energi global terganggu karena Rusia menghentikan gas alamnya ke Eropa dengan menutup aliran pipa gas utama Nord Stream-1 ke Jerman. Hal ini menyebabkan krisis energi di beberapa negara Eropa, terutama yang bergantung pada impor gas dari Rusia. Negara-negara Eropa telah mengalami pemadaman listrik, kelangkaan bahan bakar, dan penurunan produksi industri.

Permintaan energi global menurun karena sanksi dan pembatasan yang diberlakukan oleh negara-negara Barat, terutama Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Australia, terhadap Rusia. Sanksi ini mencakup larangan pengiriman melalui laut untuk ekspor minyak mentah dan hasil minyak bumi dari Rusia ke negara ketiga.

Harga dan inflasi global meningkat karena kenaikan harga minyak dan gas akibat sengketa ini. Harga minyak mentah mencapai lebih dari $110 per barel pada tahun 2022 (3/3), yang merupakan level tertinggi sejak 2014. Harga gas alam juga melonjak hingga 50% di beberapa pasar regional.

Kenaikan harga energi ini akan menimbulkan efek berlipat pada harga barang dan jasa lainnya, serta mengurangi pendapatan riil konsumen. Krisis energi ini telah menyebabkan penurunan permintaan barang dan jasa, penurunan konsumsi, dan penurunan investasi.

Menurut laporan Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), konflik di Ukraina berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi global lebih dari 1% pada tahun pertama setelah penyerangan. Selain itu OECD juga menyatakan sengketa ini dapat mengeruk harga secara global sekitar 2,5%, serta mengganggu perdagangan, pasar keuangan, dan kerjasama internasional.

Perdagangan dan integrasi ekonomi global terganggu karena krisis energi ini telah mempengaruhi aliran barang, jasa, modal, dan tenaga kerja antara negara-negara. Krisis energi ini telah menyebabkan ketidakseimbangan neraca pembayaran, perubahan nilai tukar, dan ketidakstabilan pasar keuangan. Peristiwa tersebut juga telah menimbulkan ketegangan politik dan diplomasi antara negara-negara, yang telah menghambat kerjasama dan koordinasi ekonomi regional dan global.

Pembangunan dan kesejahteraan sosial global terhambat karena krisis energi ini telah membatasi akses dan ketersediaan energi yang bersih, aman, dan terjangkau bagi masyarakat, terutama yang miskin dan rentan. Krisis energi ini telah menyebabkan penurunan kualitas hidup, peningkatan kemiskinan, dan penurunan kesehatan dan pendidikan. Krisis energi ini juga telah merusak modal manusia, fisik, dan sosial, serta mengancam lingkungan dan iklim.

Perang di Ukraina telah menelan banyak korban jiwa, baik dari pihak militer maupun masyarakat sipil. Perang ini telah menyebabkan pengungsian, penghancuran, dan krisis kemanusiaan yang besar. Perang ini juga telah mengganggu pasokan energi, meningkatkan harga minyak dan gas, memicu sanksi ekonomi, dan menurunkan kepercayaan investor. Pertikaian tersebut juga telah meningkatkan ketegangan dan ketidakpercayaan antara negara-negara yang terlibat, serta mengancam perdamaian dan keamanan dunia.

Sebab itu perang di Ukraina harus segera dihentikan dan diselesaikan secara damai dan adil. Cara terbaik untuk mencapai hal ini adalah melalui dialog dan diplomasi, bukan melalui kekerasan dan ancaman. Negara-negara yang terlibat harus menghormati hukum internasional, prinsip kedaulatan negara, dan perjanjian-perjanjian yang telah ditandatangani. Negara-negara yang terlibat juga harus mengedepankan kepentingan dan kesejahteraan rakyat, bukan kepentingan dan ambisi politik.

Untuk mencapai dialog dan diplomasi yang efektif, diperlukan peran aktif dan bermanfaat dari komunitas internasional, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE), dan negara-negara netral.

Komunitas internasional harus berperan sebagai mediator, fasilitator, pengamat, dan penjamin dalam proses negosiasi dan penyelesaian sengketa. Komunitas internasional juga harus turut serta memberikan bantuan kemanusiaan, ekonomi, dan pembangunan bagi Ukraina dan wilayah-wilayah yang terdampak.

Perang di Ukraina bukan hanya masalah regional, tetapi juga merupakan masalah global, yang membutuhkan tanggung jawab dan tindakan bersama dari semua pihak. Karena dari tindakan nyata kita bersama diharapkan sengketa ini tidak terus berlarut-larut dan menimbulkan banyak kerugian kedepannya.

Sumber:

  • https://www.kompas.com/tren/read/2021/10/04/110500365/penyebab-dan-dampak-krisis-energi-yang-melanda-eropa?page=all#page2.
  • https://www.dw.com/id/dampak-invasi-rusia-imf-revisi-proyeksi-ekonomi-global/a-61518620.
  • https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5989440/ngeri-perang-di-ukraina-ancaman-serius-buat-ekonomi-dunia.
  • https://ekonomi.bisnis.com/read/20220215/257/1500715/konflik-rusia-ukraina-surutkan-pasokan-gas-begini-dampaknya-ke-industri-domestik.
  • https://www.voaindonesia.com/a/konflik-rusia-ukraina-goncang-pasar-energi-global/6469725.html.
  • https://www.kompas.com/global/read/2023/03/28/163126770/satu-tahun-perang-rusia-ukraina-mengubah-lanskap-energi-global.
  • https://www.cnbcindonesia.com/news/20220224152440-4-318085/pemicu-perang-rusia-ukraina-begini-ceritanya.
  • https://www.cnbcindonesia.com/news/20220511181839-4-338280/rute-ditutup-gas-rusia-ke-eropa-melalui-ukraina-turun.
  • https://finance.detik.com/energi/d-5958378/deretan-perusahaan-yang-bikin-rusia-jadi-produsen-minyak-terbesar-di-dunia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini