Mengapa Peran Orang Tua Penting dalam Perilaku Seksual pada Remaja? Yuk, Kenali Hubungannya!

Mengapa Peran Orang Tua Penting dalam Perilaku Seksual pada Remaja? Yuk, Kenali Hubungannya!
info gambar utama

Remaja merupakan masa peralihan dari masa kecil menuju dewasa. Pada fase remaja, biasanya timbul ketertarikan kepada lawan jenisnya, bahkan muncul gairah untuk melakukan hubungan seksual.

Menurut Hurlock (dikutip oleh Yulianto 2020) perilaku seksual dapat dimulai dari berciuman ringan hingga berat, setelah berciuman biasanya individu melakukan hubungan intim. Data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (dikutip oleh Cheriya, 2023) di tahun 2023 mengungkapkan fakta bahwa di usia 16-17 tahun terdapat 60% terlibat dalam perilaku seksual. Selain itu data juga menyebutkan bahwa 20% remaja dengan usia 19-20 tahun, bahkan usia yang relatif muda sekitar 14-15 tahun telah melakukan aktivitas seksual.

Wah, sangat mengerikan, bukan?

Kawan GNFI tahu tidak sih, bagaimana remaja dapat melakukan perilaku seksual?

Kurangnya pengetahuan mengenai perilaku seksual dapat mengakibatkan remaja akan terjerumus kedalam penyimpangan. Karena yang kita ketahui bahwa masa remaja memasuki pada tahap adolescent sexuality, yaitu eksplorasi dan eksperimen perilaku seksual.

Hal ini dapat terjadi dikarenakan faktor teman sebaya, kurangnya keimanan, serta kurang komunikasi dengan orang tua yang nantinya akan berdampak buruk pada remaja. Namun, pada artikel ini akan difokuskan kepada hubungan orang tua dengan perilaku seksual remaja.

Komunikasi orang tua dengan anak
info gambar

Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar untuk memberikan pemahaman kepada anaknya mengenai perilaku seksual. Mereka dapat memberikan pengetahuan kepada anaknya seperti definisi perilaku seksual, kewaspadaan terhadap perilaku seksual, dampaknya, serta cara menghindari.

Ketika anak mendapat pengetahuan mengenai perilaku seksual dari orang tua, anak akan terhindar dari kehamilan diluar nikah. Jika tidak diawasi dengan baik, anak dapat melakukan perilaku seksual tanpa sepengetahuan dari orang tua. Maka dari itu anak dan orang tua harus memiliki keterhubungan yang baik. (Sievwright et al., 2023).

Orang tua juga dapat berperan untuk membantu anak dalam mengambil keputusan, bahwa risiko untuk melakukan seksual merupakan tindakan yang tidak aman. Anak sudah mulai memiliki tanggung jawab terhadap dampak sosial dan emosional dari perilaku seksual. Serta apabila orang tua dapat mendukung anak secara emosional, mereka dapat mengatasi tekanan dan tantangan terkait dengan hal perkembangan seksual.

Kawan GNFI tahu tidak, bahwa di zaman sekarang apakah orang tua sudah mendidik anaknya dengan baik atau belum mengenai perilaku seksual?

Terdapat pada sebagian kota atau daerah, peran orang tua dalam mendidik anak masih menjadi hal yang kurang diperhatikan. Dikarenakan sebagian orang tua menganggap bahwa anaknya akan memiliki pengetahuan mengenai perilaku seksual berasal dari sekolah, namun ternyata tidak (Wijaya & Mukramin, 2023).

Pada akhirnya ketika remaja belum memiliki pemahaman mengenai perilaku seksual, ia cenderung menggunakan internet untuk mencari pengetahuan tersebut (Rohmadini et al., 2020). Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa pengaruh media internet sangat tinggi pada remaja untuk melakukan perilaku seksual.

Dalam dunia nyata terdapat beberapa kasus yang menunjukkan adanya perilaku seksual yang terjadi pada remaja. Salah satunya kasus yang pernah terjadi di Denpasar menyatakan terdapat 57 siswa dan sembilan siswi, pernah melakukan hubungan seksual pada tahun sekitar 2018 hingga 2021. Penyebabnya dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai perilaku seksual pada remaja yang dimana tidak ada pengawasan dan pendidikan dari orang tua (Putra, 2023).

Wah, ternyata dari kejadian tersebut masih banyak ya, orang tua belum memberi pemahaman bagi anaknya, sehingga masih banyak anak yang terjerumus pada perilaku seksual. Lalu, bagaimana sih, caranya orang tua mendekatkan dengan anak?

Jadi, ada beberapa cara bagaimana orang tua dapat memberitahukan kepada anak mengenai perilaku seks yaitu orang tua tentunya perlu memiliki pemahaman tentang seks secara meluas agar informasi yang disampaikan jelas dan dapat dimengerti oleh anak. Kemudian, perlu adanya komunikasi yang baik untuk berdiskusi mengenai perilaku seksual. Caranya adalah orang tua menanyakan apakah mereka sudah mulai menyukai seseorang.

Maka, dapat disimpulkan masa remaja merupakan masa dimana seorang remaja memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, terutama dalam perilaku seksual. Perlu ditekankan kembali bahwa pengawasan dari orang tua dapat menghindari remaja untuk melakukan perilaku seksual.

Orang tua juga perlu untuk mendidik anaknya agar peristiwa yang tidak diinginkan, tidak terjadi pada anaknya. Sehingga tingkatkan pemahaman orang tua serta anak tentang perilaku seksual.

Referensi:

  • Cheriya, F. (2023, August 5). Miris! data BKKBN 2023 mengungkap mayoritas remaja sekarang berhubungan seks di usia 16-17 tahun. Wow Babel.Com.
  • Putra, C. Y. M. (2023, August 28). Pendidikan kesehatan reproduksi tak banyak pengaruhi perilaku seksual remaja. Kompas.
  • Rohmadini, A. F., Setia, M. E. T., Khansa, N., & Yulianto, A. (2020). Perbedaan perilaku seksual pranikah antara remaja pengguna internet tinggi dan remaja pengguna internet rendah di Tangerang Selatan. Prosiding E-Conference Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara 2020, 593–599.
  • Sievwright, K. M., Moreau, C., Li, M., Ramaiya, A., Gayles, J., & Blum, R. Wm. (2023). Adolescent parent relationships and communication: consequences for pregnancy knowledge and family planning service awareness. Journal of Adolescent Health, 73(1), S43–S54. https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2022.09.034
  • Wijaya, A. I., & Mukramin, S. (2023). Peran orang tua dalam mencegah pergaulan bebas dikalangan pelajar. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(3), 2–14.
  • Yulianto, A. (2020). Pengujian psikometri skala guttman untuk mengukur perilaku seksual pada remaja berpacaran. Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii, 18(1), 38–48.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini