Kisah Lubuk Emas Menjadi Pengingat Bahwa Cinta Beda Kasta Memang Tak Bisa

Kisah Lubuk Emas Menjadi Pengingat Bahwa Cinta Beda Kasta Memang Tak Bisa
info gambar utama

Setiap legenda sering kali menyimpan kisah sedih di baliknya, tidak jarang juga bertemakan kisah-kisah percintaan. Sama halnya dengan cerita di balik pemberian nama “Lubuk Emas” pada suatu lubuk yang terdapat di sungai Asahan, Nias.

Terkisah, ada seorang gadis berparas rupawan bernama Sri Pandan. Ia merupakan putri dari seorang raja yang bernama Simangolong yang memimpin kerajaan di daerah Teluk Dalam. Meski kedudukannya sebagai anak raja, tidak lantas membuat Sri Pandan mengandalkan kecantikannya saja. Ia juga terampil pada pekerjaan menganyam, menenun, serta menumbuk padi.

Gelar yang disandangnya dipadukan dengan kecantikan, hal itu membuatnya terkenal tidak hanya di kalangan rakyat, tapi juga di negeri lain. Dan seolah menjadi keharusan bagi setiap kerajaan, Raja Simangolong mengharapkan Sri Pandan agar mau menikah dengan pemuda dari kerajan lain. Sehingga hubungan erat kerajaan tetap terjaga.

Suatu waktu, utusan dari kerajaan Aceh datang dengan niat mempersunting Sri Pandan. Sang Raja yang berharap anaknya agar segera menikah pun senang mendengarnya. Terlebih putrinya akan dijadikan sebagai permaisuri di kerajaan Aceh.

Pertamina Borong Proyek Kerja Sama dengan Perusahaan Jepang di AZEC

Dengan perasaan membuncah bahagia, Raja Simangolong sesegera mungkin mendatangi anaknya untuk membagi kabar yang menurutnya menyenangkan. Karena beliau memang sudah menerima lamarannya. Kehadirannya di hadapan sang putri benar-benar hanya menyampaikan informasi.

Kabar yang didengar tentu saja membuat Sri Pandan terkejut. Ia kebingungan, serta merasa dikhianati karena tidak tahu apa yang sudah disembunyikan ayahnya padanya. Namun, yang bisa dilakukan Sri Pandan hanya menunduk, tanda tidak setuju dan perlahan air matanya mengalir. Kini, kebingungan beralih pada sang raja.

Desakan untuk berbicara membuat air mata Sri Pandan kian deras. Akhirnya, setelah berhasil menguasai diri, ia pun mengungkap rahasia yang selama ini disimpannya seorang diri. Ternyata Sri Pandan telah memiliki seorang kekasih dan berhasil mengikat janji. Pemuda yang menyita hati Sri Pandan itu bernama Hobatan, yang ternyata merupakan hulubalang setia dari sang raja.

Raja Simangolong tidak terkesan, tanpa memikirkan perasaan putrinya, ia membuat perintah untuk memutuskan hubungan yang terjalin dan menerima lamaran putra mahkota Kerajaan Aceh. Bahkan, raja mengancam akan mengusur Hobatan dari istana mereka jika Sri Pandan tidak menurut.

Fakta yang diterima Sri Pandan membuatnya sangat hancur, tapi di sisi lain ia juga tidak berdaya. Ia berencana kabur dari istana di keesokan hari, mengajak Hobatan ikut serta. Namun, kesetiaan Hobatan pada raja dan negeri tidak menumbuhkan nyali dalam diri untuk mengedepankan cintanya pada sang pujaan hati. Ditambah lagi, Hobatan justru memohon pada Sri Pandan untuk bersedia menikah dengan putra mahkota raja Aceh.

Menerima penolakan dari kekasihnya membuat Sri Pandan diliputi kekecewaan yang sangat besar. Ia benar-benar merasa sakit hati. Di hari yang sama, ia pun mengemasi semua barangnya sendiri, begitu juga perhiasannya. Tujuannya adalah suatu lubuk tidak jauh dari dari istana.

Merananya Warga Desa Kualat Selat yang Kampung Halamannya Terancam Tenggelam

Semua barang dan perhiasan yang dibawanya itu dilemparkan ke dalam lubuk tersebut. Tidak disangka, setelahnya malah giliran Sri Pandan yang melompat ke sana. Sementara itu, Raja Simangolong panik saat tidak menemukan anaknya di seluruh penjuru istana. Segera dipanggilnya Hobatan, kemudian mengalirlah cerita yang diketahui Hobatan di hadapan sang raja.

Sebagai seorang ayah, Raja Simangolong sangat menyesal, ia kehilangan anaknya karena ulah dirinya sendiri. Ia juga sempat mengerahkan para prajuritnya untuk mencari Sri Pandan di lubuk Sungai Asahan itu, tapi setelah berjam-jam mencari tidak ketemu juga. Artinya, memang sudah tidak ada harapan lagi. Situasi yang dilalui Sri Pandan di lubuk itu berujung pemberian nama menjadi “Lubuk Emas”. Hal itu karena Sri Pandan terjun bersama perhiasan emas yang dibawanya.

Referensi:

https://www.mendongeng.com/2020/05/legenda-lubuk-emas.html

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini