Pertamina Borong Proyek Kerja Sama dengan Perusahaan Jepang di AZEC

Pertamina Borong Proyek Kerja Sama dengan Perusahaan Jepang di AZEC
info gambar utama

Indonesia tidak absen dalam dua agenda besar yang diselenggarakan Jepang. Agenda tersebut berupa KTT Perayaan 50 Tahun ASEAN-Jepang dan KTT KTT AZEC (Asia Zero Emission Community).

Melalui dua acara besar tersebut, Presiden RI, Joko Widodo akan membahas kerja sama antara Indonesia dan Jepang di berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, infrastruktur, transisi energi, ketahanan pangan, mineral krisis, hingga maritim.

“KTT ini akan membahas penguatan kemitraan ASEAN-Jepang yang berorientasi masa depan antara lain melalui ekonomi hijau, percepatan transformasi digital, dan juga implementasi dari ASEAN Outlook on Indo-Pacific,” jelas Presiden.

Salah satu pembahasan yang krusial dalam pertemuan tersebut berkenaan dengan komitmen transisi energi berbagai negara untuk mencapai nol emisi karbon. Negara-negara tersebut, terutama di wilayah Asia, secara khusus tergabung dalam Masyarakat Asia Nol Emisi (AZEC).

KTT Asia Zero Emission Community atau Masyarakat Asia Nol Emisi (AZEC) yang dilaksanakan di Jepang, menghasilkan 69 kerja sama di bidang transisi energi. Dari angka tersebut, 24 kerja sama di antaranya berasal dari Indonesia.

PT Pertamina (Persero) setidaknya telah meneken tiga Nota Kesepahaman dengan berbagai perusahaan Jepang yang berfokus pada penerapan transisi energi di Indonesia. Hal ini merupakan bentuk komitmen Pertamina untuk menjadi perusahaan energi yang terdepan dalam menerapkan transisi energi endah emisi.

Jepang Dukung Komitmen RI untuk Atasi Krisis Kemanusiaan di Palestina

Pengembangan LNG, Bahan Bakar Rendah Karbon

Salah satu Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani Indonesia melalui PT Pertamina adalah pengembangan infrastruktur liquefied natural gas (LNG) dan bahan bakar rendah karbon. LNG merupakan gas alam yang diklaim lebih banyak manfaat dan ramah lingkungan dibandingkan dengan minyak bumi, gas lain, atau batu bara penghasil listrik.

"Kami melihat gas dan LNG sebagai sumber energi transisi penting, mengantisipasi kemajuan signifikan dalam proyek gas utama di Indonesia. Selain itu, upaya kolaboratif kami akan diperluas ke Low Carbon Fuel, melalui pengembangan proyek Green Hydrogen/Ammonia, yang bertujuan untuk memfasilitasi produsen listrik dalam upaya dekarbonisasi melalui substitusi bahan bakar," kata Salyadi Saputra, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina dalam keterangan tertulis, Minggu (17/12/2023).

Untuk memaksimalkan potensi produksi LNG di Indonesia, Pertamina menggandeng JERA Co., Inc. untuk menjalin kolaborasi yang mencakup berbagai sektor. Sektor-sektor tersebut mencakup transportasi LNG dan hidrogen/amonia, serta Operation & Maintenance (O&M) terminal penerimaan LNG; pembangunan kapasitas melalui benchmarking; pelatihan; dan/atau pertukaran untuk meningkatkan efisiensi operasional penanganan LNG.

Steven Winn, Senior Managing Executive Officer and Chief of Global Strategist JERA mengatakan, pihaknya memahami bahwa gas dan LNG menjadi kunci dalam proses dekarbonisasi di Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya akan berkomitmen penuh dalam menyediakan solusi untuk isu energi di Indonesia.

Pertamina dan JERA akan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah jangka menengah hingga panjang terkait dekarbonisasi energi melalui kolaborasi pada rantai nilai LNG dan hidrogen/amonia di Indonesia. Sebelumnya, JERA juga turut membantu transisi energi di Indonesia dengan melakukan penelitian dan penyusunan roadmap dekarbonisasi untuk sektor listrik.

Dengan Mini LNG ini, Bali Hemat Biaya Listrik 4 Milliar Sehari

Kerja Sama Proyek Kontrol Emisi Metana di Indonesia

PT Pertamina (Persero) berhasil meneken Nota Kesepemahaman (MoU) bersama dengan Perusahaan asal Jepang, Japan Organization for Metals and Energy Security (JOGMEC). Nota Kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Usaha Baru Pertamina, A. Salyadi Saputra dan Wakil Presiden Eksekutif Unit Bisnis Energi JOGMEC, Asawa Satoshi.

Penandatanganan tersebut menandakan kedua negara resmi terikat perjanjian kerja sama.

Kolaborasi kedua perusahaan ini berfokus pada penerapan pembangunan berkelanjutan melalui pengukuran emisi gas metana yang dihasilkan dalam produksi gas alam di Indonesia. Keduanya akan merumuskan proyek manajemen emisi metana yang dapat mengukur tingkat emisi metana dan menghitung intensitas karbon (CI).

Salyadi mengungkapkan, kolaborasi dalam penanganan metana sangat penting mengingat potensi pemanasan global yang dihasilkan mencapai 28 kali lipat dibandingkan CO2.

“Kita perlu mengukur dan menaksir emisi metana dengan akurat untuk memajukan manajemen emisi metana kita. Di Pertamina, kami memiliki ambisi kuat untuk bisa sejalan dengan praktik manajemen metana global, dan untuk mencapai titik tersebut, kami membutuhkan dukungan termasuk dari JOGMEC,” ujarnya.

Proyek tersebut nantinya akan diprioritaskan pengimplementasiannya di area hulu Pertamina, yakni Donggi Mantiok dan Joint Operating Body Tomori (JOB Tomori) di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia.

RI Pamerkan Upaya Tekan Emisi Gas Rumah Kaca di COP28 Dubai

Pendanaan Asuransi Perdagangan

Tidak dapat dipungkiri, implementasi transisi energi untuk mencapai nol emisi karbon membutuhkan teknologi dan biaya yang cukup besar. Indonesia perlu melakukan riset, perbaruan, dan pelatihan agar program Net-Zero Emission (NZE) dapat diterapkan secara optimal.

Untuk itu, PT Pertamina menggandeng perusahaan Jepang, Nippon Export and Investment Insurance (NEXI) untuk dapat mengeksplorasi lebih dalam potensi pemanfaatan asuransi NEXI dalam proyek terkait transisi energi

Kerja sama kedua perusahaan tersebut ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Emma Sri Martini, Direktur Keuangan Pertamina, dan Kazuki Hondo, di NEXI.

Secara lebih rinci, kerja sama kedua perusahaan ini bertujuan untuk membentuk kerangka kerja antara Pertamina dan NEXI yang mendukung perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Jepang. Selain itu, NEXI diharapkan dapat memfasilitasi transisi energi serta memperkuat kerjasama dalam memenuhi kebutuhan pendanaan Pertamina.

"Upaya (transisi energi) ini menghadapi tantangan seperti teknologi, kemampuan, dan pendanaan. Kemitraan dengan NEXI diharapkan dapat mengatasi kendala pendanaan tersebut. Kolaborasi ini bertujuan untuk menjadi upaya bersama, mendorong kemajuan nyata menuju terwujudnya transisi energi yang berkelanjutan," jelas Emma.

Lebih lanjut, Emma mengungkapkan, kerja sama ini diharapkan mampu mengatasi kendala pendanaan serta secara langsung mendukung target pemerintah Indonesia mencapai Net-Zero Emission (NZE) di tahun 2060 mendatang.

Kantongi Kontrak Rp746 M, Kapal Pertamina Kini Berlayar di 26 Rute Internasional

Referensi:

  • https://setkab.go.id/bertolak-ke-jepang-presiden-jokowi-akan-hadiri-ktt-perayaan-50-tahun-asean-jepang/
  • https://finance.detik.com/energi/d-7094965/pertamina-gandeng-perusahaan-jepang-kembangkan-ekosistem-lng
    https://www.kabarbumn.com/rilis-bumn/113611075/pertamina-jalin-kerja-sama-dengan-perusahaan-jepang-jogmec-terkait-pengukuran-dan-penaksiran-emisi-metana-untuk-percepat-transisi-energi?page=2
  • https://www.kabarbumn.com/rilis-bumn/113603673/gandeng-perusahaan-asal-jepang-pertamina-percepat-inisiatif-transisi-energi-melalui-asuransi-perdagangan-dan-fasilitas-kredit?page=2

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini